16 ; strategi perang gerilya

500 80 29
                                    

Warning : 🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning : 🔞

***

Ashilla abai total pada diskusinya dengan Wildan di kedai bakso tempo hari.

Tanpa penolakan maupun persetujuan yang pasti, cewek itu dengan bangga bertindak sesuka hati. Membuat Wildan yang awalnya diam terhenyak kebingungan, akhirnya terbiasa dengan kecupan sembunyi-sembunyi di pipi.

Kebiasaan itu berawal sejak mereka kembali dari kedai bakso langganan Wildan di tangga menuju lantai dua, tempat mereka bekerja. Sebelum berpisah untuk kembali ke tempat masing-masing, Ashilla mengecup pipi Wildan singkat setelah memastikan tak ada orang lain yang menapaki tangga bersama mereka. Cewek itu langsung kabur begitu saja dengan berjalan cepat, meninggalkan Wildan yang langkahnya terhenti seketika.

Cewek itu juga beberapa kali mencuri kecupan di pipi saat Wildan harus mendatangi ruangannya, atau saat Ashilla harus melapor langsung pada Wildan terkait pekerjaannya di ruangan si pria. 

Yang menyebalkan, cewek itu akan selalu kabur setelah melancarkan aksinya. Tidak sekalipun memberikan penjelasan pada Wildan yang hanya bisa menatap nanar pada punggung cewek yang tengah berlari menjauhinya.

"Pak Wildan, bisa diskusi berdua sebentar?" Ashilla melayangkan tanya kala join meeting antara tim Ashilla dan tim konsultan baru dibubarkan. Yang lainnya tengah sibuk beres-beres dan bergegas keluar untuk istirahat.

Wildan mendongak dari kursi kerjanya di ujung meja, kemudian mengangguk singkat sambil membereskan barang-barangnya.

Ashilla bergerak menuju kursi Wildan. Begitu berbalik, ia dikagetkan dengan Daniar yang masih berdiri dengan tenang di pintu ruangan.

"Kamu nggak turun, Dan?" tanya Ashilla setengah gelagapan. Pasalnya cewek itu akan mengajak Wildan diskusi tidak penting yang cukup personal, ia tak menyangka apa jadinya kalau tadi dirinya tak sadar terlebih dahulu kalau Daniar belum hengkang.

"Aku nungguin Mbak. Mbak Ashilla katanya mau coba ikut aku sama Chandi makan di kantin bawah?"

"Oh," Ashilla membawa telapak tangannya ke dahi, lupa dengan janjinya bersama Daniar dan Chandi untuk makan bersama siang ini. "Kamu duluan aja, nanti aku susul. Chandi udah di bawah, kan?"

"Iya, Chandi lagi nge-tag tempat," Daniar berujar.

"Oke, oke," Ashilla mengangguk-angguk pada Daniar sembari memberikan gestur agak mengusir dengan tangannya. Untungnya juniornya itu segera berlalu, tak lupa menutup pintu ruang meeting dan meinggalkan Ashilla dengan Wildan berdua.

Sambil mengelus dada dan menghela napas lega, Ashilla memutar tubuhnya kembali menatap Wildan. Cewek itu sedikit terhenyak ketika Wildan sudah berdiri menjulang tinggi di depannya dengan kedua tangan di saku celana.

"Mau diskusi soal apa?" cowok itu bertanya.

Ashilla berdehem kemudian berbicara. "Agak rahasia," katanya sambil berbisik pelan. Cewek itu kemudian mengibaskan tangannya, meminta Wildan untuk mendekat. Si wanita menutup bibirnya dari samping dengan tangan, siap berbisik di telinga Wildan setelah cowok itu menunduk dan mendekatkan telinganya. "Masa ternyata—"  

✅️ Crush Me Lovingly | wonwoo×sanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang