Chap 32~Kemarahan Mina

110 11 13
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Seminggu telah berlalu setelah Yoongi dan Jennie berbaikan. Woozi pun tak kunjung mendatangi rumah kakaknya lagi setelah kejadian itu, sedangkan Yoongi tak menganggap serius kemarahan adiknya yang dinilainya tak jelas waktu itu.

Disisi lain, Mina mengalami luka dan sedikit trauma akibat perlakuan kasar pria hidung belang yang membookingnya dihotel waktu itu, sehingga dia memerlukan waktu untuk memulihkan trauma dan luka dibagian sensitifnya selama beberapa hari.

Siang ini ketika Jennie sedang bermain bersama Hyunjin ditaman belakang, tiba-tiba Mina muncul dan langsung menjenggut rambutnya dengan kasar.

"Aaakkkhhh...!!" reflek Jennie pun berteriak kesakitan, sekaligus terkejut.

"Eommaaa...lepaskan Eonnie, Eomma!" Hyunjin yang ikut terkejut pun berusaha menolong Jennie, dengan memegang tangan Eommanya agar melepaskan rambut Jennie, namun tentu saja Mina yang sedang emosi tak menghiraukannya.

"Dasar pelayan tak tahu diri! Beraninya kau kembali lagi ke mari dan merayu suamiku!" Mina mengumpat dengan kesal, sedangkan tangannya masih terus menjenggut rambut Jennie.

"M-Maksud Nona siapa ya? Suami Nona yang mana?" sambil meringis, Jennie menimpali ucapan Mina.

Mendengar hal itu, Mina malah semakin geram dan menambah kekuatan tarikannya pada rambut Jennie.

"Aww...auuww...Nona sakiiiitt...!!" pekik Jennie dengan matanya yang berkaca-kaca, akibat rasa sakit yang tak tertahan.

"Sudah Eomma! Lepaskan Eonnie! Kasihan Eonnie kesakitan!" Hyunjin yang tak tega melihat Jennie kesakitan, memohon dengan sangat.

"Diam kau, jangan ikut campur, ini urusan orang dewasa! Pergi sana!!" Mina mengusir Hyunjin.

Tentu saja Hyunjin tak menuruti permintaan Eommanya, dan malah menggigit kuat lengan Mina hingga tangan Mina pun terlepas dari rambut Jennie.

"Akh...auuuwwww!! Apa yang kau lakukan bocah tengik! Aku ini Eomma-mu, tapi kenapa kau malah menggigitku, huh? Awas kau ya, akan ku hukum kau nanti!" Mina mengomeli Hyunjin.

Namun Hyunjin menyembunyikan diri dibelakang Jennie, karena takut Eommanya akan memukulnya saat ini.

"Jangan hukum Hyunjin, dia tidak salah apa-apa. Ini urusan kita, jadi jangan limpahkan kekesalanmu pada putrimu!" balas Jennie.

"Beraninya kau mengaturku, huh? Dia itu putriku, aku berhak melakukan apapun pada putriku!" Mina tak terima.

"Meski pun dia putrimu, tapi dia itu manusia yang juga punya perasaan, dan tak bisa seenaknya kau perlakukan semaumu!"

"Diam kau, jalang! Dasar pelakor!" umpat Mina lagi.

Jennie pun berjongkok di depan Hyunjin dan berbisik. "Hyunjin-ah, pergilah ke rumah Appa dan temui Bibi Nara. Lebih baik sekarang Hyunjin sekarang berlindung disana dulu sampai Eonnie kembali. Sekarang Eonnie mau bicara sebentar dengan Eommanya Hyunjin. Kau mengerti kan, Hyunjin?"

Hyunjin mengangguk, dan dengan cepat ia berlari ke arah sepedanya dan bergegas meninggalkan tempat tersebut.

Setelah Hyunjin pergi, Jennie bangkit berdiri dan menatap Mina tanpa takut sedikit pun.

"Siapa yang kau sebut jalang dan pelakor, huh? Bukankah itu dirimu sendiri?" Jennie membalas ucapan Mina tadi.

"Apa kau bilang? Aku bukan pelakor, tapi kaulah pelakornya!" Mina benar-benar merasa tak terima.

Jennie tersenyum miring. "Ya, kau mungkin bukan pelakor tapi kau jalang!"

"Apa kau bilang? Brengsek! Beraninya kau mengataiku jalang, dasar pelakor kurang ajar!"

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang