"Lo gak ganti baju?"
Wildan memindah high heels yang Ashilla lempar asal ke dekat tembok sambil memandangi cewek yang tengah duduk dengan kaki menyilang di depan televisi. Cowok itu masih berdiri di dekat pintu hingga cewek pemilik apartemen tempat mereka berdiam sekarang memalingkan muka. Si wanita membalas pertanyaan WIldan dengan menaikkan kedua alisnya, tangan masih sibuk menekan tombol pengendali jarak jauh di tangannya.
"Males ganti. Mahesa nanti ke sini bentar lagi, kan?" Ashilla memandangi Wildan yang mematung sambil berdiri menatap dirinya. Kemudian ia menunduk, memerhatikan pakaiannya. Petang itu si wanita tengah mengenakan baju yang cukup terbuka. Atasannya yang hanya menutupi bagian dada hingga tulang rusuk terbawah dipadu dengan rok mini favoritnya. Bahunya terbebas, tanpa strap pakaian atau bra. "Kenapa?"
"Lo nyaman pake baju itu di depan gue?" tanya cowok itu sambil berjalan mendekat kemudian berhenti di depan Ashilla.
"Nyaman-nyaman aja. Lo nggak nyaman gue pake baju ini di depan lo?"
Cowok itu memalingkan muka, "gue cuma gak tau harus lihat kemana."
Sang wanita justru tertawa sambil menatap Wildan yang sibuk salah tingkah.
"Lihat ke mana aja boleh," Ashilla mengendikkan bahu sambil menyeringai. Cewek itu melirik Wildan dari sudut mata, bahunya tampak turun jauh setelah mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya.
"Ashilla," Wildan menoleh dengan tatapan memelas. Matanya yang berbinar tampak sayu, kedua ujung alisnya turun ke bawah. Membuatnya nampak lebih memprihatinkan, namun justru lucu dalam pandangan Ashilla.
"Iyaa," cewek itu malah berpangku tangan sambil menatap Wildan genit—seratus persen ngece. Ia baru menghentikan aksinya kala cowok di depannya memilih diam dan menatapnya datar—seperti biasa. "Ck, nggak usah lebay. Duduk aja sini sebelah gue, liat layar TV. Kita nonton Netflix," cewek itu menepuk dudukan sofa di sebelahnya. Wildan tak merespon hingga cewek itu harus menarik tangannya.
Wildan hanya melipat tangan di depan dada sambil diam saja saat Ashilla sibuk dengan berbagai jenis pilihan tontonan di aplikasi streaming televisi di depan mereka. Tak memberi rekomendasi ataupun protes ketika Ashilla bertanya. Cewek itu hanya berdecak sambil memilih salah satu serial romansa yang memiliki poster dan premis cukup menarik perhatiannya.
"Lo gak bosen ke club mulu?" cowok itu tiba-tiba melempar pertanyaan ketika Ashilla mengubah posisinya menjadi bersila di atas sofa.
"Lebih bosenan di site, nggak ada apa-apanya," jawab Ashilla santai.
"Emangnya lo mau ngapain ke club lagi? Bukannya kemarin udah?"
Dahi Ashilla berkerut dibuatnya, "emang nggak boleh? Ada yang udah meneliti, frekuensi wajar ke club itu seminggu berapa kali?"
Cowok itu mengendikkan bahu, "gak tau."
Si cewke mencebikkan bibir. "Sama. Gue cuma mau cepet-cepet cari pacar aja buat dikenalin ke mama," kata Ashilla sambil bergantian menatap televisi dan Wildan di sampingnya. "Oh, iya. Yang lo temenin gue ke nikahan sodara gue, itu nggak diitung. Yang itu emang formalitas aja karena gue disuruh bawa pasangan. Tenang, gue gak akan tiba-tiba membebani lo dengan hal yang nggak perlu tanpa consent. Nggak lucu kan kalo lo dateng-dateng sebagai gandengan kondangan doang tpi pulang-pulang udah punya titel sebagai calon suami?" Ashilla menyerocos panjang lebar sementara Wildan terus menatapnya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ Crush Me Lovingly | wonwoo×sana
Hayran KurguAshilla menariknya mendekat, kemudian memintanya menjauh pergi setelah menyadari ia pria baik hati. Sedang Wildan yang naif, hanya jatuh hati.