The Party

1.1K 178 211
                                    

Suara kaca yang pecah terdengar ketika Shohei melempar kunci mobilnya sembarangan dengan penuh amarah sejenak setelah menginjakkan kakinya ke dalam kamarnya. Sepanjang wrap up party, Shohei tidak pernah menggubris satu pun pertanyaan dari teman-temannya yang menanyakan keberadaan Lisa. Topik pembicaraan yang membuat telinga Shohei serasa pengang akibat emosi dalam hatinya yang ingin sekali meluap. Bagaimana tidak, susah payah ingin melupakan Lisa, gadis itu malah muncul di hadapannya dan bahkan setelah gadis itu pergi pun, teman-temannya justru tidak berhenti membahasnya. Shohei rasanya sejak tadi ingin mengamuk saja. Semua orang menyalahkannya tentu saja karena tidak mengajak Lisa ikut ke pesta. Apakah mereka tidak berpikir bagaimana beratnya Shohei akan melewati malam pesta itu jika Lisa benar-benar ada di sana? Tidak bisakah mereka memihaknya sekali saja?

Shohei berjalan ke arah sisi tempat tidurnya menatap hasil perbuatannya. Kunci itu menghantam bingkai foto di atas nakas menyebabkannya pecah berantakan. Jemari Shohei meraih bingkai foto tersebut dengan hati serasa diremas. Di sana terlihat fotonya dengan Lisa pada akhir pertandingan All Star Game, tersenyum bahagia dan terlihat begitu serasi satu sama lain. Padahal Shohei sengaja menyimpan foto ini baik-baik agar bisa dipandang setiap malam sebelum tidur. Meski dirinya dan Lisa sudah berpisah, setidaknya dia ingin tetap mengenang hubungannya dengan Lisa. Berharap suatu saat nanti akan ikhlas dan sanggup menjalani hidup dengan normal. Lihat sekarang, bahkan foto Lisa pun sudah tidak sudi menemaninya.

Sembari mengembuskan nafas pelan, Shohei meraih sapu dan sekop pembersih kaca lalu membersihkan akibat perbuatannya sendiri dengan telaten. Dia juga kembali meletakkan foto dirinya dan Lisa ke nakas meski sudah tanpa kaca. Shohei berusaha untuk kembali menata hatinya. Semuanya akan baik-baik saja. Keputusannya untuk berpisah dengan Lisa pastilah yang terbaik. Toh, sekarang Lisa pasti sudah bahagia dengan pria pilihannya. Shohei juga harus fokus dengan pemulihannya bukan?

Lagi-lagi terdengar hembusan nafas Shohei. Pikirannya tidak sejalan hatinya.

Foto Lisa dengan pria yang hampir menciumnya waktu itu ada di mana-mana. Setiap kali Shohei membuka instagram, penampakan mereka selalu saja ada seakan menyadarkannya untuk benar-benar melupakan Lisa. Ada banyak foto mereka berdua terlihat makan bersama, menonton pertandingan bersama, menghadiri suatu acara bersama, dan banyak lagi yang Shohei rasanya tidak rela mengakui kenyataan itu. Apakah selama ini Lisa sudah sering menghabiskan waktu dengan pria itu? Katanya mereka sudah kenal lama, dan Shohei tahu pria itu juga bisa lebih berguna bagi karir Lisa ketimbang dirinya. Memang sudah benar jika Lisa berakhir dengan pria itu saja.

Shohei meraih ponselnya dari dalam saku celananya dan menelepon nomor Ippei. Dia ingin mencari sesuatu yang dapat menghiburnya dari patah hati ini. Sesuatu yang dapat membuatnya benar-benar melupakan Lisa.

***

Rosé sejak tadi tidak henti-hentinya menyodorkan tisu ke Lisa. Entah sudah berapa banyak air mata dan ingus yang Lisa curahkan malam ini atas sakit hatinya.

Jangan tanya, Rosé sudah menasehati gadis itu. Sudah. Telinga Lisa saja yang dibuat tuli jika itu sudah menyangkut Shohei. Padahal Rosé sudah menyakinkan gadis itu agar melupakan Shohei dan move on ke laki-laki lain, tapi tidak ada gunanya. Lisa hanya akan berakhir menangis lebih kencang dan menganggapkanya tidak berperasaan. Dasar bucin.

Bukankah ini sudah tidak normal? Seorang laki-laki sudah jelas-jelas menolakmu, tapi kau malah bersikeras meyakinkan dirimu bahwa dia masih memiliki rasa terhadapmu.

Masih memiliki rasa apanya.., Shohei jelas-jelas sudah move on dari Lisa. Dan sikap Lisa yang saat ini kembali menangisi laki-laki itu benar-benar hanya mencari penyakit. Rosé sebenarnya sudah bertekad meninggalkan Lisa karena muak dengan sikap lemah gadis itu, tapi nyatanya semua tekadnya hanya menjadi wacana. Rosé malah berakhir tetap berada di sisi Lisa menjadi mesin pemberi tisu untuknya. Lucu sekali.

SHOWTIME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang