Chapter 27

73 5 1
                                    

Yuhuuuuu

Jangan bosen nungguin Putra & lia_halmussd

Kuy gss ngeng

OoO

Krek!

"Van~"

"Loh? Kak Raka?"

Tubuh mungil itu terpaku seketika, matanya tak berkedip sedekitpun, tubuh jangkung itu berjalan mendekat ke arahnya dengan tatapan setajam elang, ia bak seorang pencuri yang tertangkap basah.

Hening.

Tidak ada suara lain selain denting waktu dan juga burung malam yang bernyanyian di malam itu.

"Kenapa baru pulang jam segini?" Deep voice itu terasa dingin, membuat Evan terdiam dengan bulu kuduk yang mulai berdiri.

"Evan baru dari tem-"

Ucapan Evan terpotong saat tangan besar itu mengusap surainya pelan, "Kamu pasti cape ya?" Deep voice tadi hilang seketika, nada hangat dan penuh cinta kini memenuhi telinganya.

Evan mengangguk, mulutnya terkulum dengan tubuhnya yang merapat ke dekapan Raka.

"Kenapa Kakak gak bilang kalau pulang."

"Gak boleh ya Kakak ngasih kejutan? Tapi besok Kakak harus balik lagi ke Bandara lagi buat penerbangan ke Jepang."

"Hah?" Terlihat raut wajah sedih di mata Evan.

"Kita tidur yuk, kamu pasti capek kan?" Dibawanya pemuda mungilnya menuju kamarnya, dengan tangan yang saling berpegangan, keduanya memasuki kamar yang ada di lantai satu di rumah tersebut.

Evan membersihkan tubuhnya, setelah itu ia pun naik ke tempat tidur, di sana sudah ada Raka yang berbaring dengan menyediakan tangannya yang akan dijadikan bantalan untuk Evan.

Cup!

Evan mengecup bibir Raka pelan, membuat sang dominan tersenyum.

"Kakak kok cuman pulang bentaran doang sih? Evan sedih tau ditinggal lama terus." Keluh Evan, wajahnya kini ditaruh tepat di bawah dagu Raka, dengan tangannya bertengger mesra di tubuh setengah telanjang Raka.

Raka tak menjawab, ia terlihat sudah memejamkan matanya, namun tangannya terus bergerak mengelus lengan mungil Evan.

"Kak Raka udah tidur?"

"Belum." Sahut Raka.

"Evan mau itu." Tangan Evan turun perlahan ke area bawah tubuh Raka, masuk di sebalik celana yang Raka kenakan, disentuhnya daging tak bertulang yang berukuran sedang itu.

"Nanti aja ya." Raka menarik tangan Evan keluar dari celananya.

"Tapi Kak."

"Udah tidur." Raka membalikkan tubuh Evan lalu memeluk pemuda mungilnya dari belakang. Dipeluknya erat tubuh mungil yang kini mempunyai bau yang berbeda sejak terakhir mereka bertemu. Namun, Raka tak mau berpikiran berlebihan, ia cukup lelah dengan pekerjaannya dan saat ini ia hanya ingin mengisi tenaganya kembali bersama pemuda mungilnya.

Pesawat Kertas ~ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang