_hari Senin pun tiba_
Rey baru saja sampai di kelas dan langsung disapa oleh Clara "pagi Rey"
"Pagi" Rey meletakkan tasnya di atas meja.
"Gua mau ngomong sesuatu sama lo Cla" Rey menanggungkan ucapannya.
"Mau ngomong apaan? Ngomong aja"
Clara penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Rey sepagi ini."Kemaren gua liat lo jago banget maen basketnya. Kenapa gak maen dari awal pertandingan?" Rey heran karena Clara tidak ada di dalam susunan pemain inti pada pertandingan kemarin sore.
"Gak tau, tanya aja sama pelatih jangan tanya gua" Clara pun juga heran kenapa pelatih tidak memasukkannya ke dalam pemain inti.
"Eh di rambut lo ada apaan tuh? *Menarik beberapa helai rambut Clara*" Rey melihat sesuatu di rambut Clara kemudian tidak sengaja menyabut beberapa helai rambut Clara.
"Awh... *Menutup mulutnya dengan tangan agar tidak mengeluarkan suara yang sedikit ambigu* apaansih lo Rey" Clara mendorong sedikit bahu Rey karena tidak suka dengan apa yang barusan Rey lakukan kepadanya.
"Tadi ada ranting di rambut lo, liat nih *menunjukkan ranting kecil yang terlilit beberapa helai rambut Clara*"
"Owh thank you ya Rey, gua pikir lo sengaja ngejambak gua hehe" Clara tersenyum kepada Rey sambil merapikan kembali rambutnya yang sedikit berantakan.
Clara tidak menyangka dibalik perangai Rey yang dapat dinilai sebagai anak yang sembrono dan terlihat seperti murid yang nakal, ternyata Rey dapat menunjukkan sisi yang tidak Clara duga.
"Njirrr kalo senyum makin cakep aja nih cewe" Rey terpesona dengan senyuman indah yang dibuat oleh Clara.
"Hari ini klub basket latihan gak Cla?"
"Harusnya hari ini latihan, memangnya kenapa?"
"Memangnya kenapa? Lah gua kan udah jadi anggota tim basket, jadi gua mau dateng pas latihan nanti" Rey gagal paham dengan pertanyaan dari Clara.
"Hah?! Lo kemaren keterima tes masuknya?" Clara sedikit terkejut karena mendengar pengakuan Rey yang telah menjadi salah satu anggota tim basket di sekolah ini.
"Iya lah, yakali gua gagal. Tes masuk doang mah gampang" Rey mengusap hidungnya dengan jari jempolnya.
"Yeee biasa aja kali, gak usah sombong gitu" Clara tidak tahan dengan sikap sombong yang Rey tunjukkan kepadanya itu.
"Perlu gua buktiin?" Rey menantang Clara.
"Maksud lo kita mau duel? Gak ada waktu gua duel sama lo" kali ini Clara yang menyombongkan dirinya di depan Rey.
"Gua sombong gak boleh, gua mau buktiin skill gua lo gak mau, atau lo takut duel sama gua haha" Rey masih mencoba untuk menantang Clara, mungkin saja Clara akan terjebak dalam permainan katanya.
"Enak aja, ok lo mau duel apa?" Akhirnya Clara pun menerima tantangan dari Rey.
Rey membuat senyum licik di sudut bibirnya, merasa senang Clara telah berhasil ia jebak.
"Kita duel maen basket, yang bisa masukin bola ke ring 3x dia yang menang" Rey menyebutkan tantangan duelnya kepada Clara.
"Ok nanti sore setelah latihan rutin ya, yang menang dapet apa?" Clara menerima jenis duel yang ditawarkan oleh Rey kemudian menanyakan hadiah atau reward dari pertandingan duel ini.
"Seperti biasa, yang menang bakalan ngasih perintah ke yang kalah dan tidak boleh ditolak. Deal?" Hadiah atau reward ini memang lah hal yang biasa terjadi di berbagai situasi dan kejadian pada umumnya, dimana yang kalah harus menuruti perintah yang menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be On Top
Teen FictionPERHATIAN : Cerita ini dibumbui dengan beberapa scene dewasa di pertengahan cerita, yang belum cukup umur baca bagian awal cerita aja Seorang gadis remaja yang baru menginjak bangku SMA, memiliki hobi bermain basket sejak SMP. Mengikuti ekstrakuriku...