"Lo kenapa minum-minum kek gini sih? Muka Lo Ampe merah" Jeka datang mampir ke rumah Lisa karna gadis itu tak bisa dihubungi
"Pengen aja, Lo aja suka minum-minum masa gue gak boleh" Lisa menyandarkan kepalanya pada kursi
Mereka berdua duduk dilantai, di depan nya ada meja yang cukup berantakan dengan tv yang menyala.
"Udah cukup, Lo mabuk" Jeka hendak mengambil botol yang di pegang Lisa namun gadis itu menahan nya
"Apa sih, jan lebay deh"
"Lo mabuk pasti gara-gara gue ya? Lo masih inget tentang masalah kemarin?"
Lisa menyipitkan matanya "gue yang mabuk kok Lo yang ngelantur sih haha"
Dengan gerakan pelan Jeka mengangkat tubuh Lisa untuk duduk di pangkuan nya, jika ayah gadis itu pulang dan melihat kekacauan ini bagaimana? Lisa pasti akan dimarahi.
"Kalau dendam ya bales gue Zora, jangan malah nyiksa tubuh Lo sendiri. Ajak siapapun itu dan cium dia depan gue langsung, gue gak bakal marah. ayo sakitin gue Zora"
"Kalau gue kek gitu berarti gue gaada bedanya sama masalalu Lo, itu trauma lo kan?" Lisa bersandar pada dada Jeka "Gue gak suka tubuh gue disentuh sembarangan orang, lagi pun gue tahu Lo bakal lebih sakit kalau liat kondisi gue kek gini" sambung Lisa seraya terkikik
Jeka menghela nafasnya, ia mengambil botol yang ada di tangan Lisa lalu meneguknya hingga habis.
"Ihh kok dihabisin sih, itu botol terakhir jekaa"
"Apa yang harus gue lakuin Zora? sumpah demi apapun gue gak punya rasa sama Ruby" Jeka menangkup kedua pipi Lisa sebentar lalu tunduk untuk mengecup leher jenjang gadis itu
"Jujur gue emang kangen dia, waktu itu gue juga gak tahu apa yang membuat gue diam saat Ruby sentuh gue, persetan dengan jebakan gue ngaku gue salah karna gak ngelawan waktu itu" pemuda itu menenggelamkan wajahnya pada leher Lisa
"Gue emang bego Zora. Ayo bales gue, bales gue Zora! Sakitin gue separah apapun yg Lo bisa.. gue bakal terima Zora"
Meski kepalanya terasa berat dan pusing namun kesadaran nya tetap ada. Lisa mengusap rambut belakang pemuda itu, hanya diam tak berbicara apapun. Ia membiarkan Jeka mengecupi lehernya dan meninggalkan jejak disana, bahkan sebelah tangan Jeka sudah masuk kedalam kaos nya namun Lisa tetap berguming tak bergerak sama sekali.
"Zora, gue-"
"Cukup Jeka." Balas Lisa saat Jeka mengangkat wajahnya dan menatap kearah nya
"Dengan Lo udah tumbangin gang Leon, bahkan Lo nyakitin Ruby dengan tangan Lo sendiri.. itu.. itu udah cukup buat gue" Lisa menangkup sebelah pipi Jeka
"Gue bisa aja balas perbuatan Lo, tapi untung nya buat gue apaan? Gaada.. buang-buang waktu yang ada. Lo ada di sisi gue aja itu udah cukup buat gue"
"Yaudah.. pukul gue Zora. Lampiasin sakitnya ke gue"
Lisa tertawa pelan, sebenarnya ia mewajarkan jika Jeka masih melirik kearah Ruby. Gadis itu yang membuat karakter Jeka seperti ini, bahkan Jeka menyukai kehidupan nya yang gelap itu. Ruby juga yang membantunya membentuk gang motor dan memberikan namanya, bahkan nama gang itu masih tertera di dada Jeka dan anak-anak yang lain.
Mereka berdua kenal dan menjalin hubungan tak singkat, pasti banyak hari menyenangkan yang keduanya lewati. wajar jika Jeka masih mudah terpengaruh. Lisa memang marah, wajar juga kan? Tapi melihat Jeka yang berprilaku seperti ini, bahkan sampai rela menghajar Ruby dengan tangannya sendiri membuat Lisa sadar, bahwa pemuda itu memang terbawa suasana. Dari pada membalas dendam ia hanya ingin melihat sudut pandang yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad + Bad | Lizkook
Teen FictionKatanya negatif ketemu negatif hasil nya positif, jadi? bagaimana ketika dua berandalan itu yg sama sama redflag malah terikat dalam sebuah ikatan pertunangan? "Gue gak mau orang lain tahu kalau Lo tunangan gue" "Santai aja kali, gue juga gak Sudi n...