ilham

48 21 27
                                    

hari ini libur kuliah, selagi waktu sedang luang, aku keluar mencari tanaman yang di tugaskan pak Seno. dengan mengendarai sepeda, aku pergi ke pasar untuk mencari tanaman itu, namun aku belum berfikir akan membeli apa. Sembari memperhatikan sekitar dan melihat lihat pedagang aku terpaku pada salah satu anak laki laki yang memegang beberapa tanaman di tangannya, karena penasaran apa yang di jual anak itu akhirnya aku mendekati dia.

"dek dek" ucap ku pada anak itu

anak itu menoleh kearah ku dan tersenyum.

"ini dijual kah ?" tanyaku padanya

anak ini hanya mengangguk dan tersenyum padaku.

"ini tanaman apa dek ?" aku menunjuk pada salah satu tanaman itu

anak itu mengeluarkan sebuah buku kecil dan pensil dari saku celananya dan menuliskan sesuatu lalu di tunjukannya padaku.

"bunga ?" ucapku pada anak ini

ia mengangguk kembali dan menulis kembali.

"maaf saya bisu" tulisan yang dia tulis di buku itu

aku langsung mengerti, dan mengajak nya pindah tempat untuk mengorol.

"yasudah kita pindah kesebelah sana ya."

kita mengobrol di depan toko yang sudah tutup dan sepi, aku menanyakan tentang barang yang dia jual.

aku meminjam buku dan pensilnya dan menulis pula untuknya.

"saya boleh tanya tanya soal tanaman ini ? dan apa kamu bisa menjelaskan pada saya kegunaan dan manfaat bunga ini?" tulisanku dan aku berikan padanya

aku menunjuk pada saalah satu tanaman berwarna merah 

anak ini langsung menulis dan menjelaskan soal tanaman itu padaku.

anak ini langsung menulis dan menjelaskan soal tanaman itu padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ia merobek kertasnya dan memberikannya padaku. aku langsung tertarik dan ingin membelinya.

"saya beli satu bunga mawar ini ya dek." ucapku pelan sembari memberi isyarat ingin membelinya

anak ini memberikan harga 5000 pada bunga itu, aku membayarnya dengan harga yang sama.

"kertas ini saya bawa ya, oia nama kamu siapa ?"

ia menulis lagi dan menuliskan namanya di atas buku kecilnya.

"Ilham" tulisnya

"terima kasih ya Ilham." aku pergi meninggalkannya.

aku telah sampai di rumah, di kamar aku langsung mengambil buku jurnal dan lem. Aku menempelkan kertas kecil itu pada buku jurnalku dan menyimpannya di laci bersama bunga mawar tadi.

matahari sudah terbenam, malam sudah tiba, saat aku sedang membersihkan badanku di kamar mandi, dari bawah suara teriakan ibu terdengar memanggilku namun aga samar karena terhalang suara keran air.

"HAM.. INI ADA ADIT" teriak ibu dari ruangan tengah di bawah

"ha ? ibu manggil aku kah ?" tanya ku sendiri dalam kamar mandi sembari mematikan air keran

"HAM.." teriak ibu lagi

"IYA BU SEBENTAR EIHAM SEDANG MANDI" balasku dengan berteriak pula dari kamar mandi

"owh lagi mandi Eihamnya dit, Adit tunggu aja disini, ibu ambilkan minum ya." ucap ibu pada Adit

"oia bu terima kasih, maaf merepotkan." di akhiri dengan senyuman

ibu meletakkan 2 cangkir teh di meja untuk aku dan Adit. Aku menuruni anak tangga untuk menemui Adit di bawah sembari menggosok kepalaku yang basah dengan handuk.

"maaf ya dit lama nunggu."

"gapapa ham santai aja, oia ini tadi ibu mu membuat teh untuk kita."

aku mendudukan diri di kursi dan mengambil secangkir teh lalu ku minum.

"ham aku menginap di rumahmu ya." kata Adit padaku

"boleh, bawa baju kan ?" aku meminum teh lagi

"bawa ada di tas."

aku dan Adit sudah berada di kamarku. Adit menyiapkan baju dan bersiap untuk mengganti pakaiannya, dan aku membereskan ranjang untuk tidur.

"kenapa ? orang tuamu berantem lagi kah ?" tanya ku pada Adit

Adit hanya mengangguk kecil dan aku seperti sudah tau saja apa yang terjadi pada Adit, biasanya jika Adit minta menginap di rumahku pasti ada sesuatu pada orang tuanya di rumah. keluarga Adit memang tidak terlalu akrab denganku, bahkan dengan Adit pun mereka seperti saling asing dan tidak mengenali satu sama lainnya. Orang tua Adit sering sekali bertengkar, padahal Adit masih bisa di bilang orang berada, tapi memang kita tidak ada yang tau kebahagiaan orang di takdirkan kapan.

Tapi tidak selalu Adit menginap itu jika ada masalah keluarga sih, ya terkadang dia juga hanya ingin main di rumahku.

Adit sudah keluar dari kamar mandi, ia langsung mendudukan dirinya di atas ranjang di sebelahku.

"ngomong ngomong kamu sudah dapat tumbuhan kah ?." tanya Adit padaku

"ah iya, sini" aku berjalan ke arah meja dan memanggil Adit untuk mengikutiku

aku duduk di kursi dan Adit hanya berdiri saja di sebelahku, aku mengeluarkan buku dan bunga mawar yang ku simpan di dalam laci tadi siang, ku simpan di atas meja dan langsung membuka buku jurnal. Aku perlihatkan bunga mawar dan buku jurnal pada Adit.

"nah liat, aku sudah punya tanamannya."

Aldi memukul kepalaku dari belakang.

puk !

"aduy !" ucap ku

"sialan kamu beli ini gak ngajak ngajak ya."

"ya maap, tadi aku langsung pergi habis beli gak kepikiran buat beliin kamu, soalnya aku beli ini tadi di anak yang ga bisa ngomong dit, perjuangan banget beli ini, kasian ade nya juga."

"ah kamu ga setia kawan, memang anak itu kenapa ?." 

aku memberikan kertas tulisan Ilham pada Adit.

"nih liat, ini tulisan dia, namanya ilham, dia bisu, dia juga cuman ngasih aku ini, aku ketemu dia di pasar."

"yasudah kamu antar aku ketemu si ilham ilham ini ya, aku juga mau beli."

"yahhh dit, aku ga tau rumah dia dimana, aku gak sempet nanya."

"ahh, yasudah besok kita ke pasar aja siapa tau ketemu lagi sama dia."


𝙝𝙖𝙞 𝙩𝙪𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙣𝙤𝙣𝙖, 𝙩𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧 𝙙𝙞 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞, 𝙨𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙙𝙞 𝙩𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙙𝙞 𝙢𝙖𝙩𝙖, 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙞𝙠𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙪𝙖𝙣 𝙣𝙤𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣, 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙩𝙪𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙣𝙤𝙣𝙖 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙩𝙞 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙢𝙖𝙩𝙞 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙢𝙖𝙩 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙘𝙞𝙠𝙪𝙧 𝙗𝙪𝙖𝙩, 𝙗𝙖𝙞𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙣𝙟𝙪𝙩𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙟𝙖𝙡𝙖𝙣𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙢𝙞𝙠𝙞𝙧 𝙪𝙡𝙪𝙣𝙜.

Enigma puspa manahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang