Cklek...
Suara pintu kamar dibuka diikuti langkah kaki sayup-sayup terdengar di telinga gadis cantik yang masih asik begelung dibawah selimut tebalnya.
Gorden didalam kamar itu dibuka. Membuat cahaya matahari mamasuki kamar benuansa hitam itu. Yuki sedikit terusik dengan cahaya yang membias menusuk mata cantiknya yang masih asik tertutup, juga terlalu malas untuk dibuka karna dirinya benar-benar masih mengantuk sekarang.
Seseorang itu beralih duduk dikasur, disamping tubuh Yuki yang masih tertidur.
"Sayang bangun yuk."
Pipinya ditepuk pelan membuat tidurnya terusik, tapi suara lembut itu benar-benar terdengar nyaman ditelinga Yuki.
"Sayang sarapan dulu yuk, walaupun hari minggu tetep gak boleh bangun siang dong...anak perawan." Ucap suara itu lagi.
Orang itu masih menepuk pipinya dan sekarang malah beralih mengguncang tubuhnya. Mau tidak mau Yuki membuka matanya.
Hal yang pertama yang gadis itu liat adalah seorang perempuan cantik bak bidadari bagi Yuki, duduk dengan wajah menenangkan disamping tubuhnya, membuat Yuki tersenyum lebar. Perempuan itu mengelus rambut Yuki lembut.
"Bangun dulu yuk." Ucap suara lembut itu lagi.
Bukan menuruti ucapan itu Yuki malah menggeser tubuhnya memeluk perut perempuan itu. Kepalanya berbantal paha sang ibu. Dirinya teringat semalam meminta menginap di kamar Mami papinya.
"Heh bukannya bangun. Malah peluk-peluk Mami! " Ucapnya mulai mengoceh lagi.
Yuki tersenyum dibalik pelukan itu. Adakah yang lebih menenangkan dari pelukan seorang ibu?
"Biarin kaya gini sebentar aja Mi. Yuki bener-bener kangen Mami." Ucap Yuki dengan suara teredam pelukan diperut sang ibu.
Tangan lembut Maminya perlahan kembali mengelus kepala Yuki, mendatangkan ketenangan dalam hatinya. Ah rasanya Yuki ingin menangis sekarang. Oh begini rasanya dibanguni oleh seorang ibu. Dikehidupan sebelumnya Yuki hanya bisa dibanguni oleh Sang ayah.
Yuki mendongak menatap wajah anggun sang ibu dari bawah.
"jangan tinggalin Yuki ya Mi... " Ucap Yuki memelas. Matanya mengembun siap untuk menjatuhkan air matanya sekarang.
"Kamu ngomong apa sih? Emang Mami mau pergi kemana sayang..." Ucap Meisya tertawa, heran dengan perkataan sang anak.
"Jangan kemana-mana Mi. Jangan pergi tinggalin Yuki. " ucap Yuki sambil menggeleng, seperti ada beribu makna dibalik ucapannya. Air Mata mulai berjatuhan dari mata cantik itu.
"Jangan lagi" lirihnya.
"Hei... Kok malah nangis. Iya sayang Mami gak akan keluar rumah deh hari ini. " ucap Meisya menenangkan.
~Figuran Bar-Bar~
Kini Yuki sedang duduk sambil bertopang dagu menatap sang Mommy yang sedang asik berkebun. Meisya saat ini sedang memotong bunga-bunganya yang keliatan sudah layu dan akan membusuk sambil terus mengajak Yuki mengobrol, yang sepertinya tidak ditanggapi bahkan didengarkan oleh sang anak.
Sejak pagi tadi yang dilakukan Yuki hanya memeluk atau menatap sang Mami, menangkap segala kegiatan yang perempuan itu lakukan.
Meisya mencuci tangannya, beralih mengajak Yuki berpindah ke ruang tv. Mereka duduk bersama diruang tv dengan posisi Yuki memeluk tubuh Meisya dari samping, Mata meisya mengarah pada televisi yang menyajikan acara comedi sementara mata Yuki malah terfokus pada sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN BAR-BAR
FantasíaKisah seorang gadis bertransmigrasi ke dalam tubuh figuran Novel. Start : 09 November 2021 End : -