Lisa sangat bersemangat. Hari ini ia akan mengunjungi stadion Anaheim untuk pertama kali. Pagi-pagi sekali dia sudah bangun, menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Shohei setelah itu membereskan diri sebelum berangkat. Padahal Shohei sendiri masih tidur setelah begadang menonton pertunjukan musik Coachella. Adapun Lisa bisa bangun lebih awal karena terlalu senang membayangkan dirinya akan melihat tempat yang membesarkan nama Shohei sebagai atlet bisbol, bertemu dengan teman-teman setimnya yang selama ini hanya bisa ia saksikan di layar kaca bagaimana hebatnya mereka.
Ketukan pintu apartemen Shohei membuat Lisa bergegas dan tersenyum lebar menemukan Ippei berdiri di balik pintu.
"Ippei-san, kebetulan sekali, kami baru mau sarapan,"
Ippei tersenyum lebar memasuki apartemen Shohei. Biasanya itu menjadi tugas Ippei selama menjadi interpreter yang sekaligus merangkap sebagai manager dan baby sitter bagi Shohei.
Shohei terlihat baru selesai mandi dengan wajah masih setengah kusut karena tidur nyenyaknya diganggu oleh Lisa. Jika Ippei yang membangunkan, mana mau dia bangun secepat itu.
"Kuharap kau sudah sarapan," tegur Shohei dengan tatapan serius.
Lisa menegurnya karena telah bersikap tidak sopan pada Ippei yang hanya tersenyum kikuk merasa bingung dengan perkataan dari Shohei barusan. Kalimat itu bukan dilontarkan sebagai wujud posesifnya pada Lisa. Seperti ada maksud dibaliknya, hanya saja Ippei tidak tahu apa itu.
Ketiganya duduk dengan tenang di meja makan sambil mengucapkan itadakimasu mulai menyantap sarapan. Baru suapan pertama, Ippei langsung berhenti mengunyah, ekspresinya terlihat aneh. Ia menatap ke arah Shohei yang terlihat biasa saja memakan sarapannya dengan lahap.
Masakan Lisa.., tidak bisa ia telan. Terlalu asin. Lidah Shohei pasti setebal telapak tangannya jika tidak merasakan ini.
Ippei menatap Lisa yang hanya menyeruput kopi.
"Kau tidak makan?" Tegur Ippei sembari berusaha keras menelan makan itu tanpa merasakannya dan minum air banyak-banyak.
Lisa menggeleng. "Aku terbiasa sarapan dengan kopi dan roti. Aku akan makan siang nanti,"
"Bisa tolong buatkan kopi untukku dan Ippei?" pinta Shohei sambil tersenyum ke arah Lisa. Gadis itu mengangguk dan beranjak segera menuju dapur.
"Tolong katakan kopi buatan Lisa bisa diminum,"
Shohei mengangguk. "Kopinya enak,"
Ippei mengembuskan nafas lega. "Kenapa tidak mengatakan sejak awal,"
"Aku kan sudah menegur di awal," ujar Shohei santai sambil meneguk air.
Ippei menatap horor mangkuk nasi Shohei yang tandas. "Kau menghabiskannya,"
"Aku harus terbiasa dengan masakan Lisa jika ingin hidup bersamanya, kan?"
Ippei menatap Shohei prihatin. Tapi tidak harus seperti itu juga kan? Ini sih bunuh diri namanya. Shohei kan bisa menegur Lisa, atau memintanya ikut kelas memasak, itu lebih baik lagi.
Ketika Lisa muncul dengan dua cangkir kopi, Ippei meneguknya buru-buru dan mengembuskan nafas lega menyadari kopi buatan Lisa memang enak.
"Enak sekali," ujar Ipoei tanpa sadar yang membuat Lisa tersenyum senang.
"Aku tidak sabar berangkat ke stadion," seru Lisa menatap Shohei dan Ippei bergantian membuat keduanya bangkit dan Shohei menggandeng tangan Lisa erat.
"Ingat, jangan jauh-jauh dariku selama di sana. Teman-temanku suka sekali menggoda para wanita,"
Lisa tersenyum sambil bertukar pandangan dengan Ippei yang geleng-geleng kepala. Sifat posesif Shohei malah kumat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOWTIME [END]
FanficApa yang terjadi jika seorang artis terkenal sekelas Lisa Blackpink yang tidak pernah terlibat skandal percintaan selama karirnya, tiba-tiba mendapati dirinya tertarik pada seorang atlet bisbol asal Jepang? Sekarang, sepertinya ia mengerti bagaimana...