10# Hepatitis B

10 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

=======

Pagi telah menyambut seorang anak laki-laki yang baru saja melepas koko serta sarung yang ia gunakan untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid dekat apartemen. Siapa lagi dia jika bukan Vano.

Hidup sendiri disebuah apartemen yang berada di kota Bandung membuatnya mau tidak mau harus mengurus semua keperluannya sendiri. Seperti sekarang ini, Vano tengah berjalan menuju dapur untuk melihat stok makanan yang bisa ia makan pagi ini. Ternyata nihil, tidak ada satupun makanan di dalam lemari es nya. Sepertinya ketiga sahabatnya telah menghabiskan semua isi kulkasnya ketika mereka nongkrong semalam.

Vano menghembuskan napas kasar. Bagaimana bisa ia lupa membeli stok makanan? Vano pun memilih untuk mandi saja dan bersiap untuk sekolah. Mungkin ia akan sarapan di kantin sekolah.

Siap dengan seragam yang melekat pada tubuhnya dengan rapih, Vano mengambil jaket dan memakainya, mengambil helm serta kunci motor kemudian pergi membelah jalanan kota Bandung menuju ke sekolahnya.

Sesampainya di sekolah ternyata sudah banyak murid yang datang. Vano menghentikan motornya sejenak sekedar untuk menyapa Pak Bandi (satpam sekolah SMA Lima Sila).

"Assalamualaikum. Pagi, Pak."

"Waalaikumsalam. Pagi, Dek Vano."

Vano selalu tersenyum mendengar panggilan Pak Bandi padanya. Lucu menurutnya.

"Tumben dateng pagi?" Tanya Pak Bandi.

"Mau sarapan dulu."

"Oh.. Yaudah atuh sok dilanjut."

Vano mengangguk. "Mari, Pak."

"Mangga-mangga, Dek Vano."

Setelah memarkirkan motornya dengan sempurna Vano berjalan menuju kelasnya. Seperti biasa ia selalu mendapat sapaan dari orang-orang khususnya siswa perempuan yang ia lewati. Namun, reaksi Vano tetap saja cuek dan tidak peduli.

"Eh, Van." Panggil Roni saat Vano telah sampai di kelasnya.

"Hm?"

"Lo pacarnya Anya, ya?"

Sontak saja mendengar itu membuat Vano mengehentikan langkahnya. Bagaimana bisa Roni berfikir seperti itu?

"Enggak."

"Loh? Itu lagi heboh kali di sekolah kita. Lo gak liat mading emang?"

"Mading?"

Tidak menunggu lama lagi, Vano pun berlari keluar kelas menuju mading yang Roni maksud.

"Vano ek kamana? Milu atuh ih." (Vano mau kemana? Ikut dong) Teriak Roni sambil mengejar Vano.

Sementara di tempat lain

"Kenapa sih tarik-tarik?" Saat Fanya baru datang dan akan masuk ke kelas, ia langsung ditarik oleh Ranti dan Susi entah kemana.

"Aduh, diem deh, pokoknya lo harus jelasin ke kita nanti." Ujar Susi.

"Jelasin apa sih?" Heran Fanya.

"Udah nanti kamu liat aja, Anya." Ucap Ranti.

Sekarang Fanya dapat melihat ada banyak siswa yang sedang berkumpul di depan mading dan dia juga melihat Vano sedang berlari ke arah yang sama dengannya, yaitu mading. Mereka bertemu di depan gerombolan siswa, lalu menerobos semua orang agar bisa melihat berita yang ada di mading.

KAMU BERHARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang