Chapter 02

205 23 0
                                    

Happy Reading!

•••

"Si Haikal kelihatan sumringah banget mukanya, kenapa? Habis menang undian berhadiah lo?" tanya Rezvan saat melihat wajah sumringah sahabatnya.

"Tahu nih, dari tadi itu muka gak pernah lepas senyumnya, lama-kelamaan bisa aja lo jadi hantu senyum lebar Bang," timpal Caka merasa heran dengan tingkah kakak tingkatnya.

"Sembarangan lo!" Haikal menepuk bahu Caka keras.

"Ya habisnya itu senyum gak berubah-ubah, gak pegel apa itu mulut?" Haikal menggeleng, pertanda tidak.

Sepuluh menit yang lalu Rezvan dan Caka sudah sampai di kafe, sejak saat itu mereka disuguhkan dengan pemandangan wajah Haikal yang tak berhentinya tersenyum sumringah.

"Kalian tanya kenapa gue senyum terus?" Caka dan Rezvan mengangguk.

"Malam ini, gue itu lagi bahagia banget. Tahu karena apa?" Lagi, kali ini Caka dan Rezvan menggeleng

"Karena." Ada jeda dalam kalimat yang akan diucapkan Haikal, dirinya memperhatikan raut wajah Rezvan dan Caka yang terlihat menanti kelanjutan ucapannya. "Nungguin ya?" Dengan jahilnya Haikal mencolek bahu kedua kakak beradik itu disertai dengan kedua alis naik turun naik.

"Anjing lo!" Rezvan menggeplak kepala Haikal. "Cepetan elah, jangan bikin gue sama si Caka penasaran."

Haikal menghela napas, lalu kembali menampilkan senyuman sumringah. "Gue seneng karena, Anin udah ada di Indonesia."

Rezvan dan Caka terdiam, mereka saling lirik sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada Haikal.

"Kok bisa?" tanya Caka seraya melirik sekilas kearah Julian, Naren dan Juna yang sejak tadi menyimak obrolan ketiganya.

"Ya bisalah, gak ada yang ngelarang juga kan kalau dia balik ke negara asalnya?"

"Lo tahu darimana?" tanya Rezvan.

"Dia yang chat gue. Nih isi chatnya!" Haikal memperlihatkan roomchatnya dengan nomor lama Anin kepada Caka dan Rezvan.

Makanan yang mereka minus Rezvan dan Caka datang. Haikal langsung menaruh kembali ponselnya di meja. Dan menerima piring yang waiters sodorkan kepadanya.

"Terima kasih Mas," ucap Julian sesaat setelah semua pesanannya sudah tersedia di meja.

"Makasih Mas," ucap Naren, Haikal dan Juna bersamaan.

Waiters tersebut mengangguk. "Selamat menikmati Kak!"

"Untuk Kakak-kakak yang baru saja datang apakah mau langsung pesan?" tanya waiters tersebut kepada Rezvan dan Caka yang terlihat terdiam usai membaca isi roomchat Haikal yang katanya dengan Anin.

"Oh iya Mas, saya mau tiramisu cake, minumnya ice lemon tea aja."

"Saya samain aja kayak dia Mas."

"Baik, mohon ditunggu!" Waiters tersebut melenggang pergi dari hadapan keenam pemuda didepannya.

"Respon kalian berdua kenapa begitu sih? Sama kayak si Julian, Naren sama Juna?" tanya Haikal usai menelan suapan kelimanya. "Jangan-jangan kalian gak suka lagi kalau si Anin pulang? Atau kalian suka sama mantan gue ya?" Mata Haikal memicing tajam menatap kembaran serta keempat sahabatnya.

"Apasih, kayak gak ada cewek lain aja. Lagian gue udah punya pacar ya Bang," jawab Juna agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Terus kalau kalian kenapa?" tanya Haikal kepada keempat orang yang belum menjawab pertanyaannya.

MONOLOG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang