Chapter 4

212 20 2
                                    

Yuhuuuuu

Pramugari binal lia_halmussd sama Putra up lagi yaw

OoO

Bandung, yang juga disebut sebagai Kota Bunga, memiliki sebutan lainnya juga sebagai Paris Van Java dan juga Bandung Lautan Api. Kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota yang cukup terkenal di Indonesia yang memiliki pesonanya tersendiri, baik dari alam maupun wisata kota tuanya. Di tambah, kota yang juga tak pernah sepi, namun tak sepadat Ibu Kota Jakarta.

Tak pernah terbayang bagi Evan untuk tinggal di kota yang menjadi pusatnya fashion di Indonesia. Sepanjang perjalannya dari rumah, senyum Evan tak luntur. Pemuda dengan pipi chubby itu begitu antusias berkendara di jalanan Kota Bandung. Banyak makanan khas Bandung yang dia dapati dijual di pinggir jalan membuat pemuda pemakan segalanya itu tergiur untuk berhenti dan menikmati jajanan kaki lima. Namun ingatan tentang pesan Raka untuk segera mencari Universitas membuat niatnya urung.

“Nanti aja jajannya, sekarang cari kampus terdekat aja.” Gumamnya pada diri sendiri saat tangannya ingin membelokkan motornya ke area pedagang kaki lima berjualan.

Atensinya terus tertuju pada jajaran pertokoan di sepanjang pinggir jalan sampai lupa jika ia tengah berkendara. Seperti kata orang tua, jika berkendara harus fokus ke depan agar tak terjadi hal yang tak di inginkan, harusnya Evan mengingat itu, namun pemuda manis itu malah terlalu asyik melihat ke sekitar hingga tak sengaja motornya menabrak motor di depannya yang berhenti karena lampu merah.

Brak!

“Aduh, mampus! Kenapa malah nabrak motor orang segala coba.” Ringisnya terjatuh di pinggir jalan.

“Duh, duh, jangan ngajak ribut, please. Baru juga tinggal di sini berapa hari, gak lucu kan langsung dapat kasus tabrakan. Kasihan Kak Raka juga yang baru berangkat kerja, masa aku udah bikin masalah aja.” Gerutunya sampai tak menyadari jika di depannya ada seseorang yang bertolak pinggang menatapnya.

“Bangun.” Suara bass itu mengalihkan atensi Evan.

“Eh, kenapa Kang?”

“Kenapa, kenapa. Kamu gak lihat kalau nabrak motor saya!”

Evan meringis, dia baru ingat jika telah menabrak motor orang dari belakang, “aduh, maaf Kang, saya gak sengaja.”

“Untung saya gak jatuh, cuma oleng aja. Coba kalau saya jatuh terus luka-luka, memang kamu mau tanggung jawab.”

“Dijawab aja Kang, tanggungnya enggak. Saya orang baru di sini soale.” Evan berdiri, menepuk celananya yang kotor.

“Kamu bukan asli orang sini?” Tanya pemuda yang menjadi korban Evan, namun pemuda itu malah membantu mendirikan motor Evan.

“Iya, Kang. Baru tiga hari di sini.”

“Oh, kamu baru saja pindah ke Bandung?”

“Iya, Kang.”

“Ya udah, lain kali kalau naik motor hati-hati. Perhatikan depan, jangan malah lihat kesana kemari.”

“Iya Kang, sekali lagi maaf ya.”

“Iya, saya maafkan.” Sejenak pemuda itu menatap pergerakan Evan, “kamu tahu jalanan Bandung, kan?”

Evan cengengesan, “enggak Kang.”

Pemuda itu menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan pemuda yang di temuinya, “memang kamu mau ke mana?”

“Mau nyari kampus, Kang.”

Pesawat Kertas ~ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang