Chapter 1

813 52 6
                                    

Yuhuuu

Putra sama lia_halmussd bikin cerita baru nih, mohon dukungannya ya.

Kita nge-lokal dulu ya guys

✈️ ✈️ ✈️ ✈️ ✈️ ✈️

0o0

"Akh!"

.
.
.
.

"Engh!"

.
.
.
.

"Argh!"

.
.
.

"Sakit Kak! Engh! Ukh!"

.
.
.
.

"Argh! Kau sempit sayang."

Suara decitan tempat tidur disertai suara desahan nikmat keluar dari mulut kedua pemuda yang berada di sebuah kamar kost berukuran lima kali lima meter persegi menggema di sana, dua tubuh telanjang itu saling bertumpuk yang menciptakan suara khas, atmosfer panas ketara di dalam kamar kost tersebut, hujan di luar sana kian membuat keduanya bergairah mencari kehangatan satu sama lain.

Desahan serta erangan manja terus keluar dari pemuda manis bertubuh yang saat ini tengah digendong oleh seorang pemuda bertubuh besar, digendongnya ala koala dengan kaki pemuda mungil itu melingkar di pinggang pria berbadan besar.

Batang berurat itu terlihat keluar masuk dari lubang sempit di bagian bawah tubuh pemuda manis itu.

Cukup lama keduanya bercinta, sampai dua tubuh itu tumbang dengan pemuda mungil yang terbaring lemah di atas tubuh pria besar itu.

Tangan besar itu mengusap lembut surai hitam nan lembut, sedangkan sang empunya sudah menutup matanya karena kelelahan.

"Tidurlah, kita akan lanjutkan lagi nanti." Ucap pria berbadan besar itu.

~~~~~~~

Siang itu sang mentari melambung tinggi di langit sana, cahaya teriknya tak menyurutkan langkah kaki seorang pemuda manis yang tengah berjalan dengan kedua telinganya ditutup headset, kaki pendek itu melangkah dengan riangnya, tas punggung bewarna merah membuatnya terlihat seperti anak kecil, celana pendek di atas lutut yang ia kenakam itu menunjukkan paha putih mulusnya yang tanpa ada luka sedikit pun.

"Oi boti!" Teriak seorang gadis terdengar disetai tepukan keras pada punduk pemuda tersebut.

"Sialan! Kenapa lu mukul gue? Mau ngajakin berantem lo!" Sungut pemuda itu kesal.

"Ck! Sensi banget lo Van, lagi PMS lo?"

"Bacot, kontol! Cepat, lo mau apa? Gue mau balik ke rumah, panas nih."

Gadis itu pun terlihat merogoh tas kecil yang ia bawa dan mengeluarkan sebatang kotak dengan pita bewarna merah muda di atasnya.

"Nih, buat lo."

Pemuda yang dipanggil Evan itu menerima sebatang cokelat tersebut.

"Dari lo?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Terus? Bapak lo?"

Plak!

Sebuah pukulan didapatkan Evan tepat di kepalanya.

"Lo kalau jadi homo gak usah ngincer bapak temen lo sendiri juga!"

Devano Mahendra. Atau yang lebih akrab dipanggil Evan, pemuda berusia dua puluh tahun ini adalah salah satu mahasiswa di sebuah Universitas di kota Manado. Terlahir dengan darah campuran antara Indonesia dan China membuat Evan memiliki kulit yang putih dan mata nan indah, wajah manis dengan pipi sedikit berisi itu membuatnya terlihat lucu, terlebih Evan yang memiliki sikap yang manja dan juga kenes ini acap kali membuat orang menanggapinya layaknya seorang anak kecil, siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh hati pada pemuda bertubuh pendek ini, apa yang ada pada Evan teramat sempurna bagaikan seorang bidadari.

Pesawat Kertas ~ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang