"Dia ternyata masuk SMA SBL, gua tau dia memang jago tapi gua gak nyangka bakalan jadi kapten secepat ini" Clara terkejut dengan kehadiran teman lamanya sekaligus orang yang mengenalkan dirinya pada dunia basket.
"Lucy? Siapa itu Cla?" Angga yang mendengar Clara yang bergumam itu langsung menanyakan apa maksud Clara menyebut nama itu.
"Kapten tim SMA SBL, murid baru yang langsung menjadi kapten di tim sekolahnya, orang yang mengajarkan gua bermain basket. Dia adalah Lucy, teman lama gua" Clara menjelaskan tentang Lucy kepada Angga.
Bagi yang lupa Lucy memiliki tinggi badan 161CM (B32). Lucy berpenampilan seperti gadis biasa pada umumnya tetapi memiliki postur tubuh terbentuk dengan sangat baik yang membuat dirinya lebih menarik perhatian daripada kebanyakan cewe lainnya.
"Shiitttt kalo dia yang ngajarin lo maen basket, berarti dia lebih jago dari lo dong Cla" Angga tidak menyangka kalau kapten tim SMA SBL yang baru adalah teman lama Clara.
"Heh..." Clara tersenyum licik yang membuat Angga penasaran kenapa perempuan tersenyum dengan cara yang menakutkan.
"Kenapa lo?" Angga pun akhirnya menanyakan kenapa Clara membuat ekspresi yang tidak biasanya ia lihat itu.
"Kita liat aja nanti siapa yang lebih jago antara gua sama dia, tunggu aja sampe-" Clara menghentikan ucapannya sejenak dan menyadari bahwa sekarang ia berada di bangku cadangan yang membuat dirinya tidak bisa berhadapan dengan Lucy.
"-tapi tunggu dulu, gua kan belum tentu maen" Clara mengubah senyum liciknya dengan ekspresi yang menunjukkan kekecewaan sangat mendalam yang sedang ia rasakan. Padahal ini kesempatan Clara untuk kembali bermain dengan Lucy walaupun di tim yang berbeda.
"Aman Cla biar gua yang urus kalo itu mah, lo liat aja nanti" Clara hanya berdiam diri dan melongo karena Angga mengucapkan kata-katanya dengan sangat membingungkan sehingga membuat Clara tidak dapat memahami apa maksud dari ucapan Angga barusan.
Angga pun berjalan ke arah pelatih untuk menjalankan rencananya.
-
Pertandingan pun berlanjut, kini bola dikuasai oleh Nayla yang sedang menuju ring basket tim SMA SBL. Nayla langsung melancarkan tembakannya tetapi bola memantul dari ring yang kemudian berhasil di Rebound oleh Power Forward tim SMA Belyst yang kembali mendorong bola masuk ke dalam ring.
Kedudukan menjadi 2-2, bola baru memantul ke lantai satu kali setelah jatuh dari ring, Lucy langsung seketika mengambil bola dan melemparnya jauh ke rekan timnya yang sudah bersiap di ring tim SMA Belyst. Bola pun berhasil di masukkan ke ring SMA Belyst dengan mudahnya karena tidak ada yang menjaga pemain itu, semua pemain lain masih berkumpul di ring tim SMA SBL.
"Buseetttt!!!" Angga berteriak dalam dirinya dan memegang kepalanya karena sangat tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Lucy.
"Memang sebelas dua belas lo Cla sama Lucy, permainan lorang sama-sama gak bisa ketebak" Angga memukul pelan pundak Clara.
"Iya dong, kan sahabat baik gua" Clara senang karena permainannya dinilai mirip dengan sahabatnya itu.
"Wah gak bisa nih, kalo kayak gini terus bisa malu gua di depan anak-anak sekolahan gua" Nayla mulai memutar otaknya, ia berpikir bagaimana caranya bisa menangani pemain yang bernama Lucy itu.
Nayla pun berpikir untuk berhenti mengikuti arahan pelatih yang menyuruhnya menahan diri kemudian berniat untuk bermain secara serius di pertandingan sparing kali ini.
Nayla mengambil bola dan membawanya ke ring SMA SBL dengan sangat cepat layaknya tombak yang sedang di lempar menusuk lawannya. Ia melewati seluruh pemain yang mencoba untuk menghadangnya, kali ini Nayla sudah tidak bermain-main lagi dan menganggap sedang bertanding dalam turnamen kejuaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be On Top
Подростковая литератураPERHATIAN : Cerita ini dibumbui dengan beberapa scene dewasa di pertengahan cerita, yang belum cukup umur baca bagian awal cerita aja Seorang gadis remaja yang baru menginjak bangku SMA, memiliki hobi bermain basket sejak SMP. Mengikuti ekstrakuriku...