Typo ✌️
Happy reading
*
*Disebuah restoran mewah, tampak Mina sedang berbincang dengan Ny. Jung.
"Bibi Jung, sampai kapan aku harus begini terus? Aku sudah lelah menunggu Yoongi yang tak kunjung mau menerimaku maupun Hyunjin, si anak tidak berguna itu. Kelahiran anak itu sama sekali tak membuat Yoongi mau denganku, tapi malah hanya menambah beban hidupku saja!" Mina berkeluh kesah pada Bibinya.
"Sabarlah, nanti juga ada waktunya dia akan berubah," timpal Ny. Jung.
"Sabar?? Ini sudah tujuh tahun berlalu, kurang sabar apa lagi aku ini?!" kesal Mina.
"Yak! Mina-yaa, kau tidak boleh menyerah sampai Yoongi bertekut lutut dihadapanmu. Kau adalah satu-satunya harapanku, Mina. Jika kau bisa mendapatkan hati Yoongi, maka semua hartanya bisa jatuh padamu, dan dengan begitu rencana ku untuk menguasai seluruh aset dan perusahaan keluarga Min akan tercapai."
"Sampai kapan, Bi? Itu semua tidak akan terjadi! Yoongi tidak mungkin berubah, dia bahkan muak melihatku!"
"Berhentilah mengeluh! Kau seharusnya lebih berusaha keras untuk merayu Yoongi, bukannya malah mengeluh terus!" Ny. Jung mengomeli keponakannya.
Mina mendengus kesal.
"Lagipula jika kau menyerah sekarang, apakah kau mau kembali ke kampung dan hidup miskin seperti dulu lagi, hah?!"
Mina meneguk salivanya kasar, lalu menggeleng cepat. "Tidak! Aku tidak mau hidup miskin lagi, Bi."
"Maka dari itulah bersabarlah sedikit."
"Tapi Bi...Yoongi membuatkan rumah yang ku tempati sekarang, bukan karena aku. Melainkan karena Hyunjin."
"Ya aku juga tahu. Untung ada Hyunjin, makanya sekarang kau bisa hidup enak. Kalau tidak, kau pasti masih tetap jadi wanita miskin."
"Tapi...Yoongi juga sebenarnya tidak menyukai Hyunjin. Kau tahu itu kan, Bi?"
"Ya, aku tahu. Ck! Sebenarnya beberapa hari lalu aku sudah memiliki rencana baru untuk membuatmu bisa tidur bersama Yoongi, tapi semua gagal gara-gara si Nara yang tak tahu diri itu yang tak mau membantuku melancarkan aksiku," cerita Ny. Jung.
"Hh...dasar Bibi Nara tidak tahu berterimakasih. Padahal kan dulu yang memasukkannya kerja dirumah Yoongi adalah Bibi Jung, tapi kenapa sekarang Bibi Nara tidak mau berada dipihakmu?"
"Ya, begitulah kalau kacang lupa kulitnya. Padahal dulu dia sama seperti kita, sama-sama berasal dari kampung yang kumuh dan miskin. Makanya sekarang aku jadi muak melihat si Nara itu disana, karena dia lebih memilih setia pada Yoongi."
"O ya, Bi. Ngomong-ngomong sekarang Yoongi sepertinya telah memperkerjakan seorang baby sitter baru untuk Hyunjin."
"Lalu kenapa memang?" timpal Ny. Jung.
"Masalahnya aku tidak suka dengan baby sitter baru itu. Karena dia masih muda, cantik dan modis, tidak seperti baby sitter yang sebelum-sebelumnya. Masa bajunya saja bermerk mahal, tapi kok mau jadi seorang pelayan."
"O ya, siapa namanya?" tanya Ny. Jung penasaran.
"Ng...namanya...Kim...Jennie. Ya itu dia namanya!"
"Kim Jennie?" Ny. Jung berusaha mengingat-ingat nama yang tidak asing ditelinganya tersebut. "Ah, iya aku ingat. Beberapa hari lalu aku juga bertemu dengan seorang pelayan baru dirumah Yoongi, namanya Kim Jennie. Hmm...jadi dia bertugas sebagai baby sitternya Hyunjin rupanya."
"Iya, Bi. Itu benar. Dan aku merasa cemburu, karena Yoongi memperkerjakan gadis seperti itu."
"Heuh, untuk apa kau cemburu? Yoongi tidak mungkin suka pada seorang pelayan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionAkibat terlilit hutang judi, sang Ayah tiri tega menjual Kim Jennie, gadis berusia 21 tahun ke sebuah rumah bordir, demi melunasi hutang-hutangnya. Disana Kim Jennie di paksa untuk melayani para pria hidung belang, namun gadis itu selalu menolak dan...