بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Kata-kata yang di ucapkan saat terlambat sudah tidak ada artinya lagi."
Anjani Dewi 🪐
4000 kata, slowly oke?
Seusai tilawah Al-Qur'an ba'da magrib, Anjani segera melipat mukenanya untuk bersiap ikut sholat tarawih di masjid komplek rumahnya.
"Ustadz yang kemaren belom beresin cerita soal nabi Sulaiman. Asli, penasaran banget gue," gumamnya menggunakan hijab dan keluar kamar.
Di ruang tamu, dia bertemu bi Jumi yang tengah beres-beres.
"Bi, gak ikut terawihan?"
Bi Jumi menoleh. "Lagi halangan Non."
"Ohh oke. Kalau gitu An terawihan dulu. Kalau Papi pulang nanyain, bilang aja ya Bi."
"Siap Non."
Setelah mengucap salam, Anjani segera keluar rumah. Ketika keluar dari gerbang, ternyata ada 3 ibu-ibu yang juga hendak sholat tarawih.
"Eh neng geulis, mau tarawihan juga nya?"
Anjani terkekeh. "Muhun. Boleh bareng gak Bu? Soalnya saya gak punya gandengan."
Kali ini ketiga ibu-ibu itu yang terkekeh.
"Si eneng. Hayu atuh neng, mudah-mudahan nanti di masjid ketemu sama gandengannya."
Gurauan itu membuat Anjani terkekeh kembali. "Enggak ah Bu, saya udah ada incaran. Doain ya Bu supaya bisa saya gandeng, soalnya dia kayak kulkas Bu, dingin pisan."
Sepanjang perjalanan menuju masjid, Anjani bersama ketiga ibu-ibu itu saling bertukar gurauan.
Sampai adzan Isya berkumandang, Anjani baru hendak masuk kedalam masjid.
"Buka dulu atuh neng kaus kakinya, itu lantainya basah. Nanti ikutan basah atuh."
Langkah Anjani terhenti, dia tersenyum kepada seorang ibu yang menegurnya dari belakang.
Dengan kekehan kecil, Anjani melangkah masuk. "Gakpapa Bu basah, nanti juga bisa di jemur lagi. Daripada saya buka, masih banyak laki-laki yang berlalu lalang. Takutnya terlihat, soalnya kata adek temen saya kaki itu aurat Bu."
Ibu yang tadi menegur Anjani tertegun, lalu dia tersenyum. "Aduh, ibu malu neng baru tahu sekarang."
Dengan sedikit tak enak hati, Anjani hanya membalas dengan senyuman. Dia segera masuk ke dalam masjid dan menggelar sajadahnya di saf perempuan.
Jumlah rakaat dalam sholat tarawih ada yang berbeda. Ada yang hanya 8 rakaat ditambah 3 witir, ada juga yang 20 rakaat juga ditambah 3 witir.
Mau yang 11 rakaat ataupun 23 rakaat, tidak ada yang salah. Karena yang salah itu yang tidak ikut sholat padahal mampu, ataupun yang memang sengaja meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Ranah Cinta | Spin Off ANC
Ficção AdolescenteSpiritual | Romance [BUKAN CERITA POLIGAMI!] Ini tentang mereka yang saling memiliki perasaan. Serta tentang fakta kehidupan yang disembunyikan diam-diam. Anjani, anak tunggal pengusaha terbesar di Bandung yang di tuntut untuk menjadi sempurna. Me...