7 ; gagal abai

433 73 20
                                    

Ashilla berniat mengabaikan Wildan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ashilla berniat mengabaikan Wildan.

Keesokan harinya di hari Sabtu, Ashilla dan yang lainnya diagendakan untuk tur pemukiman karyawan dan site kerja. Walaupun sudah sering melihat dari foto atau video dokumentasi, ketujuh orang yang baru sehari bermalam di tempat baru itu belum terlalu hafal lokasi. 

Betul kata Chandi, pemukiman karyawan yang ditempati ratusan orang itu memang luas sekali. Banyak kepala keluarga yang membawa keluarga kecilnya untuk tinggal di sini. Entah nantinya sang istri menjadi ibu rumah tangga, atau bekerja menempuh perjalanan yang lumayan jauhnya. Selain rumah dinas dan mess karyawan untuk pegawai dan vendor, pemukiman itu juga dilengkapi dengan banyak fasilitas umum yang sengaja dibangun agar lingkungan tinggal mereka lebih layak huni. Ashilla bahkan baru tau di sana ada berbagai jenis lapangan olahraga hingga sanggar seni. Cewek itu hanya bisa mengumpat iri pada Wildan yang berdiam di lokasi paling strategis di sana. Bukan hanya lokasi antar jemput yang berada tepat di sebelah rumahnya, di bagian belakang tempat tinggal cowok itu juga berdiri sebuah kolam renang dan lapangan tenis. Olahraga yang cukup Ashilla dan Daniar minati.

Sekitar pukul sepuluh pagi, mereka semua diantar ke site kerja oleh Pak Waluyo. Kemudian berkeliling mengitari seluruh lokasi, sebelum berdiam diri di kantor site untuk mendapat sambutan dari beberapa pegawai yang tengah beroperasi hingga pukul dua belas siang. Para pegawai hanya bekerja setengah hari di hari Sabtu, jadi Ashilla dan kawan-kawan memiliki waktu satu setengah hari untuk istirahat dan beradaptasi sebelum memulai pekerjaan mereka di hari Senin nanti.

Pukul satu siang mereka sudah kembali lagi di mess. Ashilla buru-buru merebahkan diri dengan memejamkan mata, sambil menunggu sore datang. Tadi, Chandi antusias sekali mengajak ia dan Daniar untuk bonding dengan main tenis bersama. Ashilla menyetujui, sebagai upaya mendekatkan diri agar projek mereka berjalan dengan lancar. 

Well, teamwork makes the dream work.

Saat jam dindingnya berdetak di angka empat, Daniar muncul dengan ketukan ringan di pintu kamar Ashilla. Cewek yang tinggal di sebelah kamarnya itu tampaknya sangat antusias berolahraga, mengaku sudah empat bulan tak memegang bola. Ashilla yang baru membuka mata memintanya untuk main terlebih dahulu dengan Chandi, menunggunya menyusul kemudian.

"Oke, Mbak. Kabarin kalau mau ke bawah, ya?" ujar Daniar disertai senyuman lebar sambil berlalu meninggalkan Ashilla.

Setelah berganti ke setelan default main tenisnya—rok plisket pendek dan kaus polo serta bandana serba putih—Ashilla bergegas turun, segera menuju lapangan tanpa membawa raketnya. Chandi bilang, semua perlengkapan main sudah tersedia di setiap sisi lapangan olahraga. Mereka tinggal datang dan menikmati fasilitas yang disediakan di sana.

Langkah Ashilla terhenti sesampainya cewek itu di area kolam renang yang sepi. Lapangan tenis tak berada jauh dari tempatnya berdiri, namun Ashilla mendadak berhenti begitu melihat nama Riani muncul di layar ponselnya. Cewek itu merutuk diri habis-habisan sambil berjongkok di sisi kolam. Sebentar lagi ia pasti akan dihujani petuah-petuah panjang lagi, karena lupa mengabari Riani kalau ia terbang ke Sumatera selama empat belas hari.

✅️ Crush Me Lovingly | wonwoo×sanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang