Part 9

4.9K 250 2
                                    

Yuki mungkin mengira ia bertransmigrasi ke dunia novel setelah ia menamatkan novelnya sebelum tidur. Namun yang sebenarnya terjadi bukanlah seperti itu.

~Figuran Bar-Bar~

Yuki Agnia. Seorang gadis berusia 16 tahun. Ia putri satu-satunya, Davinson. Seorang ayah yang membesarkan anaknya seorang diri sejak bayi. Istrinya meninggal kala melahirkan sang anak.

Menjadi single perent membuatnya protektif setengah mati pada putrinya. Sebisa mungkin ia menyempatkan diri untuk mengantar atau menjemput putrinya saat pergi kemanapun.

Namun karna ke protektifan-nya itu membuat Yuki merasa terkekang. Ia jarang di izinkan keluar rumah. Apalagi menjalin hubungan dengan seorang pria. Beberapa kali Yuki harus kabur dari rumahnya sendiri untuk sekedar menghibur diri. Tentu saja akhirnya katahuan juga oleh ayahnya.

Walau terkadang kesal dengan tingkah sang ayah, tak dapat di pungkiri ia sangat menyayangi ayahnya. Kesibukannya bukan main tapi Davinson mampu menjadi ayah yang baik. Satu-satunya yang ia miliki di dunia ini adalah Davinson.

Davinson adalah seorang anak tunggal. Kedua orang tua Davin telah tiada. Sementara hubungannya dan sang ibu di tentang mati-matian oleh keluarganya, karna membantah terpaksa ibunya di keluarkan dari kartu keluarga dan dimusuhi oleh keluarganya.

Kehidupan ayah dan anak itu sama-sama kelam. Mereka saling menguatkan, untuk menyembuhkan luka batin mereka. Sama-sama mencoba menjadi ayah dan anak yang baik.

~Figuran Bar-Bar~

Yuki membanting pintu mobil ayahnya setelah menduduki kursi samping kemudi. Wajahnya di ditekuk.

"Gimana sekolahnya sayang." tanya Davin sambil mengecup kepala Yuki.

"Ga seru." ucapnya ngambek.

Sebelum masuk mobil, Yuki menolak ajakan temannya untuk bermain di luar karena di larang oleh Davin.

Davin terkekeh.

"Suruh temen-temenmu ke rumah aja." Ucap Davin mulai melajukan mobilnya.

"Mau nonton Pi..." ucap Yuki merengek.

"Yaudah nonton di rumah aja." ucap Davin.

"Feel nya itu beda Pi. Antara nonton di bioskop sama di rumah. Lagian aku jarang keluar." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Besok katanya ada rapat osis. Besok saja kalau begitu keluarnya." ucap Davin.

Yuki memang terpilih menjadi bendahara osis.

"Maunya sekarang sama besok." tawar Yuki.

"Besok atau tidak sama sekali." ucap Davin tak terbantah.

"Ishhh... Yaudah besok." ucapnya merajuk, wajahnya ia hadapkan ke jendela mobil, tidak mau menatap Davin.

Davin tersenyum, mengusap-usap kepala Yuki.

~Figuran Bar-Bar~

Yuki duduk di meja makan seorang diri. Dengan seragam sekolah sudah melekat di tubuhnya. Ia menengok jam yang sudah menunjukan pukul 07:00 pagi. Kemana ayahnya. Kenapa belum turun juga.

FIGURAN BAR-BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang