بسم الله الرحمن الرحيم
=======
Masih di hari yang sama saat anggota PMR mengadakan pertemuan mingguan. Vano sebagai pradana putra, Dewi sebagai pradana putri, dan anggota dewan ambalan lainnya tengah mengadakan rapat seperti yang diucapkan Vano kemarin saat ekstrakulikuler.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Vano membuka rapatnya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh."
"Terimakasih untuk rekan-rekan semua karena sudah menyempatkan datang di rapat kali ini."
"Jadi, rapat kali ini kita bakal bahas tentang pelantikan calon penegak yang akan menjadi anggota ambalan kita nantinya. Ada beberapa usul, salah satunya Dewi dan Rafi mengusulkan kalo para calon penegak harus melakukan serangkaian tes agar bisa lulus dan ikut pelantikan. Kita tampung dulu usulan itu. Sekarang siapa yang punya usul lain untuk acara yang akan berlangsung nanti. Silahkan."
Mereka terus berdiskusi hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.45 WIB. Karena hari sudah semakin sore Vano dan Dewi memutuskan untuk menutup rapat kali ini.
"Baiklah karena hari sudah semakin sore kita tutup rapat pada hari ini. Tapi sebelumnya, Diki akan bacakan dulu hasil rapat kita kali ini dan itu bisa dibilang keputusan final yang sudah kita setujui sama-sama, tinggal nanti kita minta persetujuan pembina lewat proposal. Tolong Rafi dan Roni buat proposalnya, dan yang lainnya tolong bantu Roni dan Rafi juga."
"Siap!"
Diki mulai membacakan hasil rapat. "Pertama, calon penegak akan melakukan serangkaian tes agar dapat mengikuti pelantikan. Kedua, calon penegak yang lulus tes diizinkan untuk dilantik. Ketiga, tes akan dilaksanakan pada pertemuan minggu depan setelah proposal disetujui pembina. Keempat, setelah tes dilaksanakan, di minggu yang sama persiapan untuk acara pelantikan mulai dipersiapkan." Diki berhenti sejenak.
"Untuk acara pelantikan akan dilaksanakan tiga minggu dari sekarang. Kita akan minta bantuan OSIS dan PMR juga. Jadi, minggu besok setelah ditentukan siapa saja calon penegak yang lulus tes kita akan adakan rapat bersama OSIS dan PMR untuk minta kerjasamanya dengan mereka. Keputusan lebih lanjut di rapat berikutnya." Diki menyelesaikan ucapannya.
"Karena kita semua udah sepakat dengan keputusan yang dibacakan Diki tadi, maka tolong kerjasama semua agar acara berjalan lancar." Ujar Vano.
"Siap, Pak Ketua!!" Ujar salah satu anggota dewan ambalan.
"Baiklah, rapat kami tutup terima kasih untuk semuanya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh." Vano menutup rapat hari ini.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh."
Satu per satu anggota dewan ambalan meninggalkan ruang rapat.
"Yey!! Pulang! Pulang!" Seru salah satu anggota dewan ambalan.
"Duluan, ya Van." Ujar Dewi.
Vano mengangguk.
"Gue balik duluan brother. Udah ditelpon emak nih." Ucap Roni.
"Siap. Hati-hati." Ujar Rafi.
Roni bersalaman dengan Vano, Rafi, dan Diki, karena memang tinggal mereka lah yang berbeda di ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU BERHARGA
Teen FictionFanya, seorang siswi asal Jakarta yang terpaksa harus pindah ke Bandung karena masalah yang ia perbuat sendiri. Hidup barunya di Bandung diawali dengan buruk. Dipaksa menjadi orang lain bukanlah hal yang menyenangkan. Keberadaan dirinya serasa tak b...