Chapter 5

183 20 2
                                    

Yuhuuuu

Jangan lupa vote dan komen yaw

Mampir juga ke akun lia_halmussd jangan lupa.

OoO

*

Pagi itu Evan bangun sedikit kesiangan, karena semalam ia melakukan sleep call dengan Raka hingga jam dua dini hari, berakhir ia tertidur dengan meninggalkan Raka di seberang sana tersenyum melihat Evan yang tertidur pulas.

Krek!

Saat pintu terbuka, banyak mata di sebuah ruangan menatap pada pemuda manis yang membuka pintu tersebut.

"He he he, maafkan saya Prof." Tawanya melihat Dosen dengan kaca mata tebal itu menatap ke arahnya.

"Kesini kamu." Ujar sang Dosen.

Kaki pendek itu melangkah mendekat ke arah sang Dosen yang terlihat melipat kedua tangannya di depan dada.

"Baru hari kedua dan sudah terlambat, jika ini terjadi lagi di kelas saya, maka kamu akan saya hukum!" Ujar sang Dosen tegas lalu mempersilahkan pemuda itu duduk kembali ke kursinya.

"Nih." Sebungkus coklat ditaruh oleh mahasiswa lain saat pemuda tadi duduk di kursinya, "tadi ada kating yang nitipin ini buat lo."

Evan menyambut sebungkus coklat tersebut, "makasih ya, tapi … lo tahu gak siapa orangnya?"

"Gak tau gue, yang pasti dia kasep pisan ey.

Evan hanya mengangguk lalu menyimpan coklat itu ke dalam tasnya, dan mengeluarkan bukunya. Tanpa Evan sadari, sedari tadi di sampingnya ada tatapan tajam yang muncul dari mahasiswa yang duduk di samping dirinya.

Hari itu kelas Evan selesai lebih cepat, siang harinya ia dan teman sekelasnya sudah bersiap untuk pulang.

"Eh iya Bintang, bisa temenin gue gak?" 

"Mau minta temenin kemana? Bareng gue aja yuk, jangan sama Bintang, tuh anak psikopat." Ujar Rico yang membuatnya mendapatkan pukulan kuat di kepalanya oleh Bintang.

"Ayo, gue temenin kemanapun yang lo mau." Digenggamnya tangan mungil Evan lalu membawanya pergi dari kelas, meninggalkan Rico yang memutar bola matanya malas.

"Ric, ntu temen lo kenapa dah? Tumben dia baik sama anak baru." Tanya seorang mahasiswa lainnya.

"Biasalah bro, penyakit homonya kumat kalau liat yang bening-bening, harus dikejar sampai dapat atuh." Ujar Rico lalu ikut pergi meninggalkan kelas.

Dua anak adam berbeda tinggi itu berjalan bersama keluar gedung Fakultas mereka, keduanya nampak terlihat menggemaskan dengan tinggi keduanya yang berbada lumayan jauh, si pria manis bernama Evan itu hanya sebatas dada pria tampan bernama Bintang itu.

"Lo mau kemana? Kebun binatang? Museum? Pantai? Atau Mall? Gue ajak ke mana yang lu mau dah." Tawar Bintang dengan terus menarik tangan Evan menuju parkiran.

"Ck! Lepasin dulu dah." Evan melepaskan tangannya dari genggaman Bintang, "ntar putus ni tangan gue kalau lo tarik terus." Kesal Evan dengan mengusap-usap pergelangan tangannya.

Bintang hanya terkekeh pelan, ia pun tak sadar jika menenggam tangan Evan dengan begitu erat.

"Ya udah, gue minta maaf. Sekarang lo mau ditemenin kemana?"

"Bantuin gue nyari kucing ke tempat orang jual hewan peliharaan."

Sebelah alis Bintang terangkat, "lo mau meliara kucing?'

Pesawat Kertas ~ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang