Typo ✌️
Happy reading
*
*Diluar sedang terjadi hujan badai disertai petir saat ini, membuat udara dingin malam ini semakin terasa menusuk sampai dikulit.
Yoongi beranjak dari tempat tidurnya untuk meraih remot AC dan mematikannya. Dia pun mengambil sweater rajut dari dalam lemarinya dan mengenakannya. Namun nyatanya sweater itu tak banyak mengurangi rasa dingin yang tengah menderanya.
Wajah Yoongi semakin terlihat pucat akibat udara dingin. Setelah berpikir sejenak, ia kembali meraih sebuah jaket bulu tebal dari dalam lemarinya. Ia mengenakan jaket itu dan merasa sedikit hangat daripada sebelumnya.
Beberapa menit berlalu, Yoongi berdiri sambil memandang keluar melalui jendela kaca yang basah dan berembun akibat terkena hujan. Jari telunjuk kanannya bergerak ke depan ke arah kaca dan menuliskan sebuah nama.
"Kim Jennie."
Itulah nama yang ia ukir dengan telunjuknya pada kaca yang berembun.
Diam memandangi nama itu, pikirannya melayang kembali ke saat sore tadi, dimana tak lama setelah ia pulang, dirinya melihat Jennie memasuki rumah bersama dengan Woozi. Keduanya tampak riang gembira, seolah tanpa beban. Padahal hati Yoongi sangat sakit dan patah hati setelah Jennie pergi meninggalkannya tempo hari.
"Hh...bisa-bisanya dia tertawa riang seperti itu? Terbuat dari apa hatinya? Apakah tidak ada penyesalan sedikit pun setelah ia mengingkari janjinya terhadapku?" gumam Yoongi tak habis pikir. Jujur saja ia masih merasa kecewa pada Jennie, meskipun sebenarnya ia juga bahagia, karena Jennie kini telah kembali.
Dengan langkah lesu, Yoongi memutuskan untuk ke luar kamar.
Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Sudah lewat tengah malam, dan yang pastinya semua orang dirumah itu pasti sedang terlelap, termasuk Woozi yang memutuskan untuk menginap dirumah Yoongi malam ini.
Yoongi terus berjalan meski tak tahu hendak melangkah ke mana diwaktu yang sudah lewat tengah malam seperti ini. Ia hanya berjalan asal saja tanpa merencanakan hendak menuju ke ruang mana, Yoongi hanya sekedar ingin mengusir rasa bosan dan galaunya saat ini.
Namun entah bagaimana, kakinya malah membawanya menuju ke depan kamar Jennie.
"Loh kok aku malah ke sini sih?" gumamnya heran.
Yoongi menarik napas lelah, lalu berbalik hendak kembali ke kamarnya, namun baru beberapa langkah ia pun berhenti dan berpikir. Sementara suara hujan deras dan petir diluar rumah masih terus terdengar.
"Kira-kira Jennie baik-baik saja nggak ya karena suara hujan deras dan petir yang sekencang ini? Apa jangan-jangan dia saat ini sedang ketakutan?" tiba-tiba Yoongi malah mengkhawatirkan Jennie.
Hingga akhirnya ia pun kembali berbalik ke arah pintu kamar Jennie. Yoongi membuka pintu kamar Jennie secara perlahan dengan maksud agar tidak menimbulkan suara dan membangunkan Jennie.
Namun didalam ruangan kamar itu, Jennie ternyata meringkuk didalam selimut yang menutup rapat seluruh tubuhnya. Rupanya benar dugaan Yoongi bahwa Jennie saat ini sedang ketakutan akibat bunyi petir yang menggelegar berulang-ulang kali, ditambah lagi udara dingin yang semakin menusuk kulit, meskipun AC di dalam kamar tersebut tidak dinyalakan.
Melihat pemandangan itu, Yoongi mengernyitkan keningnya sambil mengamati dengan seksama selimut yang menutupi tubuh Jennie tersebut.
"Dia kenapa ya? Apakah karena takut, makanya selimutan kayak gitu? Hmm...kira-kira dia saat ini sudah tidur apa belum ya?" Yoongi pun melangkah pelan menuju ke ranjang tempat tidur Jennie, sedangkan Jennie tampaknya saat ini juga belum menyadari kedatangan Yoongi dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionAkibat terlilit hutang judi, sang Ayah tiri tega menjual Kim Jennie, gadis berusia 21 tahun ke sebuah rumah bordir, demi melunasi hutang-hutangnya. Disana Kim Jennie di paksa untuk melayani para pria hidung belang, namun gadis itu selalu menolak dan...