38. pulang??

647 24 14
                                    

HAIII GIMANA HARI INI??

BTW JANGAN LUPA FOLLOW KOMEN AND VOTE YA

MAKASIH YANG UDAH MAU BACA CERITA AKU SAMPE SINI, WALAU TULISANNYA ACAK-ACAKAN. DAN MAAF JUGA KARNA JARANGA UP

TAPI INSYA ALLAH SEKARANG BAKAL SERING-SERING UP

TANDAI TYPO

TINGGALIN JEJAK

HAPPY READING

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Ailen tersenyum sumringah kearah lelaki yang berjabat sebagai kekasih nya, hari ini Realen akan menempati janjinya untuk membawa Ailen ke danau biru, seperti yang di janjikan oleh lelaki itu.

Realen terkekeh saat melihat gadisnya yang sangat antusias itu "seneng banget kayaknya, " Ailen tersenyum mendengar penuturan pujaan hatinya, "iya dong, soalnya mau ke danau biru, "

Realen melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota, Realen berisiniatif untuk membawa Ailen menggunakan mobil saja, karena perut Ailen belum sepenuhnya pulih, pemuda itu takut jika terjadi sesuatu kepada gadisnya. 

Mereka sampai ditempat tujuan, yaitu danau biru. Ailen tersenyum manis lalu berlari kecil kearah danau biru itu, menatap pemandangan yang indah itu sembari memejamkan matanya erat.

Semilir angin menerpa helaian rambut gadis itu, suara burung berkicauan dan berterbangan dilangit yang cerah ini, gadis itu kemudian mendongak menatap langit yang indah itu dengan senyum kecil.

Realen menghampiri Ailen lalu mengelus lembut kepala gadisnya "suka, hm?" Ailen mengangguk dengan semangat membuat Realen terkekeh, "mau aku beliin tempatnya?" Ailen menggeleng dengan tegas pertanda bahwa ia menolak.

"Gausah Aneh-aneh deh, gue suka tempatnya, bukan berarti harus lo beli, " Realen mengangguk mendengarkan ucapan gadisnya, lalu mereka terdiam menikmatin suasana damai ini.

DRETT DRETTT

Beberapa detik dalam keheningan, suara dering handphone Ailen memecahkan keadaan hening itu, Ailen mengambil Handphone nya dan menatap si penelpon, disana tertera nama Luna sebagai penelpon.

"Kenapa, kak?" Ailen mulai bertanya setelah menekan ikon berwarna hijau, hingga terdengar suara disebrang telepon untuk menjawab pertanyaannya.

"Ai, lo balik kerumah, ya?"

"Buat apaan?"

"Mama sama papa pengen ngomong sama lo, katanya penting, "

Ailen menatap Realen yang juga mendengar pembicaraan gadis itu dengan Luna, dan Realen mengangguk sebagai tanda bahwa ia mengizinkan Ailen untuk pulang hari ini.

"Yaudah, gue pulang nanti, "

"Oke, gue tunggu, "

Ailen mematikan sambungan telepon lalu kembali menatap pemandangan didepannya, Angin sejuk menerpa wajah cantiknya membuat beberapa helai rambutnya juga ikut terbang beriringan dengan terpaan angin. Realen terus menatap wajah gadis itu dalam diam, entah kebaikan apa yang dulu pernah ia buat hingga bisa mendapatkan gadis seperti Ailen, ia merasa beruntung bisa meluluhkan gadis itu.

REALENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang