12|Sebuah Perasaan Yang Ternyata Ujian🪐

6.7K 697 27
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Gue gak punya apapun di dunia ini selain nyawa dan iman. Gue gak punya siapapun di dunia ini selain Allah. Dan gue gak punya idola paling gue cintai selain Muhammad."

Anjani Dewi🪐

Di hari minggu itu, kedua perempuan duduk bersebelahan di ruang tamu rumah sederhana dengan cara lesehan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari minggu itu, kedua perempuan duduk bersebelahan di ruang tamu rumah sederhana dengan cara lesehan. Keduanya tengah menikmati es krim potong yang di jual tukang warung eceran tak jauh dari rumah Aila.

"Kamu yakin mau pulang An? Kenapa tidak di sini saja?" tanya Aila menatap sekilas ke arah Anjani.

Anjani terdiam beberapa saat. "Gue mau pulang. La, sejahat apapun Papi gue, tapi dia tetep orang tua yang gue punya saat ini. Lagian, gue gak mau numpang terus di rumah lo."

"Kenapa gak mau?"

"Gue takut makin suka sama adek lo," jawab Anjani dalam hatinya. "Ya menurut lo aja? Gue gak mau nyusahin lo sama Bu Sabrina terus. Apalagi di rumah lo ini ada cowok yang bukan mahram gue."

Jawaban terakhir dari Anjani begitu masuk akal bagi Aila. Tidak baik tinggal dengan laki-laki yang bukan mahram, meskipun dia tidak sendirian.

"La, kata lo Islam itu perubahan kan?" tanya Anjani mendapatkan anggukan dari Aila.

"Semua orang mungkin menolak Islam, tetapi tidak ada yang akan menolak perubahan. Gue mau buktiin sama semua orang La, gue milih hijrah, milih lebih mengenal Tuhan gue, dan gue milih buat jadi muslimah yang baik bukan sesuatu yang merugikan. Semua orang boleh hina gue, tapi enggak dengan agama gue. Itu yang mau gue pertahin La."

Aila tersenyum. "Aku berdoa semoga hati kamu tetap teguh dengan niat baik itu An."

"Dibalik betapa gak berperasaan nya Papi dia tetap satu-satunya keluarga gue La. Gue gak punya siapapun lagi, Mami udah buang gue gitu aja. Kalau aja dia ada, mungkin gue gak harus nanggung pukulan dan makian itu." Anjani terkekeh, tetapi matanya berkaca-kaca.

"Karena itu... Karena ada manusia yang tega ninggalin gue, makanya gue milih buat percaya sama Allah yang gak akan pernah meninggalkan hambanya. Gue mau jadi umat yang beruntung karena merindukan manusia paling mulia, Muhammad. Meskipun gue belum pernah melihat dan hidup bersamanya."

Aila mengusap sudut matanya yang berair. "Kamu tahu? Mungkin ilmu kamu masih kurang, dan baru memulai buat belajar. Tapi, kepercayaan dalam hati kamu itu jauh lebih besar daripada aku An. Kamu percaya bahwa Allah tidak akan meninggalkan hambanya, sedangkan aku yang sudah tahu pernah meragukan hal itu."

Es potong yang berada di tangan Anjani mulai mencair, segera saja perempuan itu kembali memakannya.

Sambil menatap ke atas, Anjani kembali berujar. "Gue gak punya apapun di dunia ini selain nyawa dan iman. Gue gak punya siapapun di dunia ini selain Allah. Dan gue gak punya idola paling gue cintai selain Muhammad."

3 Ranah Cinta | Spin Off ANCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang