Eps. 10 : Peringatan dan Rencana

26 5 95
                                    

"Jangankan satu minggu, setengah minggu saja belum. Ada perlu apa mencariku?" tanya Al setelah mereka semua menghabiskan makanan masing-masing.

Cheat mengendikkan bahu, lantas menunjuk Naka. "Bukan aku yang ada perlu. Naka ingin bertemu denganmu setelah aku bercerita di pondoknya."

"Ya, kupikir Kak Al itu seseorang yang kukenal. Nama panggilan orang itu juga 'Al'," lanjut Naka.

"Oh! Jadi begitu." Cheat tak sengaja mengagetkan yang lain.

Hening sebentar di antara mereka. Keempatnya tenang-tenang saja sampai satu dari mereka memutuskan untuk memecah keheningan.

"Hei! Jadiiii~" Ria bergeser, merangkul bahu Cheat dan menariknya mendekat. "Aku punya sesuatu yang ingin kubicarakan dengan Cheat. Sebentaaar saja. Oke?"

"Heh?" Cheat memasang wajah polos, tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Oke!" seru Ria semangat, lantas menyeret Cheat pergi.

"TUNGGU---NAKA?!"

"Tidak apa, Kak! Aku sudah mau kembali!" teriak Naka, entah terdengar atau tidak. Dia tahu, dari gelagat Ria, pembicaraannya tidak hanya sebentar.

Satu hal lagi. Naka berbohong.

"Aktingmu bagus juga, Hira." Al bersandar pada dinding, mengalihkan pandangan ke arah lain.

Naka ikut bersandar agak jauh darinya, memandang ke arah yang berlawanan. Dia berdeham pun berkata, "Kak Al juga. Dan sudah kubilang, panggil aku Naka."

"Oh? Apa yang terjadi padamu sampai harus memakai nama jalanan?"

Embusan napas pendek keluar dari mulut Naka, bibirnya melengkung membentuk senyum miring. "Bukankah sudah jelas?"

Jeda sebentar. "Jadi, apa yang kamu lakukan sekarang?" tanya Al.

"Tinggal dalam pondokku di hutan. Berburu." Naka melirik lawan bicaranya sebentar. "Kak Al sendiri, jadi rekan Kak Cheat?"

"Iya."

"Kenapa?"

Pertanyaan singkat itu berhasil membuat Al menggaruk kepala.

Kenapa? Al juga mempertanyakan hal itu belakangan ini. Dia tidak bisa menjawabnya. Setidaknya belum.

"Hati-hati, Kak. Kudengar ada duo pencuri yang cukup terkenal mampir ke kota."

Al akhirnya melirik. "Terkenal?"

Naka tidak segera menjawab. Gadis itu terfokus pada mentari yang mulai bergulir ke arah barat. "Aku harus segera kembali."

Memungut ransel, lantas memikulnya, Naka berlalu melewati Al. Dia berhenti sebentar dan melirik. "Pesanku, jaga Kak Cheat. Kalau kalian memang rekan," ucapnya sebelum menaikkan tudung jubah dan melangkah pergi.

Kenapa Al harus menjaga bocah itu? Pertanyaan tersebut berputar-putar dalam kepalanya.

Ya, mereka memang rekan. Dan sebagai rekan, mereka harus menjaga satu sama lain. Namun, dia merasa ada maksud lain dari pesan Naka.

Ria juga. Gadis itu mengajak Cheat pergi ke suatu tempat untuk membicarakan sesuatu. Al yakin, Ria ingin memperlihatkan suatu lukisan.

Sempat terlintas dalam benaknya, bahwa mereka secara tak sadar telah terjerumus dalam suatu permainan besar. Mengingat tujuan Ria, Al jadi terpikir akan suatu kemungkinan.

Mereka, barangkali, sedang bermain dengan takdir.

××××

"Mau bicara soal apa?" tanya Cheat setelah diseret jauh-jauh ke gang lain. Jaraknya kira-kira satu kilometer dari gang tempat mereka menongkrong berempat tadi.

1, 2, 3, POOF! Got Ya Stuff!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang