3# Awal Kisah Baru

11 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

=======

Tok!

Tok!

Tok!

Suara itu membuat semua penghuni sebuah kelas langsung berhamburan untuk duduk di kursinya masing-masing. Seorang guru masuk bersama dengan murid yang asing bagi semua murid di kelas tersebut.

"Anak-anak mohon minta waktunya sebentar, ibu mau memperkenalkan seseorang, ini teman baru kalian, Anya silahkan perkenalan dirimu."

Fanya mengangguk.

Flashback on

"Kok baju kamu berantakan Fanya?" Ketika Fadlan, Sila, dan Nadya tengah menunggu Fanya untuk sarapan bersama, mereka dikejutkan dengan penampilan Fanya yang jauh dari kata rapih. Baju dikeluarkan, tangan baju dilinting, rok sangat pendek, dan kaos kaki yang sama sekali tidak terlihat.

"Biasanya juga kayak gini." Memang benar, seperti itulah penampilan Fanya di Jakarta, sangat urakan.

"Kamu lupa dengan yang papah bilang semalam? Atau kamu memilih tinggal di pesantren aja?"

"Pah, Papah jangan terlalu maksa Fanya kayak gitu." Sila merasa kasihan pada anaknya.

"Gak papa, Mah. Fanya rapihiin baju dulu ke kamar!"

Dengan perasaan kesal, Fanya kembali ke kamarnya untuk merapikan penampilannya.

Flashback off

"Halo semua, kenalin gue Fanya Anindya Putri, bisa di panggil Anya. Gue pindahan dari Jakarta, gue harap gue bisa berteman baik sama kalian."

Ya, disinilah Fanya sekarang, dengan penampilan yang menunjukkan seorang murid teladan. Kejadian tadi pagi memaksanya untuk merubah penampilannya menjadi seorang siswi yang mungkin orang-orang akan mengiranya 'anak baik'?

Fanya berhasil memperkenalkan dirinya dengan baik. Dalam hatinya ia berkata, "Oke, udah baik kan? Dan Anya? Ya, gue Anya. Karena Fanya bukan anak cupu kayak gini."

"Wihh, cantik banget."

"Ti Jakarta, euy!" (Dari Jakarta, euy)

"Meni geulis pisan." (Cantik banget)

"Gue harus kenalan gak mau tau."

"Anak baik-baik ini mah. Lain budak Bangor." (Bukan anak nakal)

"Bidadari ti Jakarta ieu teh?" (Ini tuh bidadari dari Jakarta?)

"Anya minta nomor telepon dong."

Dan begitulah kira kira respon dari teman-teman baru Fanya.

"Anya, silahkan kamu duduk di kursi yang kosong, ada di sebelah Ranti." Titah guru bernama Bu Dedeh yang tak lain adalah wali kelas baru Fanya di sekolah barunya ini.

"Iya Bu, terima kasih." Fanya berjalan ke arah bangkunya. Ia sedikit tersenyum pada wanita yang diduga namanya Ranti itu.

"Assalamualaikum, salam kenal. aku Ranti." Wanita berhijab segiempat itu memperkenalkan dirinya lebih dulu.

Setelah mengamati dengan singkat, Fanya dapat menyimpulkan bahwa diantara teman-teman sekelasnya ini hanya teman sebangkunya inilah yang memakai hijab.

"Waalaikumsalam, gue Anya." Jawab Fanya dengan memaksakan untuk tersenyum ramah.

KAMU BERHARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang