17; SATU SEKOLAH

1 1 0
                                    

Aditya menggoyangkan tubuh Keyies, keduanya harus bersekolah pagi ini. Hari ini adalah hari pertama Keyies bersekolah setelah kejadian kemarin.

"Keyies, mau tau sesuatu nggak?" tanya Aditya yang sekarang tengah mencari sesuatu didalam lemarinya. Keyies yang sedang menggunakan sunscreen menoleh kemudian menjawabnya dengan berdehem menggunakan nada bertanya.

"Coba lihat, ini seragam SMA mana?" Keyies menoleh, kemudian membulatkan matanya lebar. Ia kemudian menghampiri cowok itu, ia terkejut bukan main saat mendapati Aditya tengah mengenakan seragam khas SMA Distarnia Jakarta.

"DAUSSSS KAMU PINDAH KE SEKOLAH AKU?!" tanya Keyies heboh. Aditya mengangguk, "Ga cumin aku yang pindah, temen temenku yang kemarin ikut nyelamatin kamu juga ngikut pindah ke Distarnia"

"Biaya pindahnya gimana, Us? Maksud aku seragam seragam gitu, buku buku paket yang harus ditebus, kan Distarnia lumayan mahal Us" Aditya terkekeh ringan, kemudian mendekat ke arah Keyies dan berdiri tepat di hadapan Keyies.

"Om Dega pemilik sekolah, dia bokapnya Arya. Ya sekalian itu dibayarin sama Arya biayanya"

"kamu juga?" Aditya menggeleng. "aku bayar sendiri, ga enak sama Om Dega"

Jujur, Keyies sedikit takut Aditya satu sekolah dengannya. Secara ia tahu, lelakinya ini sangat tampan, sedangkan SMA Distarnia tidak mempunyai most wanted seperti SMA lain. Ditambah teman teman Aditya tidak ada yang tidak tampan, Keyies mengakui hal itu.

"Ayo berangkat, Us"

"bentar, anak anak kesini, kita berangkat bareng. Sekalian nanti kamu temenan aku sama yang lain ke ruang kepsek,"

Keyies mengangguk, "Heh, Daus. Nanti makanya datar datar aja ya, galak galak, kayak pas pertama kamu ketemu aku. Jangan centil, cewe Distarnia gatel gatel!"

***

Keyies turun dari motor Aditya, diikuti Arya, Lana, Bara, Jean, Geo, dan Dantra. Keyies juga sudah berkenalan dan sudah tidak canggung lagi dengan ke-enam teman Aditya. Banyak pasang mata menatap sinis ke arah Keyies sekarang, namun Keyies lebih memilih tidak memperdulikan hal itu.

"Erga, Adipa sama Adam mana, ye?" tanya Arya kemudian memasukan permen lunak kedalam mulutnya. Tak lama, ketiga orang yang dicari tadi pun dating, tak lupa ada Nara dan Mbi di antara mereka.

"Aw, cewek" goda Lana kepada Nara, Nara tersenyum kecil kemudian berlindung dibelakang Adam. Adam memberikan satu pukulan dilengan Lana. "Cewek gue, setan"

Lana mengambil sikap hormat menghadap Adam, jujur ia tidak tahu. "Wah, pacar elu ye. hehe, sori, Dam. gue kira single, awokwowk"

"Boleh aku kenalin temen temen aku ke kalian?" tanya Keyies. Keyies sengaja menggunakan bahasa aku-kamu dengan teman teman Aditya agar terkesan lebih sopan, karna memang Aditya dan teman temannya sudah kelas dua belas sekarang, sedangkan ia masih dikelas 11.

"Ini Mbi, terus ini Nara" ucap Keyies memperkenalkan teman temannya. Adam memutar bola matanya malas, "harus nih gue pake aku kamu juga ngomong sama kakel?"

"Idih, cewek Adit kok elu yang sewot" ucap Arya bercanda, Adam hanya tertawa mendapat candaan itu.

Ada segerombolan cewek mendatangi mereka, tepatnya mendatangi Aditya dan teman temannya. "Ehhh Kak kalian anak baru ya? ayo sini Marya temenin ke ruang kepsek" ucap salah satu cewek itu centil, terutama kepada Aditya. Satu cewek lainnya bergelayutan dilengan Lana, Lana meladeni hal itu dengan cara yang sama, dasar playboy.

Satu cewek lagi hendak menyentuh lengan Aditya, dengan cepat ditengakis oleh Keyies. "Babi, jauh jauh lo, anjing. Gatel gatel cowok gue kena tangan lo" Aditya menahan tawanya, kemudian menggenggam erat tangan Keyies.

"sama Aa Lana aja sini, sayang" Dantra dan Bara reflex hendak muntah mendengar ucapan Lana. "Heh, dik adik, saran gue sih gausah deket deket Lana apalagi Bara, bau soalnya kaga mandi"

"Lo yang ga mandi, anjir"

"APAAN YA GUE DIBAWA BAWA" ucap Bara nyaring.

"Us, ayo ih ke ruang kepsek, males banget disini" ucap Keyies gelisah dengan sekelompotan cewek yang masih saja berdiri menatap centil ke arah Aditya.

"ngapain ke ruang kepsek, ke ruang bokap gue aja udah. Pak Jojo kaga masuk hari ini" orang yang dimaksud Arya tadi adalah kepala sekolah SMA Distarnia.

"Wakilin gue, Bar. Plis, gue lagi pacarana sama Dedek Jena ini, plis ya wakilin gue aja" Bara menendang kaki Lana, membuat cowok berkulit sawo matang itu meringis pelan. "Elah monyet" umpatnya pelan.

"Dadah adaek adekku sayang, kami pergi dulu ya, see u sayangku!" ucap Lana menggema.

***

"Eeeh, Om Dega, boleh request nggak?" tanya Keyies kepada Dega yang tengah mengurus berkas berkas pindah tujuh lelaki ini. Keyies juga tidak terlalu canggung dengan Dega, karna sesekali sudah pernah bertemu dengan Dega saat Ayahnya, Faryan bertemu dengan Dega.

"Request apa, Key?" tanya Dega.

"Daus sama temen temen dia masukin di kelas yang ceweknya sedikit, kalo bisa yang ceweknya ngga ada," ucap Keyies sembari melipat kedua tangannya didepan dada. "Posesip banget, euy!" celetuk Arya.

"Hadeh, yang penting temen temenmu setuju ini, gampang masalah kelas,"

Sebelum Keyies bertanya, Aditya sudah lebih dulu mengangguk hangat, hal itu membuat pipi Keyies memerah. Arya berdecak kesal melihat dua bucin ini, "ntar dolo bucinnya!"

"kalian ada yang keberatan?" tanya Keyies.

Semuanya menggeleng, kecuali Lana. "Kak Lana kenapa? kalo ngga setuju, yaudah, engga apa apa" Aditya melemparkan tatapan tajam kepada Lana, Lana mendengus kesal.

"Iye iye, setuju gue"

***

Keyies memanjangkan lehernya mencari jawaban kesana kemari, otaknya benar benar mumet sekarang. "Nar. Nara! nomor lima sampe sepuluh apa?" Sial, ia berbisik terlalu nyaring. Bu Ida yang mengejar dikelas itu langsung menatap tajam ke arah Keyies.

Keyies menepuk pelan jidatnya, kemudian tersenyum kecil ke arah Bu Ida. Nara melemparkan tatapan maaf kepada Keyies, meskipun ia tidak salah.

"Keluar kamu, Keyies! berdiri di lapangan sampai jam istirahat!"

***

Aditya dan Dantra berjalan melalui koridor koridor lantai bawah, sepulang dari toilet kedua anak itu berniat pergi ke koperasi. Mata Aditya tak sengaja mendapati Keyies yang berdiri sembari hormat ke tiang bendera, dapat Aditya lihat Keyies sangat kepanasan Disana.

"Ntra, gue kesana sebentar" Dantra berhenti, kemudian menunggu Aditya sembari menatap kedua sejoli itu ditengah lapangan. Keyies terkejut dengan kedatangan Aditya, ia dengan cepat memeluk erat cowok itu.

"Daus, capek. Panas" ucap Keyies mengadu, Aditya memberikan hoodie hitam besarnya kepada Keyies, kemudian memasangkan kepada gadis itu. "Penutup kepalanya dipake, supaya ga panas" ujar Aditya datar.

"Kenapa dihukum?" tanya Aditya

"hehe, aku ketahuan mau nyontek sama Nara, abisnya aku gatau jawabannya" Keyies menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Lain kali jawab sebisa kamu, jangan nyontek. Ga baik. Ini kamu dihukum sampe kapan?"

"istirahat, Us. kamu nanti pas bel istirahat kesini ya? jangan ke kantin duluan, aku capek" ucap Keyies dengan nada kelelahan. Aditya mengangguk samar, kemudian mengelus rambut cewek itu sebelum melambaikan tangan kembali ke Dantra.

***

1045 word's

SEMESTAKU, DITYAUS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang