Part 10

5K 278 3
                                    

⚠️ WARNING TERDAPAT KEKERASAN, OMONGAN KASAR DAN PEMBUNUHAN. ADEGAN DALAM PART INI TIDAK UNTUK DI TIRU ⚠️

Yuki menutup buku novel yang baru saja ia baca hingga tamat. Novel berjudul "My King Charming". Ia menguap, kemudian mematikan lampu kamarnya, di ganti dengan menyalakan lampu tidur. Lalu berbaring sambil menarik selimutnya dan mulai memejam.

Tengah malam. Suara hujan turun dengan derasnya di sambung suara petir bersahutan. Membuat Yuki terbangun dari tidurnya.

Gadis itu berjalan ke luar kamar. Melewati kamar Davin, celah pintu yang terbuka sedikit membuatnya dapat melihat kasur Davin yang kosong.

Yuki mengetuknya pelan. "Yuki masuk ya Pi." ucapnya meminta izin.

Kondisi kamar itu berantakan membuat Yuki terperangah.

Gadis itu memunguti semua baju-baju yang tergeletak berantakan. Lalu menaruhnya di tumpukan baju kotor. Walaupun belum di pakai tapi baju baju-baju itu baru saja ia pungut dari lantai.

"Pi.." panggil Yuki.

Saat Ia akan menutup pintu lemari, malah menemukan sebuah foto tergeletak di lantai. Ia meraih foto itu. Keliatan usang tapi masih bisa di lihat, dua orang bayi. Siapakah bayi di dalam foto itu?

Seseorang meraih foto di tangan Yuki dengan kasar, membuat Yuki tersentak.

"Jangan berani-berani sentuh foto bayiku." Katanya dengan tatapan tajam. Auranya benar-benar mengintimidasi.

"Papi. Ini Papi Mario kan?" tanya Yuki.

"Siapa bayi di foto itu Pi?" tanya Yuki dengan Mata berkaca-kaca.

"Dia bayiku. Harusnya dia yang lahir ke dunia ini bukan kamu. Harusnya istri saya masih hidup kalau tidak melahirkan kamu. Kamu membunuh mereka!" ucapnya membuat Yuki mematung.

"Aku punya kembaran?" tanya Yuki tak menyangka.

"Kenapa Papi ga pernah bilang aku?" tanya Yuki.

"Dia terlalu takut menyakiti hatimu. Tidak ingin membuatmu merasa bersalah dan menganggap dirimu sendiri seorang pembunuh."

Seketika tangis Yuki pecah. Gadis itu berjongkok sambil menutup wajahnya dengan tangannya.

Tanpa sepengetahuan Yuki, Mario berjalan ke arah pintu, kemudian mengunci ruangan itu. Ia menyimpan kunci itu di saku celananya.

"Selama ini pasti hati Papi sakit kalo lihat aku." ucap Yuki dengan tangis semakin menjadi.

"Aku..hiks.Mami..." isakannya terdengar memilukan. Ia memukul-mukul dadanya.

Mario berjalan mendekati Yuki, lalu berdiri di depan tubuh gadis itu. Ia mengelus-elus surai Yuki lembut. Lalu  setelahnya menarik rambut itu keras, membuat kepala Yuki mendongak.

"Akhhh!" teriak Yuki kesakitan.

"Mau aku bantu susul Mami dan kembaranmu?" tanya Mario terdengar menyeramkan.

Yuki menggeleng keras. Alarm tubuhnya berbunyi pertanda bahaya. Ia memundurkan tubuhnya lalu berlari ke arah pintu. Yuki menarik-narik gagang pintu, malah sama sekali tidak berhasil. Pintunya di kunci.

Ia menatap takut Mario yang sudah tersenyum lebar menampilkan gigi rapihnya, dengan langkah besar lelaki itu menghampirinya.

FIGURAN BAR-BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang