25 ; ketika semua orang terluka

428 69 18
                                    

Ashilla baru keluar dari kamarnya setelah acara pertunangan Thalia selesai dan tamu-tamu tak lagi mengisi kediaman Riani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ashilla baru keluar dari kamarnya setelah acara pertunangan Thalia selesai dan tamu-tamu tak lagi mengisi kediaman Riani. 

Tak ada tanda-tanda kehadiran pria yang barusan memarahi Ashilla habis-habisan ketika Ashilla menapakkan kaki di ruang keluarga. Di sofa yang melingkari sebuah meja, duduklah Riani beserta sang suami. Kemudian juga Mahesa dan Thalia di sofa yang berbeda. Dengan muka muram, semua mata menatap Ashilla yang berjalan mendekat.

Tampaknya mereka tadi berada pada obrolan yang cukup serius, karena Riani dengan cepat membuang muka dan kembali fokus pada sepasang manusia di hadapannya.

"Nak Mahesa suka sama Ashilla?"

Alis Ashilla mengerut mendengar penuturan asal sang ibunda. Cewek itu segera berjalan secepat yang ia bisa mendekat pada sofa. Ingin berusaha membantu meluruskan. Karena kemungkinan besar obrolan sebelum ia muncul pun berkaitan dengan dirinya.

"Nggak, Tante. Saya sayang sama Thalia," cowok tunangan Thalia itu melirik Ashilla dengan tatapan nanar sambil menggenggam erat tangan Thalia di sebelahnya. Adik Ashilla tampak membuang muka, namun Ashilla tahu Thalia tengah marah dari frekuensi napasnya yang lebih cepat dari biasa. Ashilla segera mendengus pelan sambil menutup mata, menyadari ucapan Wildan tadi kemungkinan benar seratus persen. Ia baru saja menghancurkan keluarganya sendiri.

"Mama ngomong apa sih? Nggak mungkin lah Mahesa suka sama Ashilla!" suara Ashilla meninggi, segera berbicara setelah Mahesa selesai. Sang ayah dan ibunda melirik ke arahnya dengan mata penuh emosi, mungkin lebih dari yang diberi Thalia.

"Terus kenapa kalian peluk-pelukan di depan orang-orang?! Di depan Thalia! Di depan Mama sama Ayah!" Riani membentak. Bergantian menatap Ashilla dan juga Mahesa. Sementara Thalia masih terus berada di sebelah sang tunangan, kemungkinan sudah berbicara berdua sebelumnya.

"Saya nggak—"

"Ashilla yang salah! Ashilla yang peluk Mahesa!" pekik Ashilla, memotong ucapan Mahesa segera dengan volume suara yang tak kalah nyaring dari sang ibunda. "Mahesa nggak ngapa-ngapain."

"Kamu—," Riani memegangi kepalanya bagian belakang yang terasa berat, kemudian menyandarkan punggungnya pada dudukan sofa, tak mampu lagi berbicara.

"Ashilla suka sama Mahesa?" kini sang ayah yang bertanya, dengan nada yang lebih lembut namun tegas. Dengan tatapan yang begitu tajam menubruk netra milik Ashilla. 

"Ya enggak lah, Pa!" volume suara Ashilla ikut menurun walaupun cewek itu belum bisa menjaga intonasinya. Sang ayah yang tak pernah memiliki hobi koar-koar, kebalikan ibunya, justru punya kekuatan untuk membuat Ashilla lebih menurut dengan auranya yang begitu bersahaja.

"Terus kenapa kamu peluk Mahesa?"

Ashilla berdecak sambil memalingkan muka, "Ashilla nggak sengaja."

"Gak sengaja?" Riani kembali duduk lagi. Memberi tatapan Ashilla tak percaya. "Gak sengaja kamu bilang?"

✅️ Crush Me Lovingly | wonwoo×sanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang