Anthopile

83 29 61
                                        

Hari ini sepertinya aku akan menjenguk Adit lagi, ini sudah hari ke lima dia di rawat, apakah dia sudah pulih dan bangun tidak ya ?, aku ingin menjenguknya tapi aku takut ada orang tuanya Adit disana.

tak apalah aku beranikan diri saja toh niat ku juga tidak jahat, lagi pula dia teman ku, mana mungkin aku melakukan tindakan jahat padanya, aku pun tidak salah.

"tapi sepertinya aku harus membeli bunga untuknya dan makanan, baiklah aku akan ke toko bunga dan membeli buah buahan untuk si Adit."

aku pergi menuju toko bunga untuk membeli bouket bunga segar untuk Adit.

aku masuk membuka pintu toko yang membuat lonceng di pintunya berbunyi.

cringg !

"permisi mba, saya mau tanya bunga yang cocok untuk menjenguk orang sakit, kita kira bunga apa ya mba ?." tanya ku pada kasir toko bunga itu

"sebetulnya tidak ada patokan jenis bunganya untuk menjenguk orang sakit ka, bebas untuk bunganya, tapi jika kaka mau saya tawari dengan bunga yang warna putih saja, cocok dengan suasananya putih, suci. Mungkin bunga tulip ini bisa ka, atau bunga mawar putih ini ? terserah kakanya saja." ucap kasir itu dengan ramah

"ah yang mana saja ka, ini untuk teman saya hehe."

tidak lama suara bel pintu toko berbunyi lagi, menandakan pelanggan toko baru telah datang.

"saya kembali ke kasir ya ka, kalau sudah di pikirkan dan sudah di putuskan mau pilih bunga apa boleh ke kasir ya ka." ucap kasir itu dengan ramah sembari kembali ke kasir nya

"oia ka, terima kasih ka."

saat aku sedang kebingungan memilih bunga apa yang harus aku beri pada Adit, tanpa sengaja aku menyenggol salah satu pelanggan lain.

"eh maaf ka, saya tidak lihat." aku menoleh pada pelanggan itu

saat aku lihat wajahnya ternyata itu Minara, tidak ku sangka ini kesekian kalinya aku bertemu wanita biola ini, mengapa dunia ini sangat sempit, aku seperti hampir sering sekali bertemu dengan dia.

"eh iya gapapa, eh ? Eiham ?." ucap Minara

"eh Minara ? ngapain ? beli bunga juga ?" tanya ku

"iya aku beli bunga juga" ucap Minara di akhiri dengan senyuman

"aduh mati aku dia senyumnya manis sekali." ucap ku dalam hati

"emm ? hallo ?" sambil melambai lambaikan tangan Minara pada wajahku

"eh iya, emm iya aku juga sama, tapi aku bingung mau beli bunga apa."

"memangnya bunga untuk apa Eiham ?"

"ini untuk temanku, aku mau menjenguk temanku, niatnya sih mau sambil bawa bouquet bunga, kali kali kan dia aku kasih bunga hehe. kamu ? untuk ?." tanya ku

"emmm, baiklah, tidak aku langganan di toko ini, aku selalu membeli bunga disini, ya.. untuk tanaman di rumah ku saja."

"aa... baiklahh.. kau suka berternak ya."

"berkebun" jawabnya sambil tertawa kecil

"ah iya berkebun hehe" ujar ku sambil tersipu malu

"kalau begitu bisa aku bantu kamu untuk mencari tujuan bunga yang kamu maksud Eiham ?." tawar Minara padaku

"em ? b-boleh.." ucap ku langsung tersenyum

aku merasa malu dan gugup, dia tingginya pas dengan ku, dia imut dan manis, dari belakang pun dia sangat cantik, bisa bisa aku mati berdiri disini.

"wah dia sangat cantik, dari belakang pun dia sangat cantik, suaranya juga lembut, aku bodoh sekali tidak tau caranya mendekati wanita, apa aku langsung peluk cium saja ya ? hoho hush apa aku ini." ucap ku dalam hati

Enigma puspa manahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang