15; ADAM

2 1 0
                                    

Pagi ini, Keyies sudah menyiapkan nasi goreng dan beberapa lauk lauk kecil lainnya.

Ia naik ke atas, tepatnya ke kamar. Ia naik ke atas tubuh Aditya, kemudian memainkan jari telunjuknya di dada Aditya, kemudian memanggil manggil nama cowok itu.

"Dausss, bangun sayanggg bangun! Aku udah masak nasi goreng buat kamu, aku masaknya pake cintaaaaa" Ucap Keyies kemudian mengecup singkat pipi Aditya.

Aditya hanya terkekeh kecil, kemudian bangkit dari tidurnya, duduk di samping Keyies kemudian membawa Keyies kedalam pelukannya.

"Ayo sayang kamu mandi, terus aku siapin meja makannya, okeee?" Ucap Keyies sembari memiringkan kepalanya menghadap Aditya.

"Iya, sayang"

Selesai makan, kedua sejoli itu duduk disofa ruang tamu apartemen Aditya.

"Daus, kamu ga akan ninggalin aku kan?" Tanya Keyies sembari menatap mata Aditya.

Aditya menoleh, kemudian tersenyum kecil. "Nggak akan, mungkin"

"Ish, kok kamu gitu sih, jawabnya..." Ucap Keyies dengan nada sedih, ia menatap manik Aditya lekat.

Aditya mengelus helai helai rambut milik Keyies, "Aku nggak mau janji sama kamu, Keyies. Aku takut ga bisa nepatin janji itu"

Keyies tersenyum kecil, ia semakin yakin, Aditya sangat tulus dengannya. Lelaki seperti Aditya sangat langka, kebanyakan cowok suka membuat janji palsu, sedangkan Aditya takut berjanji karena ia takut mengingkari janji itu.

Keyies yakin, ia tidak akan pernah menemui Aditya diorang lain.

"Makasih yaa, Daus. Kamu, kamu bener bener baik, kamu sempurna, Us" Entah untuk yang keberapa kalinya Keyies mengatakan kalimat sempurna kepada Aditya, tapi ayolah Aditya tidak pernah bosan mendengar itu dari Keyies.

"iya, sayangku"

"Keyies, sore ini jam 3 aku ke lab buat praktek, aku pulangnya jam lima. Kamu berani sendiri di rumah? atau mau ikut kumpul temen temenmu dirumah Adam?" Keyies membulatkan matanya, Adam sudah pulang dari Belanda?

"dia udah pulang, Us? kamu tahu dari mana?" tanya Keyies.

"dia hubungin aku, Yes. katanya nomor kamu ga aktif"

"hehe, hape aku matiin sayang hehe"
***
Ibrahim menghempaskan batu ke kaca besar didalam kamarnya. Suasana kamar Ibrahim benar benar berantakan sekarang.

"IBRAHIM ATHEGRAL SANDRAKSA! BUKA PINTUNYA ATAU SAYA DOBRAK!" Ucap Gafar dari luar sana.

Ibrahim tetap tidak membukakan pintu kamarnya, alhasil, Gafar mendobrak pintu kamar Ibrahim.

"Ibrahim! Saya yang menjalankan rencana ini demi kamu! Dan sekarang malah kamu yang merasa paling gagal! " Bentak Gafar dihadapan putra semata wayangnya ini.

"Aku udah bantuin Papa! Aku udah bantu sekap Keyies malem itu dan bawa ke kantor Papa!"

BUGH

Gafar memberikan satu pukulan dirahang sebelah kiri Ibrahim, akibat itu Ibrahim tersungkur dan memegangi rahangnya yang terasa benar benar ngilu. "Pah?" gumam Ibrahim gemetar.

"Demi dendam kamu, Ibrahim. Kantor saya hancur akibat BFG, aki-"

"PAPAH YANG NGATUR RENCANA!" Bentak Ibrahim kepada Gafar. Gafar berhenti, kemudian menarik kerah baju Ibrahim. "Tidak tahu terimakasih, anak sialan!"

Gafar melangkah keluar kamar Ibrahim. Ibrahim bangkit dari duduknya, kemudian berdiri dengan nafas terengah engah. Seseorang memasuki kamar Ibrahim, kemudian menatap Ibrahim dengan tatapan datar.

SEMESTAKU, DITYAUS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang