7

2.5K 294 24
                                    

"Bagus ya, ayah kira pindah sekolah perlakuan kamu akan lebih baik kenapa masih sama?"

Lisa yang baru saja membuka pintu rumah lantas menghela napas. Tubuh nya sudah sangat lelah sekarang, kenapa ayah nya pulang? Pasti akan banyak ceramahan malam ini.

"Zora baru sampe, capek. Ngomel nya besok aja ya yahh?"

"Besok ayah pergi lagi, jangan masuk kamar sebelum ayah selesai bicara Zora. Duduk!" Titah ayahnya tegas

Lisa berdecak kesal, dengan langkah yang malas ia duduk didepan ayahnya. Gadis itu mengeluarkan permen loli di sakunya dan memakannya santai, menghiraukan sosok yang terlihat menahan amarah sekarang.

"Ayah udah dapet tiga kali panggilan dari sekolah, kamu baru aja pindah Zora. Kamu itu perempuan, ngapain jadi brandalan kek gitu hah? Mau jadi so'jagoan?"

"Apasih yah, aku gak ngerti"

"Kmu selalu telat datang sekolah, ngerusak fasilitas sekolah, gak pernah fokus dalam pelajaran, bahkan berkelahi sama seorang laki-laki? Udah gilaa kamu. Dan sekarang bolos sekolah, malah sama tunangan kamu lagi. Mau bikin malu ayah?"

"Malu? Ayah malu punya anak kek aku? Yaudah buang aja, aku bisa kok ngurusin diri aku sendiri. Lagi pun kalau aku gak jadi anak ayah, aku gak akan terlibat perjodohan itu kan?"

"Zora!!"

Lisa berdecih "what? There is something wrong?"

"Kenapa selalu bahas tentang itu sih? Ayah lagi bahas sikap kamu bukan persoalan yang lain"

"Aku kek gini karna ayah yang gak bisa didik aku. Dari kecil ayah sering ninggalin aku sendirian di rumah. Yang aku punya cuman ibu sama kakek tapi mereka berdua pergi. ayah selalu sibuk dengan perusahaan sialan itu"

"Ayah sibuk karna demi kebutuhan hidup kita Zora. Soal pertunangan atau perjodohan itu bukan kemauan ayah tapi kakek kamu, dia yang pengen itu. Kamu sendiri kan yang denger permintaan kakek kamu itu? Lantas kenapa selalu ayah yang kamu salahin?" Sang ayah mengusap wajahnya prustasi

"Oke fine, persetanan dengan pertunangan itu yang sekarang selalu Zora permasalahin adalah ayah yang selalu tinggalin Zora"

Ayahnya menghela nafas panjang, Lisa memang memiliki sikap yang sedikit childis. Ia mengerti karna sedari kecil putrinya ini tak menerima banyak kasih sayang darinya. "Zora, kamu sudah besar seharusnya kamu mengerti. Ayah minta maaf kalau kamu sampai merasa kurang kasih sayang dari ayah. Tapi ini demi kamu juga"

"Ya ya ya terserah. Zora capek yah" Lisa hendak berdiri namun ayahnya memegang tangannya

"Jangan libatkan Jeidan Kafsa Alvaro dalam kenakalan yang kamu buat. Setidaknya nama kamu harus baik dihadapan keluarga Jeidan"

Lisa tertawa kecil "yah, anak yang ayah sebut itu lebih parah dari aku. Ayah pun tahu kan kasus-kasus dia? Tapi kenapa harus aku yang diatur sana-sini?"

"Kamu perempuan. Kamu harus-"

"Ya kalau aku perempuan kenapa hah?! Aku pun pengen bebas yah! Bukan cuman kakek tapi mereka juga yang pengen pertunangan ini kan? Yaudah, mereka harus Nerima aku apa adanya. Aku gak suka dikekang, aku punya hidup aku sendiri yah" final Lisa yang menghempaskan tangan ayah nya kasar lalu pergi menuju kamar nya

Sebenarnya Lisa tidak mengerti, mengapa dirinya sebenci itu terhadap ayahnya. Apakah karna ia yang selalu merasa tak punya figur ayah dalam hidupnya? Sedari kecil ia hanya bersama ibu dan kakeknya. Saat perusahaan lama belum bangkrut ayahnya itu masih sering pulang, tapi semenjak bangkrut dan bekerja bersama perusahaan ayah nya Jeka ayahnya jadi semakin tak pernah pulang. Lisa benci itu.

Bad + Bad | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang