26 ; jiwa tercabik hati berbalik

424 66 15
                                    

Mungkin Ashilla bisa hidup tanpa Wildan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin Ashilla bisa hidup tanpa Wildan.

Ashilla bisa menjalani hidupnya yang sepi dan membosankan selama sepekan ke belakang, tanpa kehadiran pria itu dan komunikasi yang putus seutuhnya, walau kepalanya masih penuh dengan sang pria.

Cewek itu sudah terbiasa makan dengan Daniar dan Chandi, walaupun matanya sering hilang arah yang membuatnya terseret sendiri dalam pikiran pelik, hingga salah satu junior mambawa Ashilla ke dunia nyata kembali. Terkadang juga Ashilla kembali makan sendirian di ruangannya, terisolasi dengan makanan apa saja yang ia pasrahkan pada office boy yang bekerja. 

Ashilla juga sudah sering pergi ke danau sendirian tanpa siapapun yang menemani, tanpa seorangpun sebagai teman bicara, hanya untuk memerhatikan angsa tertidur dengan satu kaki di bawah pohon cemara yang masih sama rindangnya.

Si wanita pun sudah terbiasa hidup tanpa sentuhan Wildan, peluk dan cium dari sang pria yang selalu menemani hari-harinya dahulu kala. Rupanya cowok itu dengan mudah tergantikan kehadirannya oleh guling Ashilla yang bertransformasi sebagai pacar khayalan si wanita selama berada di mess. Terkadang memeluknya erat, menghirup aroma Wildan yang menempel di sana, bahkan sesekali menciumnya ketika begitu rindu dengan si pria.

Ah, ya.

Selama seminggu ini Ashilla sadar penuh jika ialah yang nyatanya memiliki andil besar akan hancurnya hubungan cewek itu dengan Wildan. Berbekal dari petuah duta pacaran (dan muridnya, Hansel)—dengan cara berlagak penasaran tentang hubungan juniornya dengan si warga lokal—Ashilla perlahan bangkit untuk menepis gambaran Zamira dari kepala. Walaupun tak mungkin menghilangkannya total dalam sepekan, setidaknya cewek itu bisa merasakan rasa sayang Wildan yang tulus setelah berkali kali melihat kebelakang. Cewek itu juga menyadari ia menyayangi Wildan balik, dengan intensitas serupa jika bukan lebih jumlahnya.

Hal itu cukup untuk menyadarkannya bahwa luka yang ia torehkan pada Wildan tak sebanding dengan rasa sakit dari rindu yang ia rasa. Bahwa cowok itu pantas dicinta wanita yang tak akan menyakitinya. Bahwa Ashilla harus menghormati pilihan cowok itu menjauh darinya, dan berusaha hidup tanpa si pria.

Di hari Minggu sore, Ashilla yang tengah menghabiskan waktu bersama angsa-angsa yang tengah berjalan berurutan menuju danau memeriksa waktu pada ponselnya. Setiap dua minggu sekali, di waktu yang sama, biasanya bus perusahaan yang dikemudikan oleh pak Waluyo sudah terparkir di sebelah rumah dinas Wildan. Ashilla yang sudah bersama dengan Wildan berbulan-bulan tentunya paham kebiasaan cowok itu yang akan mendatangi danau sejenak untuk berlindung di bawah pohon cemara sembari memerhatikan apa saja di depannya setelah meletakkan tasnya ke dalam rumah.

Jadi Ashilla sengaja menunggu Wildan di tempat yang sama, berencana melihat batang hidung sang pria sebentar, kemudian pergi setelahnya. Cewek itu rupanya menunggu cukup lama. Langit sudah petang, namun tak ada tanda-tanda kehadiran Wildan di mana-mana. Cewek itu harusnya tahu jika Wildan memasuki area danau, karena ia sengaja duduk menghadap pintu gerbang. 

✅️ Crush Me Lovingly | wonwoo×sanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang