Lisa menatap Shohei yang tengah tertidur pulas dalam diam. Keduanya dalam posisi saling berhadapan di tempat tidur. Setelah tertidur selama 3 jam dan terbangun karena bunyi alarm di ponselnya, Lisa tidak mampu lagi menutup mata. Itu adalah alarm pertandingan Angels beberapa hari lalu, dan Lisa selalu lupa menyetelnya ulang. Sejak bersama Shohei, tidak sekalipun dia melewatkan pertandingan laki-laki itu bersama timnya. Lisa menyaksikan setiap perjuangan anggota tim, euforia stadion, pukulan homerun dan grand slam Shohei, masa ketika Shohei melakukan shutout, ketika Angels berhasil menyapu kemenangan, bahkan ketika tim itu berada pada masa terpuruk sekalipun, Lisa menyaksikan semua itu dari kacamata seorang penonton bisbol, serta cerita dari Shohei. Bagaimana dia berkeluh-kesah ketika gagal memberikan performa terbaik, atau bagaimana bahagianya laki-laki itu ketika menang hingga Lisa yang berada di benua berbeda pun turut merasakan kebahagian itu.
Lisa menghela nafas dalam. Jemarinya terangkat dan mengusap rambut Shohei yang kian panjang. Sudah berulang kali Lisa memintanya untuk mencukur rambut, bahkan hingga memilihkan salon khusus serta model rambut yang diinginkannya agar Shohei coba, tetapi laki-laki itu bukannya menurut, malah menarik Lisa dalam pelukannya lalu memaksanya untuk tidur bersama. Lisa mana bisa berontak dari rengkuhan Shohei. Buang-buang tenaga.
Jemari Lisa berpindah ke kening Shohei. Sambil tersenyum, dia mendekatkan wajahnya lalu mengusap pipi Shohei lembut. Laki-laki ini tidak akan terbangun meski gedung apartemen ini roboh sekalipun. Lihat saja, usapan Lisa di wajahnya bahkan tidak terasa sama sekali. Suara dengkuran halus justru yang terdengar darinya. Shohei sudah sering mengatakan, bahwa setiap waktu luang dia akan gunakan untuk tidur. Aktivitas itu adalah hal yang sangat penting baginya. Meski begitu, sejak harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Lisa, Shohei mengaku rela menghabiskan seluruh waktu tidurnya hanya untuk Lisa. Katanya dia bisa tidur di bus selama perjalanan, atau sebelum latihan di ruang ganti. Dia tidak keberatan sama sekali, justru senang jika Lisa terus menelfonnya.
Lisa menatap bekas jahitan Shohei setelah operasi Tommy John di tahun 2018 silam. Lukanya masih nampak dengan jelas. Salah satu bukti bahwa Shohei akan melakukan apapun agar tetap dapat bermain bisbol dengan baik sebagai two-way player. Padahal menurut Lisa, cukup menjadi pemukul bola saja sudah sangat keren. Mengingat pertandingan Shohei beberapa waktu lalu ketika dia bertugas sebagai pelempar bola membuat Lisa sangat khawatir. Shohei benar tidak pernah setengah-setengah dalam bermain.
Pikiran tersebut membuat Lisa tiba-tiba merasa sedih. Dia lalu mendekat ke arah Shohei dan memeluk pinggang laki-laki itu erat. Shohei sendiri seperti terbiasa dengan kehadiran Lisa, langsung mengeratkan gadis itu ke dadanya masih dengan keadaan tertidur pulas. Lisa menerawang, tidak pernah membayangkan dirinya menjalin hubungan dengan siapapun sebelumnya. Dia memang dekat dengan banyak laki-laki dan semua orang tahu mereka semua lebih dari sekedar good looking, tapi baginya mereka hanyalah teman, tidak pernah ada perasaan lebih selain itu. Dan anehnya, ketika bertemu seorang Shohei Ohtani, ada desiran aneh pertama kalinya di dada Lisa. Bagaimana jantungnya berdetak kencang setiap kali dekat dengan laki-laki itu. Aneh sekali, pikirnya. Apakah dirinya jatuh cinta? Apakah benar Shohei adalah akhir baginya?
Lisa berusaha keras menutup mata. Aroma maskulin Shohei memenuhi indra penciumannya. Hal yang selalu dia rindukan ketika mereka berpisah jauh dan tidak bisa tidur bersama seperti sekarang.
Ya Tuhan, apakah Shohei memang jodoh Lisa? Mungkinkan mereka adalah masa depan bagi satu sama lain?
***
Suara peralatan dapur memenuhi pendengaran Ippei ketika memasuki apartemen Shohei. Dia mengintip ke arah dapur dan menemukan Lisa dan Shohei sedang sibuk memasak sambil bercanda gurau satu sama lain. Hidung Ippei mengendus perlahan. Dari aromanya sepertinya masakannya enak. Semoga saja aroma tidak menipu rasa. Ippei baru saja kembali setelah mengurus segala keperluan Shohei untuk pertandingan sebab laki-laki itu menolak meninggalkan Lisa dan ingin bersantai saja di rumah seharian. Ippei berusaha maklum, mereka baru saja bertemu setelah sekian lama dan Ippei terlalu lelah untuk membantah Shohei. Belakangan ini laki-laki itu sering sensitif meski untuk hal-hal kecil. Jika saja dia perempuan, Ippei pasti sudah mencurigainya sedang datang bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOWTIME [END]
FanfictionApa yang terjadi jika seorang artis terkenal sekelas Lisa Blackpink yang tidak pernah terlibat skandal percintaan selama karirnya, tiba-tiba mendapati dirinya tertarik pada seorang atlet bisbol asal Jepang? Sekarang, sepertinya ia mengerti bagaimana...