Keyna, gadis malang itu akhirnya kembali ke rumah yang sebenarnya sangat tidak sudi untuk dirinya injak lagi.
"Masih pusing?"
"Menurut lo?" ucap Keyna sengit. Apakah Nagam sudah lupa dengan apa yang ia lakukan beberapa saat lalu?
"Gue ngga mati aja masih untung," lanjut Keyna, dirinya kini tengah berada dalam dekapan Nagam.
"Lo ngga bakal mati." Setelah berhasil 'menaklukkan' Keyna, lelaki itu langsung membawa gadisnya pulang dan berencana untuk menghabiskan beberapa hari bersama Keyna.
"Tapi bahu gue retak, bangsat."
"padahal gue berharap kaki lo yang patah."
Keyna menyikut perut Nagam cukup keras, "enteng banget mulut lo ngomong."
Bukannya meringis kesakitan, lelaki itu malah tertawa setelah menerima sikutan dari Keyna.
"Ngga berasa sama sekali sikutan lo, Key."
Keyna mengernyit kesal, "tunggu bahu gue sembuh. Bakal gue kasih bogeman mentah buat lo."
Tak menyahut lagi, Nagam mulai mengusap rambut panjang Keyna dan sesekali menciumnya.
"Gue belum mandi, ngga usah cium cium." Keyna sedikit memberontak, merasakan hembusan nafas Nagam di kepalanya membuat Keyna malu. Dirinya pasti berkeringat saat kejar-kejaran tadi, dan mustahil tubuhnya tak mengeluarkan bau tak sedap.
"Bau asem dikit, tapi ngga apa-apa. Aroma lo masih wangi di pikiran gue, key."
"Nagam lo ngeselin banget!"
Itu adalah kalimat ejekan, Keyna benar benar tak suka mendengarnya. Bahkan setelah diteriaki pun Nagam masih terus saja mengendus seperti anjing, benar benar mengesalkan.
"Gue mau mandi, udah lengket banget rasanya," lanjut Keyna sembari berusaha melepaskan lengan Nagam yang melingkar di perutnya. Posisi Keyna yang terlentang karena bahunya yang terasa sakit saat bergerak, membuat Nagam dengan leluasa menempelkan dirinya pada Keyna.
"Emang bisa mandi sendiri?"
"Bisa kalau usaha, dari--"
"Gue mandiin mau?"
plak!
"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue tendang burung lo, Nagam."
Nagam shock.
Telapak tangan Keyna yang mendarat tepat di bibirnya membuat lelaki itu mengumpat dalam hati, Keyna bahkan tidak segan segan saat memukulnya tadi.
"Lo ngga bakal bisa mandi sendiri, Key."
Keyna mencebik," bisa kalau gue mau, Nagam."
Pelan pelan keyna turun dari ranjang setelah berhasil lepas dari kungkungan Nagam. Tubuhnya terasa nyeri luar biasa saat telapak kakinya menyentuh lantai, hampir saja Keyna terjatuh jika lengan Nagam tak cepat menangkapnya.
"Kan udah gue bilang ngga bisa, sayang."
Keyna tak mempedulikan ucapan Nagam, ia menepis lengan lelaki itu dan perlahan berjalan menuju kamar mandi.
"Untung sayang gue sama lo, Key." bisik Nagam setengah ingin mengumpat. Lelaki itu ikut turun dari ranjang dan mengekori Keyna.
Keyna yang tak sadar jika Nagam mengikutinya sampai kamar mandi mulai membuka pakaiannya. Namun baru ingin membuka baju, bahunya terasa nyeri saat tangannya bergerak.
"Sini gue bantu."
"Nagam lo ngapain ngikutin gue!"
Lelaki itu berdecak kesal, "lo mau mandi pakai baju? Jangan buat gue marah, Keyna."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYGAM (bahagia atau luka) [Hiatus]
Fantasy"Pokoknya lo harus bikin dia bahagia. Gue rela gantiin posisi Silsa buat bahagiain Nagam, sekalian tuh lo manfaatin nama gue yang lo tulis disitu." Dan petaka-lah yang menimpaku setelah melontarkan kalimat sialan itu.