On Stage
Kala berlari kecil menghampiri Hugo yang sedang bersandar ke balkon di depan kelas nya. Lelaki dengan netra tajam itu memandang Diana yang sedang bergurau dengan 2 kawannya.
"Hai Hugo." Sapa Kala tersipu.
Hugo hanya menanggapi sapaan itu dengan lirikan di ekor matanya.
Gadis dengan tatapan lugu di samping Hugo itu mengikuti arah pandangan Hugo, membuat ekspresi wajahnya yang tadinya tersipu-sipu menjadi sendu.
"Hugo..." panggil Kala.
Sama sekali tak ada tanggapan dari pemuda berwajah datar itu.
Ragu-ragu tangan Kala bergerak mendekati tangan Hugo, setelah dekat, Kala menggenggamnya membuat lelaki itu menggeram lalu mencekram tangan kecil yang dengan beraninya menggenggam tangan besarnya itu.
Kala meringis.
"Nah kan sukurin lo, berani-beranian megang tangan macan rabies." Damprat Yuki, yang sejak tadi mengamati tingkah laku Kala.
"Jangan sekali-sekali berani lo sentuh gue." hardik Hugo dengan tatapan kian menajam.
"Ak-aku... aku. Tangan aku sakit." ucap Kala tergagap.
Hugo menghentakan tangan mungil itu dengan kasar.
"Kamu kenapa sih suka sama dia. Dia itu lagi dekat sama Raja." Cicit Kala.
"Apa lo bilang?" Tanya Hugo semakin naik pitam.
"Raja ga akan lepasin dia untuk kamu. Memang dia itu suka bully Diana tapi aslinya dia itu suka sama Diana." Ucap Kala mengarang.
"Emang bener-bener ye si Kala. Demennya nyiram bensin ke api." Yuki bergidik ngeri.
Sebenarnya Kala tidak tau bagaimana perasaan Raja pada Diana, hanya saja ia kehabisan akal untuk membuat Hugo berhenti memperhatikan Diana lalu berpindah haluan kepada dirinya.
Hugo terkekeh, namun terdengar menyeramkan.
Lelaki itu maju menghimpit tubuh Kala ke tembok balkon, membuat gadis itu menatap was-was pada belakang tubuhnya. Ketinggiannya tidak main-main. Saat ini mereka sedang di lantai 4.
"Ya ampun gue ga mau mati sekarang." Ucap Yuki ketakutan.
"Kamu.. kamu mau apa?" tanya Kala takut.
"Mau gue suka sama dia, atau gue suka sama siapapun, itu bukan urusan lo."
"Aku cinta sama kamu." Ucap Kala meneteskan air matanya.
Hugo malah semakin tertawa, terdengar renyah di dengar.
Lalu seketika tawanya berhenti begitu saja.
"Kalo gitu ayo having sex sama gue." Ucapnya sambil menyeringai.
"Hugo anjing." Umpat Yuki.
"Berani ga lo. Katanya cinta sama gue." ucapnya dengan tangan mulai bergrilya dari pinggang ke arah pantat Kala lalu meremasnya.
Kala terdiam. Air matanya semakin meluncur deras.
"Mau kan lo. Cewe kaya lo paling di ajak sex langsung ngangkang pasrah." Ucapnya mengejek.
"Iya aku mau." kata Kala sesuai dugaan.
Tawa Hugo terdengar lagi lebih keras sekarang, lelaki itu bahkan sampai memegang perutnya.
"Hugo emang anjing tapi Kala jauh lebih anjing." umpat Yuki tidak habis pikir.
"In your dream." Kata Hugo berlalu begitu saja masih dengan sisa-sisa tawanya.
Off Stage
Yuki berlari mengajar langkah Hugo, lalu menarik lengan lelaki itu.
Plak
Tamparan keras menghampiri pipi Hugo, tidak main-main hingga membuat pipinya membiru.
"Gue tarik ucapan gue, sampai kapanpun ga akan sudi gue sex sama orang kaya lo." tunjuknya di depan muka Hugo.
Setelah itu berlari cepat menjauh dari Hugo.
Lelaki dengan tubuh besar bertato itu menggeretakan giginya. Tangannya terkepal.
"Kalo ini cara lo buat narik perhatian gue. Lo berhasil." ucapnya dingin.
Akan Hugo kejar dia sampai mati. Bukan sebagai orang yang ia cintai tapi sebagai orang yang sangat ia benci. Tentu saja seorang Hugo tidak pernah di perlakukan seperti ini oleh siapapun.
~Figuran Bar-Bar~
Sebuah kesialan ia masuk ke tubuh gadis naif ini. Sunggung kadang Yuki merasa kasihan saat melihat Kala di tindas oleh kembarannya dan juga Hugo, tapi di saat-saat seperti ini ia benar-benar jengkel. Bisa-bisanya Kala rela merendahkan harga dirinya demi lelaki kejam itu. Bahkah setelah di hina habis-habisan ia masih bisa mencintai Hugo.
Yuki bukan munafik, mungkin suatu saat nanti ia akan jatuh cinta pada seseorang pria, namun jika Yuki jadi Kala ia akan memberikan cintanya dan tubuhnya pada seseorang yang minimal bisa menghargainya dan juga mencintai dirinya dengan sepenuh hati.
"Kalo aja gue bisa ngomong sama si Kala langsung. Udah gue caci maki dia. Goblok banget jadi cewe."
Yuki menenggelamkan wajahnya ke lipatan tangannya. Seharusnya ia menyusul Candy ke kantin. Tapi malah ada adegan si Kala itu menghampiri Hugo. Membuat moodnya seketika hancur.
Seseorang mengambil duduk di samping Yuki, sama sekali tak di sadari oleh gadis itu karna sudah mulai jatuh ke alam bawah sadarnya.
Hugo berdecak. Baru 15 menit yang lalu bertengkar, sekarang sudah bisa tidur , benar-benar di luar dugaan. Niatnya ingin membalas perbuatan Kala beberapa saat lalu malah jadi gagal.
Yuki mengubah posisi wajahnya jadi menyamping menghadap Hugo, dalam kondisi tertutup itu pun Hugo masih bisa melihat mata besarnya, bibirnya kecil namun tebal berwarna merah cherry, juga hidung kecil bangir. Menghiasi wajah kecilnya.
"Eungg." Lenguhnya meraba tangan Hugo yang di letakan di atas meja, setelah itu menariknya untuk di jadikan bantalan.
Lelaki itu terkesiap, lalu mencoba menarik tangannya kembali.
"Emm.." perotes Yuki menyamankan posisi kepalanya.
10 menit, 15 menit, 20 menit berlalu. Tidak ada tanda-tanda mata itu akan terbuka. Hugo malah jadi tenggelam menatap wajah terlelap itu, jika di lihat jarak dekat seperti ini Kala kelihatan lebih cantik.
Tidurnya memang anggun, tidak mengeluarkan liur atau tidur dengan mulut terbuka.
Seolah tersadar lelaki itu menegakan tubuhnya. Bagaimana jika bell masuk berbunyi. Nanti orang-orang mengira yang tidak-tidak, ia harus segera pergi.
"Papi." rancau Yuki dalam tidurnya.
Alis Hugo bertaut. Namun tidak ada waktu untuk memikirkan itu. Ia menarik perlahan tangannya.
"Jangan pergi please.."
Setelah terlepas Hugo meninggalkan Yuki dengan penuh tanya di kepalanya.
~Figuran Bar-Bar~
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN BAR-BAR
FantasiKisah seorang gadis bertransmigrasi ke dalam tubuh figuran Novel. Start : 09 November 2021 End : -