Part 6

5.7K 319 1
                                        

Yuki menutup pintu kamarnya, kemudian menghapus air matanya kasar. Astaga apa yang selama ini Danzel lakukan pada Kelvin. Yuki yakin sekali Meisya sedang keluar rumah. Tadi pagi Maminya izin ingin ke butik teman lamanya.

Tangan Kelvin tadi berdarah kan? Ah bodo amat biar dia ke rumah sakit sendiri. Lelaki itu masih mampu berjalan kakinya baik-baik saja. Selama ini Kelvin memperlakukan dirinya sangat buruk. Untuk apa Yuki masih memerdulikannya.

"Arggg..." Frustasi gadis itu menggaruk-garuk kepalanya.

Gadis mungil itu berjalan cepat. Kotak P3K di genggamannya, Tujuannya hanya satu, Kamar Kelvin. Malas sebenarnya hanya saja pikirannya terus saja tertuju ke kembaran bangsatnya itu.

Yuki membuka kasar pintu kamar Kelvin. Penampakan pertama yang terlihat adalah Kelvin terduduk, wajahnya ia benamkan ke lututnya yang dia lipat. Yuki berdecak melihat tangan Kelvin yang masih berdarah-darah namun tak lelaki itu hiraukan.
Kelvin mendongak dengan wajah sayu.

Gadis bertubuh mungil itu menghentakan kakinya dengan wajah jutek berlutut di depan tubuh Kelvin. Dengan telaten gadis itu mengobati luka Kelvin lalu setelah selesai melenggang pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.

Kelvin melihat ke arah tangannya yang sudah terbalut perban kemudian beralih ke pintu kamarnya yang sudah ditutup Yuki dengan kasar.

On stage

Yuki mengamati keadaan sekitar mendapati dirinya di arena balapan motor liar. Yuki berdiri di antara penonton yang bersorak-sorak di samping arena balap. Ngapain si Kala ke sini? Apa gadis ini pergi tanpa Candy?
Langit sudah gelap entah jam berapa sekarang Yuki tidak tau sebab Kala tak mengenakan jam.

Kala malam ini menggenakan t-shirt putih polos dimasukan ke dalam blue high rise jeansnya, sementara untuk sepatu gadis itu hanya mengenakan sneakers putih biasa.

Didepan sana ada satu motor melaju cepat melewati garis finish disusul motor-motor lain. Penonton bersorak-sorak gembira. Dengan gagah dia membuka helmnya lalu mengibas-ngibas rambutnya. Yuki menganga hampir saja meneteskan liur melihat aksi keren ditambah wajah menawan pemuda itu. Wah sungguh tampan tidak kalah dari si protagonis pria ini bagi Yuki lebih tampan benar-benar tipe idaman Yuki.

Kala melangkah menuju pemuda itu  menyodorkan minum yang sejak tadi ia genggam ke pemuda tampan idaman Yuki itu.

"Ini buat kamu." cicit Kala dengan pipi bersemu.

Tunggu-tunggu apa ini Hugo? Melihat dari gelagat Kala yang salting brutal sepertinya iya. Ya tuhan ini orang yang paling ingin Yuki hindari di dunia ini. Namun sungguh dirinya hampir jatuh cinta pada pandangan pertama jika saja tidak mengetahui dia adalah si antagonis pria paling kejam.

Lengan kekar itu menerima minuman itu membuat senyum Kala merekah namun tak bertahan lama saat dia memberikan minuman yang Kala berikan ke orang lain di sampingnya. Mata Kala berkaca-kaca.

Lelaki itu menuruni motor Sportnya lalu meninggalkan begitu saja Kala yang sudah siap menangis.

"Kok minumnya dikasih orang." lirih Kala. Meneteskan air matanya.

Kala menghampiri Hugo yang sedang asik berbincang dengan temannya. Mereka membicarakan tentang Hugo yang memenangkan uang 100 juta malam ini.

"Hugo bisa tolong anterin Kala pulang ga?" Tanya Kala pelan. Nah benar perkiraan Yuki lelaki itu Hugo si antagonis pria.

"Lo dateng kesini sendiri kenapa ga pulang sendiri juga?" tanya Hugo sarkas.

Wah-wah ngajak baku hantam laki-laki satu ini. Hugo berpamitan kepada temannya untuk pulang kemudian berjalan mendekati motornya.

