Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana (Name), kau sudah berhasil menemukan Seong Yohan?" Zin memegang kedua bahu (Name) sambil menatap (Name) intens.
"Aku belum menemukannya karena ada seorang dokter yang menahanku, dia benar-benar menyebalkan. bahkan dia lebih menyebalkan daripada Tae Lee," (Name) menggeretakkan giginya kesal lalu menepis tangan Zin dengan kasar.
"Baek Hangyeol? dia bos anak perusahaan pertama Ilhae." Hyungseok berdiri di samping Zin, dan menundukkan kepalanya menatap (Name).
"Aku sudah tahu," (Name) mendengus pelan.
"Jangan menyuruhku untuk pergi ke klinik itu lagi, aku nggak mau." (Name) berdiri dari duduknya tetapi tiba-tiba Jay menahan pergelangan tangan (Name).
Wajah (Name) tiba-tiba memerah karena salah tingkah, Zin menjentikkan jarinya lalu tersenyum miring. "(Name) jika kau bisa menemukan Seong Yohan, aku pastikan Hong Jay akan menjadi pacarmu."
"K-kau serius?" mata (Name) langsung berbinar-binar setelah mendengar penuturan Zin, kunci untuk membuat (Name) agar menurut dan mau mengikuti kemauan Allied adalah Hong Jay.
"Haduh, aku berbohong lagi..." Zin membatin sambil tersenyum paksa.
Jay mengangguk sambil tersenyum, (Name) tanpa sadar langsung memeluk tubuh Jay dengan erat sambil tersenyum lebar. "Baiklah aku akan melakukannya, tapi hanya demi menjadi pacar Hong Jay!"
"Dan kau, kerjakan prku." (Name) melepaskan pelukannya lalu menunjuk Bumjae yang hanya bisa menatapnya dengan malas.
"Singkat saja, Baek Hangyeol itu orang gila. dia bisa melakukan operasi wajah tetapi kadang dia juga bisa melakukan operasi sesuka hatinya." Bumjae menyerahkan beberapa lembar kertas pada Hyungseok.
"Park Hyungseok?" Bumjae menatap Hyungseok bingung, tiba-tiba saja Hyungseok langsung berlari begitu saja tanpa menghiraukan Bumjae.
"Tidak, aku harus menghentikan operasinya. Haneul dalam bahaya sekarang!" Hyungseok semakin mempercepat larinya.
"Haneul?" (Name) bergumam pelan dan segera berlari menyusul Hyungseok.
"(NAME) KAU INGIN PERGI KEMANA SIALAN??!" Zin berusaha menghentikan (Name) tetapi Vasco menahannya.
"Jangan Zin, kau bisa dalam bahaya." Vasco menggelengkan kepalanya.
"Apa maksudmu? sepupuku bisa-bisa mati konyol jika aku membiarkanya pergi begitu saja!" Zin mengepalkan tangannya menahan amarah.
