Jangan lupa tinggalin jejak yaw
Terus tungguin cerita lainnya dari Putra dan lia_halmussd
Happy reading
OoO
Pagi itu sang baskara bersinar dengan terangnya, mengusir dingin semalam yang menyelimuti seisi Kota Bandung, membawa hari baru bagi setiap orang.
Tok!
Tok!
"Dek, ini ada telepon masuk, mau diangket gak?" Raka berdiri di depan pintu kamar mandi dengan memegangi ponsel milik Evan yang berdering sedari tadi.
"Dari siapa Kak?" Teriak Evan yang tengah mandi di dalam sana.
"Dari Mama, ayo diangkat dulu nih."
Suara gemericik air berhenti terdengar, tak berapa lama pintu yang terkunci rapat itu terbuka, terlihat kepala Evan dengan rambut basah yang hampir menutupi matanya keluar dari sana.
"Biarkan saja Kak, Evan gak mau dulu berhubungan dengan keluarga Evan." Ujar Evan sendu dengan raut wajah sedih.
"Ya sudah kalau gitu, kamu lanjutin mandinya gih, Kakak tunggu di bawah ya."
"Siap Kapten!"
Krek!
Pintu kembali tertutup dan suara gemericik air kembali terdengar.
Raka masih berdiri di sana, menatap ke ponsel milik Evan yang entah untuk kesekian kalinya sang Mama menghubungi, namun selalu diabaikan oleh Evan.
Tit!
"Halo Tante ... ."
~ ~ ~
"Kita mau kemana Kak?" Tanya Evan yang sudah berpakaian rapi sambil menuruni anak tangga satu per satu.
"Mau ngajak kamu ketemu Mama." Raka menyambut Evan dengan senyuman dan jua genggaman hangat pada tangan mungil itu, "cantik banget sih anak pungut satu ini."
Mata Evan membulat mendengar perkataan Raka, ia hendak menarik tangannya yang digenggam oleh Raka, namun Raka menggenggamnya dengan lebih erat.
"Ck! Nyebelin." Kesal Evan dengan membuang wajahnya ke arah lain.
Tanpa Evan sadari, tingkahnya itu membuat sesuatu tumbuh di hati pria tampan yang ada di hadapannya, senyum merekah di wajah sempurna pahatan tangan Tuhan itu.
"Dek … ."
"Dek Evan … ."
"Dek, liat Kakak dong."
"Hem … ." Sahut Evan tanpa memalingkan wajahnya.
"Evan … ." Panggil Raka dengan begitu lembutnya.
"Apa sih!" Kesal Evan.
Melihat ekspresi marah Evan membuat Raka kembali mengukir senyum di wajahnya.
"Dek-"
"Apa-"
Cup!
Dua benda kenyal itu saling bertemu saat Evan memalingkan wajahnya menghadap ke arah Raka, bibir ranum milik Evan bertemu dengan bibir tebal milik Raka. Keduanya diam dengan kedua manik mereka yang saling menatap lekat, melihat pantulan diri sendiri di sana.
Hening.
Keduanya diam di posisi yang sama cukup lama, sampai Evan mundur dan hendak terjatuh, beruntunglah Raka sigap menangkapnya sehingga Evan tak terjatuh ke ubin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas ~ [Terbit]
RomanceTerbit Kisah cinta yang seperti sebuah pesawat kertas, mengikuti kemana angin membawa hingga pada akhirnya akan jatuh atau tetap terbang.