Off Stage

Yuki bernafas lega setelah dapat mengendalikan tubuhnya lagi, kemudian berlari ke arah Hugo tidak akan Yuki biarkan dirinya pulang sendiri malam ini. Berkat lelaki itu Kala jadi kesini otomatis Yuki juga jadi terjebak ke sini, ini menyusahkan dirinya.

"Anterin gue pulang!" Teriak Yuki menarik Jaket kulit yang Hugo kenakan brutal.

Hugo terkejut bukan main melihat perlakuan Yuki. Gadis itu mencabut kunci motor Hugo kemudian menyembunyikan ke saku belakang jeansnya.

"Kembaliin." perintah Hugo.

"Ga mau. Anterin gue pulang! " teriak Yuki.

Hugo menyeringai. Ada yang beda dengan sifat perempuan pendiam itu malam ini.

"Oke jangan salahin gue kalo ngambil kunci itu langsung dari kantong lo." ancam Hugo menyeringai.

Yuki tercengang jadi was-was sendiri. Gadis itu menjauhkan tubuhnya. Baiklah tidak ada cara lain.

"Akhh... Tolong dia mau lecehin saya!" teriak Yuki kencang. Orang-orang menengok ke arahnya.

"Lo gila ya!" ucap Hugo terperangah.

"Lo yang gila. Buruan anterin gue!" ucap Yuki memaksa. Bodo amat Hugo mau mengira dirinya gatal atau bagaimana yang pasti Yuki takut pulang sendiri apalagi dengan angkutan umum.

Hugo mengusap wajahnya frustasi. Lebih baik menghadapi tingkah Kala yang mengganggunya dengan sifat lugu walaupun sangat mengganggu ketimbang dengan sifat bar-bar seperti ini.

Hugo menengok ke arah penonton yang berbisik dan teman-temannya yang menatapnya terheran-heran. Cowo itu tersenyum kering sambil mengerakkan tangannya.

"Aman bro. Ini cewe gue." ucapnya merangkul pundak Yuki. Terpaksa Hugo mengatakan hal itu ketimbang gadis di depannya ini mengatakan lebih banyak hal lagi yang akan menjatuhkan namanya apalagi di depan musuhnya.

"Buruan naik." pungkas Hugo.

"Ini kunci lo."

Hugo menaiki motor duluan. Lelaki itu menyerngit melihat Yuki yang masih terdiam malah menghentakan-hentakkan kakinya. Tunggu apa lagi dia?

"Gue ga bisa naiknya." ungkap Yuki. Jujur Yuki belum pernah menaiki motor sport seperti ini. Tubuhnya juga pendek. Menghindari kemungkinan tubuhnya jatuh tidak etis jika dipaksa naik sendiri lebih baik dirinya minta tolong kan pada pemilik motornya.

"Tolongin gue naiknya." pinta Yuki.

Hugo menghela nafasnya kemudian menuruni motor. Yuki besiap-siap menginjak step motor menanti Hugo membantunya naik, Yuki pikir hanya membantu dengan tangan atau pundak namun Hugo malah menaruh tangan di pinggangnya kemudian mendudukannya begitu saja ke atas motor.

"Akhh.." teriak Yuki terkejut. Di luar ekspetasi.

"Badan lo enteng banget." ucap Hugo dengan wajah datarnya.

Setelah Hugo menaiki motornya kembali Yuki memeluk tubuh lelaki itu erat. Wajahnya ia taruh di pundak Hugo membuat mereka terlihat seperti sepasang kekasih betulan, Kala harus berterima kasih padanya. Jika bukan karena dirinya mana mungkin tubuh ini bisa memeluk tubuh kekar berotot milik Hugo. Harum lelaki ini sungguh candu. Aghh... Jangan sampai dirinya ikut bucin pada lelaki ini no noo..

~Figuran Bar-Bar~

Tbc...

Fyi, Aku pernah jatuh gara-gara rok sekolah aku kesangkut step motor dan itu posisi di parkiran pasar yang jaraknya ga jauh dari pasarnya yang rame banget. bener-bener malu orang-orang pada teriak kaget, akunya sakit pantat. Malunya masih ke inget sampe sekarang🙃

FIGURAN BAR-BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang