"Kok bisa pura-pura biasa aja, sih?"
Ashilla melirik Daniar di depan masih sambil menunduk, tidak terlalu tertarik dengan tatapan menelisik juniornya. Cewek itu lebih fokus menyantap ayam geprek Bu Yenny yang ia makan bersama dengan Wildan, Daniar, dan Chandi siang ini.
Ashilla ganti melirik Wildan yang duduk di sebelahnya. Cowok itu juga tampak sama lempengnya, tak terpengaruh sama sekali dengan Daniar dan Chandi yang terus-terusan melempar tanya sejak tadi.
"Kamu kalo abis ciuman juga bisa akting biasa aja di depan satu sama lain plus di depan yang mergokin ciuman?" Daniar menyikut Candi yang duduk di depan Wildan, bertanya dengan volume suara yang lebih lirih dari sebelumnya. Alis cewek itu berkerut menunggu jawaban.
Sambil mengunyah kulit ayam geprek, Chandi menggeleng keras. Mulutnya masih penuh makanan, jadi cowok itu sedang tak bisa buka suara.
"Ya, kan?! Nggak mungkin bisa biasa aja, kan?!" Daniar menunjuk-nunjuk Chandi. Kemudian ia bersedekap sambil memegangi dagunya, tampak berpikir sambil melihat Ashilla dan Wildan bergantian.
Cowok di sebelahnya baru buka suara setelah menelan makanannya, "gak tau, maksudnya. Belum pernah ciuman, apalagi dipergokin ciuman."
"Yeee, bilang dong dari tadi," Daniar merengut. Kemudian cewek itu mengganti fokusnya pada Ashilla. "Jadi gimana, Mbak? Kok bisa?"
Ashilla baru meletakkan es jeruk nipis yang ditegaknya di atas meja, membersihkan sisa-sisa air di sekitar mulutnya. "Duh, bocil. Kita kan bukan anak baru masuk kuliah, ya biasa aja, lah."
Daniar makin merengut, "kita juga udah lulus kuliah."
"Cobain, aja. Nanti kalian juga pasti biasa aja," Wildan kali ini ikut menimpali setelah dari tadi senyum-senyum saja.
"Cobain apa, Pak?"
"Kalian lagi ngomongin ciuman, kan?" Wildan ikut-ikutan bersuara lirih.
"Iya."
"Ya, itu. Cobain."
Alis Daniar dan Chandi kontan berkerut bersamaan, "nyobain sama siapa??" tanya dua manusia itu.
Chandi kemudian menyeletuk, "chatting sama Kalila aja baru mulai kapan hari, masa udah cipokan aja. Gimana ini Pak Wildan."
"Aku dapet nomer Hansel aja belom!" Daniar menambahkan.
"Loh, emang masih pada suka sama crush kalian yang kemarin?" Ashilla bertanya ditengah wajah-wajah melas di depannya. "Kirain kalian yang jadi," kata Ashilla sambil tertawa.
"Hah siapa, Mbak?"
"Kita?" Chandi menunjuk dirinya dan Daniar sambil menatap Ashilla sangsi.
Ashilla mengangguk membenarkan si cowok yang lebih muda. "Kan kemarin waktu liat kita, kalian lagi jalan berduaan ke danau?" ia mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ Crush Me Lovingly | wonwoo×sana
أدب الهواةAshilla menariknya mendekat, kemudian memintanya menjauh pergi setelah menyadari ia pria baik hati. Sedang Wildan yang naif, hanya jatuh hati.