"No. Lisa, you are not going anywhere."
Lisa menghela nafas berat. Ia menatap Bambam yang balas menatapnya penuh kekhawatiran. Itu adalah reaksi sahabatnya yang sudah ia anggap layaknya saudara sendiri ketika ia mengatakan akan berangkat ke Miami siang ini.
"Aku mengerti kau merasa bersemangat karena ini yang pertama kalinya bagimu, tapi sepertinya kau melupakan kenyataan bahwa kau adalah seorang artis terkenal,"
"Bam, aku akan menelfon Chae, Jennie dan Jisoo eonnie--,"
Bambam mengusap rambutnya frustrasi. Ia berjalan mondar-mandir di depan Lisa yang tengah ia sidang terduduk lemas di sofa.
"Lantas? Ini soal agensi. Skandal. Rumor! Dan fakta aku yang mengajakmu ke Jepang!" Bambam kali ini menutup wajahnya seperti menyesali hidupnya. "God, sajangnim dan para sunbaenim jelas akan membunuhku karena ini,"
Lisa menatap Bambam tidak enak. Apa yang dikatakan sahabatnya memang benar seratus persen. Tapi Lisa sudah dewasa dan dating ban sudah berakhir. Lisa bahkan sudah diizinkan bergaul dengan siapapun termasuk berkencan. Hanya saja dirinya tidak tertarik menjalin hubungan dengan idol Korea Selatan meski banyak yang mengajaknya berkencan. Lisa hanya tidak suka menghadapi fans penganut BIM, ia sudah cukup lelah menghadapinya selama ini.
Dan meski Shohei Ohtani juga terkenal, setidaknya fansnya lebih terbuka. Walaupun Lisa yakin, akan tetap ada para haters yang mengaku Blink, tapi akan menghujat dirinya nanti. Lisa yakin itu. Namun, setidaknya ia hanya perlu menghadapi fake Blink, tidak perlu ditambah para BIM. Terlalu berat rasanya.
"Tidak akan ada yang tahu," ujar Lisa kemudian meski sedikit tidak yakin dengan kata-katanya sendiri.
Bambam mendengus menatapnya. "Really, Lisa? Kau diam-diam pergi saja para fans langsung mendapat fotomu dan menyebarnya di berbagai tempat. Mata-mata bukan hanya Dispatch atau paparazi, tapi fansmu sendiri,"
Bambam lagi-lagi benar, tapi Lisa harus pergi. Ini mungkin kesempatan terakhir bersama Shohei sebelum opening day MLB. Lisa juga sudah berjanji akan menonton pertandingan final.
"Aku ingin menonton final Shohei,"
"God," Bambam terduduk lemas di sofa.
"Bam, kau dan Mina bisa ikut. Shohei memesan jet,"
Bambam menatap wajah Lisa kali ini dengan ekspresi benar-benar serius. "Ini benar-benar bukan seperti Lisa yang kukenal. Ke mana perginya gadis yang selalu berhati-hati dan penurut? Gadis yang menempatkan karir di atas segalanya,"
"Bam,"
Bambam menggeleng kencang. "Ini sangat berbahaya, Lisa. Aku tidak mengajakmu ke Jepang untuk membuang karirmu seperti ini. Kita menonton pertandingan kemarin dan tidak ketahuan aku yakin hanya karena keberuntungan. Dan itu tidak akan terjadi dua kali,"
"I am so sorry. Kau pasti sangat khawatir," Lisa meraih Bambam dan menyandarkan kepalanya pada bahu sahabatnya tersebut.
Tangan Bambam terangkat dan mengusap kepala Lisa penuh sayang. Ia tahu betul kesulitan yang Lisa rasakan selama menjadi idol. Hampir setiap hari mereka saling curhat dan berbagi kesedihan. Bambam hanya tidak ingin semua pengorbanan yang Lisa berikan berakhir sia-sia begitu saja hanya karena perasaan sesaat. Lisa dan Shohei bahkan belum kenal begitu dekat. Belum tentu juga mereka akan endgame, kan?
"Tapi aku harus pergi, Bam,"
Bambam mengangkat wajahnya menatap Lisa tidak percaya. Sejenak tadi ia pikir perdebatan ini sudah berakhir.
"Aku masih dalam masa libur, dan aku akan memberitahu semua member tentang hubunganku dan Shohei, termasuk memberitahu sajangnim, "
Bambam ingin menyela tapi Lisa lagi-lagi menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOWTIME [END]
FanfictionApa yang terjadi jika seorang artis terkenal sekelas Lisa Blackpink yang tidak pernah terlibat skandal percintaan selama karirnya, tiba-tiba mendapati dirinya tertarik pada seorang atlet bisbol asal Jepang? Sekarang, sepertinya ia mengerti bagaimana...