Typo ✌️
Happy reading
*
*"Selamat pagi, Sajangnim," sapa Jungkook setelah dirinya membungkuk hormat pada bos mudanya itu.
"Pagi," jawab Yoongi tak bersemangat.
Jungkook yang tadi sempat berpapasan dengan Ny. Jung saat dirinya hendak masuk ke dalam rumah, dapat memahami raut kesal di wajah Yoongi saat ini.
"Ada masalah apa, Sajang-nim? Apakah ini berkaitan dengan Nyonya besar?"
"Yah, begitulah. Dia memintaku untuk mengikuti rapat diperusahaan Ayah pagi ini. Katanya ada masalah lagi. Hh...kau tahu kan semenjak aku memutuskan untuk keluar dari perusahaan Ayah, dan memilih untuk membangun perusahaan ku sendiri, sebenarnya aku sudah malas ikut campur dengan masalah yang terjadi di perusahaan Ayahku itu. Dan itu semua karena si nenek lampir itu yang sangat gila harta dan ingin mengusai perusahaan Ayahku."
"Iya, Sajang-nim. Aku mengerti," timpal Jungkook.
"Tapi...setiap ada masalah, selalu saja nenek lampir itu mencariku untuk meminta bantuanku. Padahal jika perusahaan sedang mengalami keuntungan besar, dia selalu melupakanku," Yoongi berkeluh kesah.
"Itu karena saat ini hanya Sajang-nimlah yang dapat diandalkan untuk keberlangsungan perusahaan Ayah Sajang-nim. Jadi menurutku, Sajang-nim harus lebih banyak bersabar dan mengikuti kemauan Nyonya besar, sampai semua keadaan yang terjadi di keluarga ini membaik," Jungkook mencoba memberi saran.
"Heuhhh...," Yoongi menarik napas berat. "Aku sendiri tidak tahu sampai kapan semua keadaan ini akan membaik. Semuanya menjadi kacau setelah kehadiran nenek lampir itu."
"Tapi setidaknya dengan kehadiran gadis itu disisimu saat ini, maka Sajang-nim bisa sedikit merasakan kebahagiaan, bukan?"
Mendengar itu, senyum di wajah Yoongi pun kembali muncul. "Hmm...kau benar! Saat ini aku sangat bahagia sekali, karena kini aku bisa bertemu dan melihatnya setiap hari."
Jungkook pun ikut tersenyum seolah turut merasakan kebahagiaan yang kini tengah dirasakan oleh CEO mudanya itu.
"Sajang-nim, sejujurnya akhir-akhir ini aku melihat wajahmu terus berbinar layaknya seseorang yang sedang kasmaran," ucap Jungkook.
"Benarkah?"
"Iya, Sajang-nim. Itu sangat terlihat jelas."
"Iya, kurasa kau benar Jungkook. Aku juga merasa seperti sedang kasmaran saat ini," Yoongi tak menampik.
"Tapi bagaimana pun, Sajang-nim juga harus tetap berhati-hati, jika Sajang-nim ingin agar gadis itu tetap berada disini bersamamu," Jungkook mengingatkan.
"Iya, aku tahu, Jungkook. Terimakasih sudah mengingatkanku. Ayo kita sarapan!"
"Baik, Sajang-nim."
Mereka berdua pun berjalan menuju ke ruang makan.
***
Sementara itu di kamar, Jennie yang sudah selesai mandi kini sedang sibuk memilih-milih pakaian diruang walk in closetnya.
"Mmm...pakai baju yang mana ya hari ini? Duh aku bingung, pilih yang mana karena semua pakaian disini bagus semuanya," Jennie tampak galau hanya karena memilih baju.
"Apa yang ini saja ya? Eh, tapi ini terlalu terbuka dan seksi, nanti aku malah jadi kelihatan murahan kalau pakai yang ini. Hmm...apa yang ini saja ya, ini kan tertutup, tapi...ini kan pakaian musim dingin, sedangkan sekarang bukan musim dingin, nanti malah terlihat aneh. Ng...nah ini saja deh, yang ini terlihat lebih casual dan cocok untuk digunakan dihari yang cerah ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanficAkibat terlilit hutang judi, sang Ayah tiri tega menjual Kim Jennie, gadis berusia 21 tahun ke sebuah rumah bordir, demi melunasi hutang-hutangnya. Disana Kim Jennie di paksa untuk melayani para pria hidung belang, namun gadis itu selalu menolak dan...