Chapter 01

651 36 0
                                        

Happy Reading!

•••

"Kok gue laper ya, kita ke kafe seberang yuk?" ajak seorang pemuda -- Chandra Haikal Dirgantara kepada kakak juga kembarannya-- Ethana Julian Dirgantara yang saat ini sedang terduduk disebelahnya.

"Sekalian nongkrong juga sama CandC, sekarang kan malam Minggu, pasti mereka lagi kelayaban di luar," lanjut Haikal.

"Lo kira mereka hantu kelayaban?" Julian berdecak, tak habis pikir. "Lagian gak nunggu Bang Mahesa pulang aja? Siapa tahu dia pulang dari kantor bawa makanan."

Mahesa atau Pandatya Mahesa Dirgantara adalah kakak sulung kedua pemuda kembar tak seiras itu.

Berbicara mengenai tempat, saat ini keduanya sedang berada di sebuah apartemen, tempat yang sudah mereka dan abangnya tinggali selama dua tahun terakhir.

Mengapa mereka tidak tinggal di rumah saja? Jawabannya, karena jarak dari rumah menuju universitas tempat Haikal dan Julian menimba ilmu, juga jarak dari rumah menuju kantor Mahesa jauh, jadi mereka memutuskan untuk memilih tinggal disebuah apartemen yang letaknya strategis dan tidak terlalu jauh dari kampus maupun perusahaan.

"Ini kan malam Minggu, Bang Mahesa pasti malmingan dulu sama pacarnya, jadi dia gak bakalan pulang cepet," balas Haikal.

"Tahu darimana lo?" tanya Julian menatap Haikal, lalu matanya bergulir pada jam dinding, pukul 7 malam. Pantas saja, ini sudah waktunya makan malam.

"Insting aja sih," balas Haikal santai seraya meminum susu kotak dingin favoritnya yang tersisa setengah.

"Sotoy lo ah!" Tanpa permisi Julian menoyor kening Haikal dengan jari telunjuknya, menyebabkan suara ringisan terdengar dari mulut adiknya. "Tapi ayo deh, gue juga laper!" Julian berdiri dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di pojok kanan.

"Anjing lo, sakit nih jidat gue," umpat Haikal seraya mengusap kening bekas toyoran Julian. Dirinya melangkahkan kaki panjangnya kearah kamarnya yang terletak di ujung sebelah kiri. Tangan Haikal mengambil hoodie putih kesayangannya yang tergantung di pintu lemari.

Saat dirinya kembali ke ruang tamu, disana ada Julian yang sudah siap. Sebuah leather jacket berwarna hitam dipadukan dengan skinny jeans ripped berwarna senada, terlihat macho dan keren ditubuh proporsional Julian.

Haikal juga tak kalah keren. Dirinya menggunakan hoodie berwarna putih, topi berwarna senada yang menutupi kepalanya, juga sebuah skinny jeans ripped berwarna biru tua.

"Yuk berangkat!"

"Lo udah kasih tahu CandC belum?"

"Udah."

"Yaudah ayo!"

Keduanya berjalan beriringan meninggalkan ruangan menuju basement apartemen, saat akan memasuki lift mereka berpapasan dengan tetangga di unit apartemen mereka sekaligus teman sefakultas Julian  --Yoshua, yang sama-sama akan memasuki lift.

"Wih kalian kelihatan udah keren aja nih." Mendengar ucapan Yoshua, Haikal langsung berpose layaknya model, sedangkan Julian hanya bisa terkekeh pelan.

"Mau kemana?" tanya Yoshua.

"Ke kafe seberang, mau ikut gak lo? Disana juga ada anak CandC."

Yoshua menggeleng. "Gue gak ikut dulu deh, ada kumpulan sama anak HIMA setelah ini."

"Wih, ciri-ciri anak ambis nih. Yang kerjaannya kuliah, ngerjain tugas, terus ikut perkumpulan organisasi." Haikal berdecak kagum.

"Apasih, gue bukan anak seambis itu ya," sangkal Yoshua. "Lo gak tahu aja kalau gue ngerjain tugas gak langsung setelah itu dosen ngasih, tapi nanti pas deket ke deadline baru gue kerjain."

MONOLOG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang