CHAPTER 37. END OF CHAOS ?

947 96 4
                                    

"Matilah bersama para saudara yang kau sayangi itu." Sang permaisuri mengangkat pedangnya tinggi, bersiap menebas.

Brakk!

"Heh, dasar wanita merepotkan," ujar Ni-ki tanpa rasa bersalah, setelah menendang sang permaisuri dengan keras hingga tersungkur. "Hai, Hyung! Maaf, aku sengaja menendangnya."

"Jake, kamu terluka?" tanya Heeseung cemas melihat raut wajah Jake yang masih terkejut dan terluka.

"Ya!" jawab Jake sambil berusaha tegar. Sementara itu, Ni-ki menyapa Jungwon yang baru tiba bersama Putri Minji, "Jungwon Hyung, kamu bertahan dengan baik!"

"Awas kamu, Ni-ki! Setelah ini selesai, aku akan menghabisimu," sahut Jungwon, kesal.

"Benarkah?" balas Ni-ki santai. "Tapi kurasa ini tidak akan selesai secepat itu."

Tatapan mereka semua lalu tertuju ke bawah. Di sana, para pakku memenuhi ruangan, bahkan seisi kastil kini dipenuhi oleh makhluk-makhluk itu. Jika mereka tidak segera dimusnahkan, para pakku akan menyebar dan mengancam seluruh kerajaan.

"Sekarang bagaimana cara kita memusnahkan mereka?" ujar Jungwon dengan nada panik. "Membunuh mereka satu per satu hanya akan menghabiskan tenaga kita. Akhirnya, kita malah akan berakhir seperti mereka."

"Apa kamu takut, Hyung?" ejek Ni-ki sambil tersenyum kecil.

"Sebelum memusnahkan makhluk itu, sepertinya aku harus memusnahkanmu dulu," gerutu Jungwon, melepas genggaman tangannya dari Putri Minji dan berjalan ke arah Ni-ki yang dengan cepat bersembunyi di balik punggung Heeseung.

Sementara itu, Putri Minji menatap tajam ke arah para pakku yang bergerak gelisah di bawah sana. Ia lalu memandang satu per satu pangeran di hadapannya—Heeseung, Jungwon, Jake, dan Ni-ki. Meski dalam situasi genting, mereka masih bisa bercanda satu sama lain, mencoba menyembunyikan kecemasan demi menguatkan satu sama lain.

Namun, tangan Putri Minji mulai bergetar hebat.

"Aku akan melakukannya," ujar Putri Minji dengan suara mantap. Pernyataan itu sontak membuat para pangeran menoleh kaget, terutama Jungwon yang langsung menghampiri Minji dengan wajah panik.

"Minji! Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya," kata Jungwon tegas, berusaha melindunginya.

Namun, Putri Minji menggenggam kedua tangan Jungwon. Ia menatapnya dalam-dalam, "Lihatlah, Jungwon... apa yang bisa kamu lakukan dengan tangan yang bergetar seperti ini?" lirih Minji sambil mengangkat tangan Jungwon yang bergetar.

Jungwon memandang Minji dengan sorot penuh kepedihan.

"Aku tahu, karena itu aku harus melakukannya," ujar Putri Minji tegas. "Kamu sendiri pernah bilang ingin hidup normal bersama saudara-saudaramu, kan? Aku ingin membantu mewujudkannya. Kamu sudah berjanji akan membiarkanku melakukan apa pun jika aku menemukan sesuatu yang benar-benar ingin kulakukan. Nah, inilah keinginanku."

Tatapan Minji memohon pengertian dari Jungwon.

"Tapi pasti ada cara lain," Jungwon masih bersikeras, menolak untuk melepaskannya.

"Untuk saat ini, tidak ada cara lain, Jungwon," ucap Putri Minji dengan senyum lembut, namun air matanya mengalir deras. "Jungwon, aku... aku sangat kesakitan. Kumohon..."

Jungwon terdiam, mencoba menahan tangisnya sendiri.

"Aku tidak akan mengakhiri hubungan kita di sini," lanjut Minji. "Aku akan terlahir kembali dan kembali ke sisimu. Jadi, tunggulah aku, Jungwon."

Putri Minji mengusap wajah Jungwon yang basah oleh air mata. "Kamu pasti sangat menderita selama ini... Maaf, maafkan aku yang tak bisa melakukan banyak hal. Tapi aku berjanji, aku akan mencarimu, berapa abad pun berlalu."

The Blood [HEERINA] END S1_REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang