Baskara membumbung tinggi di atas sana, banyak orang tengah berkutat dengan tugas dan jua pekerjaan mereka, semuanya mempunyai kesibukannya masing-masing.
"Kak~" suara rengekan manja terdengar keluar dari mulut ranum yang terlihat bengkak, milik seorang pemuda manis yang saat ini tengah berada di bawah kungkungan tubuh besar seorang pria tampan.
"Kenapa?" Deep voice itu terasa hingga menjulur ke tubuh si pemuda mungil yang ada di bawahnya.
"Udah ih, bibir Evan udah bengkak loh ini." Rengek Evan dengan membuat ekspresi sedih.
"Gak, kamu harus dihukum karena udah memaki Kakak, jadi Kakak mau ngehukum bibir itu sampai gak ada lagi kata-kata kasar yang keluar."
"Tapi udah ih, Evan janji gak bakal ngomong gitu lagi, janji." Evan hendak bangkit, namun tubuhnya malah ditindih oleh Raka.
Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Evan, menatap dalam onix bercahaya itu, perlahan wajah Raka kian turun dan mulutnya tepat berada di telinga Evan.
"Hukuman mu belum selesai sayang."
Slrup!
Dijilatnya serta digigitnya daun telinga itu, hingga membuat Evan berteriak, walau ini bukan hal yang pertama bagi dirinya, namun saat Raka yang melakukannya terasa berbeda, ada banyak rasa serta cinta yang terus pria tampan itu berikan padanya, membuat Evan bak terbang ke langit ke tujuh sana.
"Dek~" suara Raka tercekak.
"I-iya Kak?" Evan meneguk ludahnya pelan, pikirannya menebak-nebak apa yang akan terjadi setelah ini.
"Kakak horny, gimana nih?" Suara Raka kian berat karena harus menahan sesuatu yang kini berada di puncaknya.
Evan terdiam, ia dapat merasakan jika saat ini ada sesuatu yang menusuk bagian pahanya, sesuatu benda keras yang ada di sebalik celana panjang milik Raka.
"Kakak belum pernah melakukan hal seperti ini, tapi ... ." Raka memendamkan wajahnya ke leher Evan. "Boleh Kakak lakuin itu sama kamu?" Suara Raka kian menjadi berat bahkan lebih ke berbisik saat ini.
Evan masih diam, ia berpikir apakah ia akan memberikan tubuhnya kepada Raka, atau ia lebih baik jujur dengan masa lalunya. Ia khawatir suatu saat Raka akan kecewa dan meninggalkan dirinya di saat ia sudah menepatkan seluruh hidupnya pada Raka.
"Ukh! Kak~" Evan menahan tubuh Raka yang mulai bergerak gelisah, ia mencoba mendorong tubuh Raka agar menjauh, karena sang Pilot itu mulai mencumbu lehernya, menjilat serta dihisapnya leher Evan.
"Kak udah, ukh~"
"Udah Kak, hiks~"
Bak tersadar, Raka seketika menjauhkan dirinya, turun ia dari atas tubuh Evan, dilepaskannya tubuh mungil itu dari kungkungannya.
"Maaf." Ucap Raka dengan mengusap pipi Evan lembut, "maafin Kakak sayang."
Evan menggeleng, disentuhnya tangan besar itu.
"Kakak terbawa nafsu, maafin Kakak ya."
Evan memejamkan matanya, mencoba mengatur detak jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas ~ [Terbit]
RomanceTerbit Kisah cinta yang seperti sebuah pesawat kertas, mengikuti kemana angin membawa hingga pada akhirnya akan jatuh atau tetap terbang.