Part 20

1.1K 91 6
                                    

082XXXX7XXX5
Club Aveista jam 9 malam, ini tentang Nagam.
13.47

Jangan lupa malam ini, Club aveista.
17.23

Lo harus datang.
19.58

                                                      BACOT!!
                                                            20.22

Keyna melempar ponsel ke kasur, suasana hatinya sedang tak baik malah mendapat pesan menjengkelkan seperti itu. Mana pengirimnya misterius pula, bisa saja dirinya di jebak oleh orang asing dan malah di jual menjadi wanita penghibur disana.

“Gue ngga bakalan datang,” tekan Keyna pada dirinya. Malam ini harus ia habiskan untuk mengistirahatkan raga dan pikiran yang habis di jajah oleh Nagam, tak bisa ia biarkan lelaki itu mengambil alih tubuhnya lagi malam ini.

“Kalau gue tahu siapa pengirimnya, bakal gue kasih daging lo ke singa punya Nagam,” desis Keyna kesal.
“Aduh tapi gue ngga tega, jadi lo jangan sampai ketahuan sama gue, deh.”

Keyna mengikat rambut sepinggangnya asal dan berjalan menuju kamar mandi, rencananya ia akan berendam malam ini agar tubuhnya lebih rileks.

“Akhirnya,” ujar Keyna lega. Gadis itu menggerakkan jempol kakinya yang terasa kram, matanya beralih melihat ukiran yang di buat Nagam di lengannya.

“Bunga Gladiol,” Keyna bergumam. “Cantik sih, tapi sayang gue ngga suka liatnya gara-gara Nagam yang buat.”

Ucapannya berbanding terbalik dengan senyum di bibirnya. Sepertinya ia sudah tertular virus gila Nagam, karena di benaknya malah terlintas jika nama Nagam lah yang terukir di lengannya sekarang.

_::::_

Suara music yang menggelegar dan banyak manusia tertawa sambil meliuk-liukkan tubuhnya membuat
bulu kuduk Keyna merinding. Sumpah demi Tuhan, di kehidupan aslinya belum pernah Keyna
mendatangi tempat seperti ini. Jangankan datang, terlintas dalam benaknya pun tidak.

Untuk menyamarkan dirinya, ia menggunakan hodie yang panjangnya hampir menyentuh lutut, celana training kebesaran juga syal yang menutupi kepalanya. Tidak lupa Keyna juga memakai masker supaya
penyamarannya sempurna.

“Semoga gue ngga ketahuan Nagam,” bisik Keyna dalam hati. Dirinya tak bisa membayangkan bagaimana ekspresi lelaki itu jika sampai tahu ia sekarang berada di tempat laknat ini, dengan alasan untuk mencarinya pula.

Sekarang hal yang mesti ia lakukan adalah mencari Nagam di antara lautan manusia ini. Tadi saat di
pintu masuk ia hampir tidak di perbolehkan untuk memasuki club karena di sangka masih dibawah
umur. Tentu saja Keyna tak terima, ia sudah di atas tujuh belas tahun. Menikah pun dirinya bisa jika mau.

“Eh ada adek gemes, mau di temenin ngga?” keyna bergeser ketika melihat seorang lelaki dengan kumis tipis dan tubuh lumayan tinggi mulai mendekat. Ia memilih turun dari kursi untuk menghindari tangan lelaki itu yang berniat merangkulnya.

“Ngga, Om. Saya lagi nungguin temen saya,” ketus Keyna. Ia menepis jemari lelaki asing yang gelagatnya seperti akan membuka paksa masker yang dirinya kenakan.

“Umur gue masih 26, belum om-om lah buat lo. Kenalin nama gue Tio.” Tio mengulurkan tangannya berniat berkenalan, namun respon Keyna hanya melirik tanpa berniat untuk menyambut tangannya sebagai perkenalan atau menyebutkan nama gadis itu.

“Sombong banget lo jadi cewek.”

Keyna berkacak pinggang, matanya menatap Tio sengit, “Ngapain gue harus kenalan sama lo. Ngga
penting, mending lo cari cewek lain sana. Gue ngga minat sama lo.”

KEYGAM (bahagia atau luka) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang