Lisa as Girlfriend

1.3K 190 45
                                    

Shohei menatap layar iPad-nya dengan kening berkerut. Sejak kapan pembaruan stats di aplikasi MLB miliknya malah menampilkan tim Yankees? Ini pengkhianatan namanya. Laki-laki itu sontak menatap Lisa yang tengah tertidur lelap di tempat tidur. Semalam gadis ini terjaga sampai larut mengotak-atik iPadnya entah apa yang dilakukannya. Akan tetapi melihat penampakan iPad Shohei, sudah jelas gadis itu yang terakhir kali mengecek tim Yankees, dan bukannya Angels. Shohei mengembuskan nafas lelah. Tega sekali Lisa.

Ia memilih duduk di sisi lain tempat tidur dengan perlahan agar tidak mengganggu tidur Lisa. Jadwal keberangkatan ke Colorado dimulai pukul 10 pagi, masih ada banyak waktu sebelum bersiap-siap. Shohei menatap peringkat grup dan kecewa melihat Angels kembali di urutan ke-3. Terakhir kali timnya memenangkan peringkat grup AL West adalah tahun 2014. Kehadiran Shohei di tim belum benar-benar bisa mewujudkan hal itu kembali tercapai.

Lisa mengerjap membuka mata dan menyadari kehadiran Shohei di sampingnya. Perlahan gadis itu mendekat dan memeluk Shohei masih dalam posisi berbaring. Shohei sendiri tanpa mengalihkan pandangan dari iPadnya bergerak mengusap rambut Lisa lembut. Jelas gadis itu masih sangat mengantuk.

"Sho," lirih Lisa.

"Emm?"

"Could you please order breakfast for us coz I don't feel like cooking right now,"

Tangan Shohei beralih mengusap pipi Lisa. "There's no need. Ippei sudah menyiapkan sarapan untuk pagi ini,"

Lisa sontak mengangkat wajahnya sedikit. "Ippei-san sudah melakukan itu sejak terakhir kali makan bersama kita. Kurasa ia tersinggung karena kau menegurnya waktu itu,"

Shohei menggeleng tidak setuju. "Dia melakukan itu untukmu. Ippei tidak pernah memasak saat kau tidak ada. Dia menyuruhku memasak sendiri,"

"Benarkah?" tanya Lisa ragu dan dibalas oleh anggukan mantap dari Shohei.

Shohei tidak memberitahu alasan sebenarnya bahwa Ippei trauma dengan masakan Lisa.

"Jam berapa kau tidur semalam?"

Lisa menggeliat meluruskan otot tubuh lalu kembali memeluk Shohei. "Aku tidak ingat. Terlalu keasyikan mempelajari daftar tim,"

"Maksudmu Yankees?" Nada suara Shohei jelas terdengar tidak senang.

Lisa mengendikkan bahu. "Aku tak ingat. Sudah terlalu mengantuk mengecek satu-persatu, dan mungkin memang benar berakhir di Yankees,"

"Jadi bagaimana?" ujar Shohei kembali meski dengan mood yang sedikit kesal.

"Mereka semua keren. Itu membuka mataku bahwa ada banyak pemain hebat selain dirimu dan pemain Angels,"

"Duh. Obviously. Aku tidak pernah mengklaim diriku hebat. Aku hanya sangat menyukai bermain bisbol sejak kecil,"

Lisa mengangguk mengiyakan hal tersebut. Mana peduli Shohei dengan ketenaran.

"My favorite teams so far--outside of Angels--are Dodgers, Padres, Braves, and Yankess. Well, Rays is so cool as well,"

Shohei mengangguk setuju mendengar daftar itu.

"Kau bisa memilih salah satu di dalam daftar,"

Jemari Shohei terhenti dari menyentuh layar iPad. Ia melirik Lisa yang juga saat ini menatapnya serius. "Aku penasaran tahu!" keluh gadis itu sebelum akhirnya bangkit dari pembaringan dan duduk di samping Shohei.

Shohei tidak menggubris, kembali dengan kesibukannya menatap video dirinya melakukan lemparan sebagai bahan pengamatan untuk tugasnya menjadi pelempar bola nanti. Sejak kalah waktu itu, Shohei bertekad akan belajar lebih baik lagi.

SHOWTIME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang