Sama part kali ini jangan bingung yaaa, baca baik baik biar ga bingung hehehee.
hepi ridinggg
***
Aditya menggenggam kuat botol alcohol ditangannya. Keyiesnya sedang tidak baik baik saja, sedangkan ia tidak bisa berbuat apa apa.
"Ibrahim Athegral Sandraksa" desisnya pelan sembari menatap lurus kearah samsak dihadapannya sekarang.
"Aditya Firdaus! keluar atau gue bilang ke tante Terana!" teriak sepupunya diluar sana. Aditya sama sekali tidak mendengarkan ucapan dan teriakan Henra dari luar sana.
"KAK! BUKA!" Kiya berteriak.
"DIAM!" bentak Aditya tidak suka. Aditya masih dengan sikap tempramentalnya, tidak bisa mengendalikan emosi bahkan dengan adiknya sendiri.
"jelasin masalah lo, Dit"
"Ra, lo cuman bisa dengerin cerita gue tanpa ngasih jalan keluar. Dan cerita ke lo, itu ngebuang waktu gue banget" sahut Aditya. Ayolah, ia hampir tidak sadar sekarang.
Henra hampir saja mendobrak pintu, namun segera ditahan oleh Terana. "ga usah, Nak. biar tante yang ngomong sama Aditya" ucap Terana pelan.
"Adit. keluar" ucap Terana pelan. Tidak ada respons sama sekali dari anak sulungnya itu.
"Maafin Adit, Nda" ucap Adit dengan suara serak, tangis Aditya mulai pecah. Aditya setengah sadar, ia malu dengan kelemahannya sekarang. "Adit gagal lagi, maafin Adit"
"Kak, Aditya mabuk di dalem, Bang Jian udah cek dari jendela tadi" ucap salah satu adik Terana.
"ada orang yang dari tadi nelfon kamu, Nak. Bunda gatau siapa, namanya Faryan Bahaswara Kalandra. dia siapa?" tanya Terana pelan. suara tangis Aditya seketika menghilang, Aditya membuka pintu itu, kemudian dengan sempoyongan pergi keluar menghampiri telfon tadi.
"dimana Keyies, om?" tanya Aditya sedikit tergesa gesa dengan suara bergetar.
"aman aman, Faryan juga aman sama gue" rahang Aditya mengeras mendengar suara orang yang menjawab telfonnya.
"SANDRAKSA, BERHENTI GANGGU GUE, SIALAN"
***
Aditya menambah laju motornya, ia pulang terlebih dahulu ke Jakarta setelah mendapat telfon dari Gafar Sandraksa, ayah Ibrahim. Sekarang, Aditya dan Keyies sudah terlanjur masuk kedalam dunia permainan Faryan dan Gafar.
Alasan Ibrahim terhadap Aditya bukan hanya tentang masa lalu keduanya, namun juga masa lalu kedua ayah mereka. Agrar Firdaus, ayah Aditya sudah tiada, dan sasaran balas dendam Gafar sekarang hanyalah Aditya.
Faryan Bahaswara Kalandra, Agrar Firdaus, dan Gafar Sandraksa. ketiganya mempunyai hubungan pertemanan yang cukup baik. Namun, suatu kejadian membuat ketiganya saling memusuhi. Bom buatan Gafar awalnya hanya menjadi bahan candaan bagi Faryan dan Agrar, merasa diejek oleh kedua temannya ini, Gafar mengambil keputusan yang sangat amat fatal.
ia menaruh bom yang diberi nama "blast from god" itu meledak tepat dirumah Faryan dan juga Agrar. Gafar Sandraksa, melarikan diri ke kota Martapura, Kalimantan Selatan. namun saat Ibrahim lahir, ia nekat kembali ke kota Jakarta dan benar benar tidak bertemu dengan Agrar ataupun Faryan.
namun sayang, ia bertemu kembali dengan Faryan. Faryan memaafkan kesalahan Gafar dimasa lalu, dan memberi tahu bahwa Agrar telah tiada. Dari pertemuan itu, Keyies dan Ibrahim mulai berteman tanpa mengetahui masa lalu kedu orangtua mereka.
"Bapak memang cowok berengsek dan gue gaakan jadi Bapak. tapi, Agrar Firdaus tetap Bapak gue, tetap cowok pertama yang adzanin gue waktu gue lahir. Dan sekarang, Aditya Firdaus gaakan tinggal diam dengan kekacauan yang dirasakan Firdaus sekarang. Bapak tenang aja, ya? Aditya gaakan gagal lagi ngejaga cewek yang berharga dihidup Aditya. Dan Aditya bakalan nyelamatin sahabat Bapak dulu"
***
"Adit, jangan gegabah. orang yang lo hadepin bukan orang sembarangan" ucap Lana dari walkie talkie yang dipegang Aditya sekarang. "Gue gabisa sendiri, mereka terlalu banyak"
"lo cabut dulu, ke markas, wkwk, markas gue bilangnya. udalah, buruan kesini, kita atur semua dan gue kumpulin semua disini"
***
"bukan yang pertama kalinya kan, Dit?" tanya Bara kemudian tertawa kecil. Adit hanya mengangguk pelan.
"kita ngapain? ada money nggak?" tanya Jean jahil. "aman itu mah, Lana kan banyak" sahut beberapa orang lainnya.
disini, sudah ada Aditya, Lana, Bara, Jean, Dantra, Arya, dan Geo. tujuh orang teman Aditya yang selalu siap menghadapi semua masalah yang salah dua orang diantara mereka alami.
"tugas gue apa?" tanya Jean lagi.
"Je lu diem dulu deh" tegur Dantra kesal.
"Gafar bukan orang biasa, kalo diluar negeri sih kita bilangnya kayak agen CIA. Jadi, gue butuh beberapa peran. Dan gue harap semua ada diantara kita" ucap Bara.
"kita ga bisa asal masuk ke kantor Gafar, penjagaannya ketat dan cuman orang orang yang Gafar kenal bisa masuk kesana. Jadi, kita bisa masuk, tapi dengan cara paksa. Gue udah suruh Geo sadap beberapa kamera CCTV dekat kantor Gafar, dan gue udah bisa prediksi, bukan hal yang mudah buat kita bisa masuk kesana"
"paling ga, gue butuh 3 ataupun 4 orang buat nyamar kesana dan langsung ngabisin mereka satu satu. Jangan lupa, mereka bukan cuman pasang badan, tapi juga siaga banyak pistol dan amunisi. dan gue buntu masalah senjata" lanjut Bara menatap satu persatu temannya.
"wtf man? lo semua lupa siapa bokap gue? really?" tanya Arya tak habis fikir. Ayah Arya adalah seorang tentara yang sebentar lagi pensiun, dan masalah koleksi senjata dan amunisi, Arya punya banyak, sangat banyak.
"i pretend with that. gue, Adit, Lana sama Dantra bakal pergi ke kantor Gafar, Geo Jean lo berdua harus bisa mainin computer dan pastiin semua kamera udah lo berdua sadap. Matiin akses petugas ke CCTV, dan ambil alih kendali CCTV jadi ditangan lo berdua." usul Bara.
"Gue?" tanya Arya
"lo pergi ke Gudang senjata bokap lo, secepatnya, Ya. karna gue sama yang lain gabisa kesana dengan tangan kosong" Arya mengangguk paham. kemudian, cowok bertubuh kekar itu mengambil kunci mobilnya dan segera melakukan tugas.
"Dit, Keyies sama Om Faryan disekap dikantor Gafar? bukannya dibangunan bekas perusahaan bokapnya Ibrahim dulu, ya?" tanya Jean sembari memainkan rubiknya.
"Geo udah lacak itu, dan lokasinya nunjukin mereka semua ada di kantor Gafar" sahut Aditya.
"Lo semua ga punya banyak waktu buat ngabisin orang orang dilantai bawah, karna Gafar juga punya banyak pengawal didalam ruangannya. belum lagi lo semua cari tempat Keyies sama Om Faryan disekap. Yakin cuman bawa pistol?"
"cuman itu yang bisa kita bawa, kalo perlu gue bakalan cari Blast From God dikantor Gafar"
"lah? masih diproduksi sama dia tu bom?" tanya Jean. Aditya mengangguk.
"gue balik bawa sesuatu yang belum pernah lo semua lihat sebelumnya" Arya membuka bagasi mobil Hummer nya kemudian mengeluarkan tas hitam berisi satu bola berukuran sedang.
"Blast From God in here, man!"
Jean melempar rubiknya kesembarang arah, kemudian ikut berkumpul dimeja dengan yang lainnya. "what the fu---, gila? lo dapetin dari mana, anjir"
"c'mon guys, that's easy for me"
***
wah wah wahhh, asik nihh.
HALLOOO.
gimana kabar kaliann? semoga sehat terus yaaa.
buat cerita kali ini aku bakaln cepet cepet end biar bisa bikin sequel Naya & Rafael, sekalian revisi cerita sebelumnya juga.
insyaAllah cerita kali ini bakalan lebih bagus dan lebih rapih, hehee.
jgn lupa follow akun ig aku [ @urgfllwrs ]
disitu aku juga selalu update Daily Chat Keyies & Aditya, setiap hari aku up disana okee.
follow jugaa akun ig dua sejoli kita ges😹
[ @yradityafirds ]
[ @keyieskalandraaa ]

KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTAKU, DITYAUS [HIATUS]
Teen Fiction"Kamu lucuu, aku sukaa" - Keyies Kalandra. "Aku pantes ngedapetin cewe selucu dan sesempurna kamu, Key?" - Aditya Firdaus singkat saja, ini kisah Aditya Firdaus dan Keyies Kalandra. Pasangan yang saling menyayangi hingga akhir hidup mereka. Namun...