Ashilla ingat cewek itu pernah berujar pada Wildan untuk tak berpikir berlebihan, sebelum melumat bibir si pria pertama kalinya berbulan-bulan lalu. Tak menyangka akan mendapat karma begitu cepat, malam itu sang wanita sudah berada di jok belakang taksi online menuju apartemennya. Sedang sibuk overthinking, sembari meninggalkan Wildan dan seluruh anggota keluarganya dalam acara perayaan direstuinya Thalia dan Mahesa oleh sang ibunda.
Dengan mata menatap jalanan sesak penuh dengan kendaraan, Ashilla mendapati dirinya terus-terusan menghela napas dalam. Kontradiktif dari apa yang terlihat, cewek itu justru kosong pikiran. Kepala penuh dengan informasi yang belum semua ia cerna. Cewek itu menutup mata, ingin lari dari kenyataan hanya untuk sebentar saja.
Ponsel Ashilla sengaja ia hidupkan. Agar tak ada yang terlalu panik ketika menemukannya menghilang. Terlebih Kak Jose, yang terakhir kali meninggalkan Ashilla sendirian sebelum bergabung dengan keluarga tersayang. Seperlima jalan, bahkan sebelum taksi Ashilla menjajaki ibukota, ponselnya mulai bergetar tanpa suara. Ashilla membalik ponsel yang menampakkan nama sang kekasih hatinya, sambil sedikit terisak karena tiba-tiba terbayang wajah sang pria.
Mengapa Wildan menyembunyikan hubungannya dengan Zamira?
Mengapa cowok itu tak berkata apa-apa kala menyadari wanita yang dulu teramat disayanginya ternyata merupakan saudara dekat Ashilla?
Apa cowok itu punya maksud lain mendekati dirinya, seperti tetap berusaha dekat dengan Zamira dengan memanfaatkan Ashilla?
Kapan cowok itu tau bahwa Ashilla dan Zamira bersaudara?
Kapan Wildan tau Zamira dan suaminya kembali ke Indonesia?
Apa jangan-jangan, selama ini bukan Ashilla yang memanfaatkan Wildan, namun sebaliknya?
Apa cowok itu sungguhan menyukai Ashilla?
Segala macam jenis pertanyaan lewat sekelebat demi sekelebat di kepala sang wanita. Tentu, tanpa jawaban yang Ashilla tahu pastinya. Cewek itu hanya bisa menebak-nebak, dan semakin hanyut dalam kesedihan kala membayangkan hal yang paling ia takutkan terjadi padanya. Pasalnya, tidak ada alasan yang jelas mengapa cowok cerdas itu mau-mau saja ia perdaya dan peralat secara cuma-cuma di awal hubungan mereka, hingga membuat Ashilla mau tak mau berpikiran buruk untuk sekarang. Segala jenis pikiran buruk yang membawa Ashilla dalam satu kemungkinan bahwa Wildan masih menyayangi Zamira. Bahkan setelah cewek itu menikah dan akhirnya berbadan dua.
Ponsel Ashilla berhenti bergetar sebelum kembali dihubungi tak berapa lama kemudian, masih dari Wildan. Cowok itu terus menelepon nomornya berkali-kali, hingga Ashilla memutuskan untuk mematikan mode getar si benda persegi panjang. Kemudian kembali termenung dengan pikirannya sendiri dalam isak tangisan.
***
"Ya, Thal?"
Sambil memegang kendali kemudi, Wildan mengangkat sambungan telepon dari Thalia di pinggiran jalan. Lampu sen mobil cowok itu masih menyala sejak si pria mencoba menghubungi Ashilla. Dirinya sengaja menepi untuk menghubungi sang wanita, walaupun tak segera mendapat jawaban juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ Crush Me Lovingly | wonwoo×sana
FanfictionAshilla menariknya mendekat, kemudian memintanya menjauh pergi setelah menyadari ia pria baik hati. Sedang Wildan yang naif, hanya jatuh hati.