بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Lo tahu apa yang lebih susah daripada taklukin cowok kutub kayak lo? Nafalin surah Al-Kafirun."
Anjani Dewi 🪐
Lagunya puter aja, bayangin Putra yang nyanyi, wkwk!
Part panjang, pelan-pelan saja.
Bosan. Satu kata yang dirasakan sosok perempuan yang kini hanya rebahan di ranjang. Matanya menatap langit-langit, sedangkan pikirannya melayang kemana-mana.
Anjani Dewi, perempuan itu mengambil ponsel yang tergeletak di nakas. Badannya kembali tengkurap, dan sebuah video dari ponsel itu berputar.
Drama Korea yang sempat tertunda tadi, dia lanjutkan dengan rasa bosan yang terus menghantuinya. Ditinggal di rumah sendiri, hanya ditemani oleh ponsel yang bahkan mudah sekali bosan ketika menyentuhnya.
"Gak selera banget gue nonton, gak biasanya," gumam Anjani mematikan drama Korea yang dia putar.
Perempuan itu duduk, melihat jam yang menunjukkan pukul 4 sore. Aila mengatakan dia akan pulang malam, sedangkan Bu Sabrina akan pulang sebelum magrib, dan Putra tidak mungkin dia pulang jika hanya ada Anjani di rumah.
Tiba-tiba mata Anjani berbinar, dia menemukan ide untuk tidak bosan. Segera perempuan itu menyambar jaket kulitnya, rok hitam panjang dan hijab yang senada. Tidak ada polesan bedak ataupun lipstik, karena Anjani tidak terlalu suka hal berbau make up sejak dulu.
Setelah memakai tas selempang, Anjani keluar kamar dan membuka pintu rumah dan menguncinya dari luar. Dia memakai sepatu dan berjalan di gang untuk menuju jalan raya di depan.
"La, gue gak lama kok. Paling 2 jam lah, sampe magrib. Bosen di rumah mulu," gumam Anjani seakan meminta izin pada Aila.
Setelah mendapatkan taksi, perempuan itu mengatakan alamat yang sedang dituju nya. Entah perasaan apa itu, tiba-tiba saja jantungnya berdebar.
"Ish, norak banget nih jantung. Belum apa-apa aja udah jedag jedug, apalagi entar. Diem, please gue tremor nih," ucap Anjani dalam batinnya.
Lengannya menyentuh dada, lalu dia mengatur nafas supaya debaran itu berkurang. Tak berselang lama, akhirnya dia sampai di tempat yang dituju.
Setelah keluar dari taksi, Anjani menatap ke arah bangunan di depannya. Cafe. Dimana dulu dia sering habiskan waktu untuk duduk, dan mencoba melupakan banyak hal yang menyedihkan dalam hidupnya.
"Anjani?" seseorang dibelakang memanggilnya dengan ragu-ragu.
Anjani membalikan badan. "Eh Lang, baru nyampe? Biasanya juga udah nangkring di cafe, kok bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Ranah Cinta | Spin Off ANC
Teen FictionSpiritual | Romance [BUKAN CERITA POLIGAMI!] Ini tentang mereka yang saling memiliki perasaan. Serta tentang fakta kehidupan yang disembunyikan diam-diam. Anjani, anak tunggal pengusaha terbesar di Bandung yang di tuntut untuk menjadi sempurna. Me...